Is There Any Love For Me?

5K 700 62
                                    



































































































Seulgi yang meminta untuk ditemani seharian. Dan atas embel-embel masih-cinta-aku-kan Jimin mau menemaninya seharian,

Melupakan Yoongi yang berada di kamar rumah sakit, tidak mau turun kecuali untuk urusan kamar mandi saja.

Makan pun disuapi, tidak mau lagi pegang sendok.

Saat sore baru Jimin kembali, dan sekembalinya ke kamar Yoongi--istri mungilnya tidak berbaring diatas ranjang.

Melainkan tengah memuntahkan seluruh isi perutnya sejak makan siang tadi dibantu Jungkook.

"Jungkookie, perutku sakit~" rengeknya.

"Maaf, hyung, aku tak bisa bantu banyak. Dengar sendiri kata dokter tadi," sahut Jungkook seraya memijat halus tengkuk Yoongi.

Akhirnya sakit itu reda setelah setengah jam berada di dalam kamar mandi.

Jimin mendengar kalimat Jungkook, dan berniat menunggu Jungkook keluar baru menanyakannya pada dokter jiwa itu.

Jungkook keluar kamar pukul 7, tidak bisa pulang lebih terlambat lagi--takut terjadi sesuatu pada bayinya.

Jadi di koridor rumah sakit, Jimin diam-diam menanyakan perihal 'kata dokter' pada Jungkook--tanpa sepengetahuan Yoongi.

Setelah menghela napas berkali-kali, Jungkook akhirnya menjawab;

"Yoongi hyung hamil lagi, usianya baru seminggu. Dan kandungannya kali ini benar-benar sensitif. Yoongi hyung harus benar-benar dijaga. Baik dari kondisi mental maupun fisiknya," setelahnya, Jungkook pamit pulang.

Meninggalkan Jimin yang berjalan agak terhuyung kembali ke kamar Yoongi.

Bagus!

Yoongi hamil lagi!

Di kamar, Yoongi duduk, menatap keluar jendela. Tak mau sekedar menoleh begitu Jimin datang.

"Yoongi-ya," Jimin duduk disampingnya, berusaha menarik atensi Yoongi.

"Papa, aku bodoh sekali."

Jimin meraih dagunya, membuat mereka saling tatap. "Kenapa bodoh? Kau orang terpintar yang pernah kutemui."

"Aku hamil lagi, Pa. Aku sudah membuat Papa bingung mau memilih yang mana. Apa Papa sudah lihat bayinya? Harusnya kugugurkan saja anak ini-."

"Jangan, Yoon," Jimin mencegah tangan Yoongi yang berniat memukul perutnya sendiri. "Dia belum tahu apapun. Dia tak bersalah. Jangan beri dia hukuman."

"Tidak boleh?"

"Tidak boleh, kau harus membesarkannya lebih baik lagi."

"Lalu, apa Mingi berdosa?"

Jimin mengusap kepalanya seraya tersenyum. "Mingi tidak berdosa. Dia inosen, seorang anak kecil yang tidak dibiarkan berdosa oleh Tuhan. Karena itu dia pergi lebih cepat."

Yoongi refleks langsung memeluknya. Mengusalkan kepala pada dada bidang sang suami.

"Jadi begitu alasan kenapa Mingi mati. Kalau begitu, jangan biarkan kami berdua terluka, Pa!"

"Tidak akan, sayang. Kali ini, aku akan menjaga kalian berdua lebih baik dari sebelumnya."




.

.

.






Semalam Yoongi bertingkah benar-benar manis.

Jadi Jimin tidak menyangka kalau paginya, pria manis itu akan mengajaknya bermain--








--dengan topi gila.









To be continued...



A/N:

Nah looh, kok tambah pelik? Mau authornya apa coba?

Author:

Gatau, jangan kepo



Pemberitahuan!























































































Park Jimin's Babyboy akan end dalam dua chapter lagi!







So, prepare yourself!

Kejutan menanti sembilan hari lagi!






With love,

Kirishima💕

pjm's babyboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang