Epilog

7K 801 184
                                    

Sosok itu berlarian. Kaki kecilnya tersandung akar pohon yang melintang. Ia terjatuh, kemudian bangkit dan melanjutkan larinya.

"Yoonji-ya!"

Sosok kecil itu menoleh. Menyunggingkan senyum inosen pada pria yang memanggilnya. Kaki kecilnya melangkah mendekati si pria.

"Mama!" teriaknya. Tangannya terentang, bersiap menerima pelukan dari sang ibu. Ibunya tersenyum, memeluk Yoonji dan menggendongnya.

Sosok itu, Yoongi, tersenyum lebar.

"Jiminie! Sini!" Ia berteriak pada sosok pria lain yang membawa keranjang piknik dan tikar. Yoongi meminta tikarnya digelar dibawah pohon. Setelahnya, ia mengeluarkan menu yang ia masukkan pada keranjang piknik yang dibawa.

Gadisnya, Yoonji, tertawa-tawa melihat wajah ayahnya yang dicoleki krim oleh sang ibu.

Usia Yoonji 6 tahun. Dia adik Mingi. Sejak kelahiran Yoonji, hubungan Jimin dan Yoongi yang berada di ambang batas pun dapat diperbaiki.

Lalu...

Seulgi?

-Flashback-

Itu hari Yoonji lahir. Seulgi mendengar beritanya. Tentu saja seluruh rumah sakit tahu.

Yoongi adalah teman dari pemilik baru rumah sakit itu---Kim Taehyung. Jadi berita apapun yang datang dari dia pasti akan ikut dihebohkan seisi rumah sakit.

Seulgi tak tahu itu bayi siapa. Dalam hati ia berharap itu bukanlah anak Jimin. Demi apapun, Jimin sudah menjadi miliknya dulu, kenapa Jimin malah mendukung kehamilan Yoongi yang kali ini?

Dia tidak mau bertanya. Dia maunya memastikan. Akhirnya ia berjalan ke ruang persalinan. Perawat mengatakan baru saja ada yang melahirkan. Bayinya berada di ruang bayi. Sedangkan ibunya dimasukkan ICU karena hampir sekarat saat persalinan.

Seulgi menanyakan namanya, giranglah ia begitu tahu yang hampir sekarat bernama Park Yoongi. Ia tahu, sangat tahu. Kalau ia berhasil melenyapkan Park Yoongi, maka Jimin juga bayinya akan jatuh ke tangannya.

Seperti yang ia lakukan pada putra pertamanya dulu.

Ia menyusun rencana. Harus melakukan apa supaya tidak ketahuan bahwa penyebab kematian Yoongi adalah dirinya.

Seulgi tidak buta. Ia melihat semuanya. Semua afeksi yang diberikan Jimin pada Yoongi dan juga si bayi perempuan. Jimin bahkan menjauhinya selama Yoongi tidak sadarkan diri. Ia merawat bayinya bersama Jungkook, dengan penuh kasih sayang.

Sesekali, mereka berpapasan, tapi Jimin nampak tidak peduli. Lebih peduli pada bayi di gendongannya. Seulgi iri, ia sudah membuat rencana.

Yoongi tidak sadar, akan lebih mudah jika membunuhnya dengan membekap hidungnya menggunakan bantal, bukan?

Awalnya begitulah pikiran Seulgi.

Tapi makin hari, Seulgi ingin lebih cepat membunuh Yoongi.

Hari itu, ia nekat.

Usia bayi itu genap sebulan, dan Seulgi yang mengantongi pisau berjalan masuk ke kamar Yoongi---yang kebetulan sepi.

Baru saja ia berniat menghujamkan pisau itu,




Sebelum,













Jimin menahan pergelangan tangannya.

Dengan santai, Jimin bertanya: "Mau kau bunuh? Silahkan saja. Kalau kau benar-benar membunuhnya, kupastikan Yoonji tumbuh dengan dendam besar padamu, Seulgi."

pjm's babyboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang