Sweeter than Sugar

4.8K 729 155
                                    

Waiting?

Here you go!




"Itu, Kang Seulgi."

"Sedang apa dia bersama-."

"Hosiki, dia hamil berapa bulan? Perutnya terlihat buncit."

"Ah, aku juga kurang tahu, hyung."

"Anak siapa yang ada di perutnya?"

Hoseok segera menoleh dan mendapati Park Yoongi tengah menatap kosong ke arah yeoja yang mengenakan mini dress putih dan tengah berpelukan dengan--












--Park Jimin.








Sialan.




"Hyung? Gwenchana?"

"Aku tidak baik-baik saja sejak wanita itu berniat mencelakai putraku, dan aku semakin tidak menyenanginya sejak insiden itu," Yoongi memainkan jemarinya dan menunduk dalam.

Mereka berdua--Yoongi dan Hoseok--tengah duduk di kursi taman sebrang apartemen Seulgi. Dimana Seulgi tengah berdiri di trotoar dan sedang dicumbu dengan panasnya oleh pria beristri dengan marga Park. Lengannya mengalung manja di leher Jimin, sedangkan si pria, memeluk erat pinggangnya.

"Jimin, rasanya sangat sakit," Yoongi meremas penuh emosi sampul hitam diari Mingi. Dan liquid asin itu sudah berkumpul di kelopak matanya, siap menetes kapan saja ia berkedip.










"Hosiki, aku harus membunuhnya."

Hoseok terbelalak kaget. Ia tidak menyangka kalimat semacam itu akan keluar dari mulut pria manis seperti Yoongi.

"Kenapa?"

"Dia... merebut segalanya dariku,

















"Dia harus mati, dengan cara yang sama seperti Mingi," ucap Yoongi mutlak.

"Aku tidak mau kau menyesal, hyung."

Yoongi menoleh dan Hoseok harus agak bergidik karena mendapat tatapan maut dari pria manis disampingnya.






"Aku tak akan menyesali hal seperti ini."

.

.

.

.

.

.

.

Seulgi side...

"Jadi, oppa harus benar-benar ke Kanada?"

"Ya, sayang. Maafkan aku," si pria mengecup singkat bibir yeoja dalam pelukannya. "Aku akan bertanggung jawab atas bayi kecil kita."

Si wanita terkekeh saat si pria menghisap lehernya.

"Aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik."

"Eh, iya... bagaimana dengan Park Yoongi?"















"Mungkin dia akan kuceraikan, lagipula, dia tak bisa lagi memberiku keturunan. Tak ada gunanya mempertahankan jalang itu."

"Oppa, kau sadis."

"Memang."

Jimin segera memasuki mobilnya dan tancap gas meninggalkan Seulgi. Begitu mobil yang dinaiki Jimin sudah hilang dari pandangan, Seulgi tiba-tiba saja merasa pening. Ia berniat masuk ke apartemennya sebelum melihat sosok pria manis di sebrang.

pjm's babyboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang