Turun Hujan

3.6K 125 5
                                    

Hari ini cuaca sedang tidak mendukung. Banyak orang yang berlarian untuk mencari tempat berteduh karena sedang hujan. Hujannya tidak cukup deras akan tetapi dapat membuat basah jika hanya berjalan kaki.

Dan jalanan tidak terlalu ramai karena udaranya cukup mendukung untuk berdiam dirumah saja.

Fakhri melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang bukan karena jalanan licin, akan tetapi Fakhri mengingat pesan mamanya. Badannya rasa ingin sekali cepat sampai kerumah untuk istirahat. Fakhri baru saja pulang dari KKN.

Fakhri pun memasuki daerah komplek tempat tinggal Fakhri. Saat arah pandangannya ketaman, Fakhri melihat ada seorang perempuan berkerudung merah muda seperti menari-nari. Dia terlihat seperti sangat menikmati hujan itu. Fakhri merasa perempuan itu sangatlah asing atau hanya dia sedang membelakangi Fakhri. Dan sepertinya perempuan itu tidak membawa payung.

Fakhri meminggirkan mobilnya. Kemudian, Fakhri mengambil payung yang terletak dijok mobil belakang. Ketika Fakhri menengok kearah jendela, perempuan itu menghilang dari taman.

Fakhri pun memutus untuk keluar mobil dan mencarinya. Fakhri mengelilingi taman iti berkali-kali. Fakhri berharap bisa bertemu dengan perempuan itu, tapi hasilnya tetaplah sama yaitu tidak ada.

Hujan pun semakin deras dan anginnya mulai bertiup kencang, Fakhri segera kembali kemobil sebelum kedinginan.

Akhirnya Fakhri sampai dirumah, setelah satu bulan lebih ia tinggalkan. Fakhri segera membuka pintu putih yang tertutup itu dan tak lupa mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum, umii... abii..."

"Wa'alaikumsalam Fakhri sayang..." Jawab Farida dengan senyum yang merekah dibibirnya dan langsung Menghampiri Fakhri.

Fakhri pun meraih dan mencium tangan uminya dengan penuh kasih sayang. Kemudian, memeluk uminya untuk mengobati rasa rindunya. Fakhri sangat menyayangi uminya.

Tidak berselang lama, seorang lelaki paruh baya menuruni anak tangga dengan hati-hati. Dan tak lupa dengan senyuman yang merekah dibibirnya. Ya, dia adalah abinya Fakhri, Anwar.

"Fakhri, sudah pulang kamu..."

"Iya abi, Fahkri sudah pulang. Bagaimana kabar abi dan umi ???" Jawab Fakhri dan langsung menghampiri abinya yang sudah selesai menuruni anak tangga. Dan Fakhri langsung meraih tangan abinya dan menciumnya dengan penuh kasih sayang juga. Selain umi, Fakhri pun sangat sayang kepada abinya.

Abi Fakhri pun mengajak Fakhri dan umi Fakhri untuk duduk disofa agar lebih santai saat berbicara. Akan tetapi umi Fakhri lebih memilih kedapur membuat segelas teh untuk suaminya dan anaknya.

"Alhamdulillah kami baik-baik saja Fakhri. Dan bagaimana KKN mu, nak ???"

"Alhamdulillah lancar abi.."

"Terus bagaimana untuk skripsi mu, nak ???" Tanya Farida yang baru saja dari dapur membawa nampan yang diatasnya ada dua gelas berisi teh hangat.

"Besok Fakhri akan kekampus umi. Untuk konsultasi sama dosen pembimbing Fakhri.." Jawab Fakhri sambil mengambil segelas teh yang sudah ada dihadapannya.

Mereka berbincang cukup lama diruang keluarga untuk mengobati rasa rindu satu sama lain.

Dan pada akhirnya teh milik Fakhri sudah habis. Fakhri pun meminta ijin kepada abi dan uminya untuk istirahat dikamarnya. Kamar sangat dia rindukan, dimana tempat dia mengadu setiap do'a dan sepertiga malam.

Setelah Fakhri selesai membersihkan diri. Dia langsung merebahkan tubuh dikasur yang juga merindukan dirinya.

Fakhri pun menatap langit kamarnya. Kemudian, dia teringat akan perempuan yang ada ditaman itu. Dia memikirkan apakah perempuan itu dalam keadaan baik-baik saja atau tidak, setelah berhujan saat ditaman tadi. Dan Fakhri pun juga mulai ada rasa ingin tau siapa perempuan berkerudung merah muda yang ada ditaman itu.

"Astaghfirullah... Bukan hak ku memikirkan dia.."

Fakhri pun tersadar dari pikirannya dan dalam bersamaan adzan zhuhur dikumandangkan.

Fakhri segera bangkit dari tempat tidurnya dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang hamba.

Hari berganti malam. Dan malam pun berganti hari.

⚘⚘⚘

Fakhri terbangun dari tidur karena Alarm yang sudah dipasang oleh Fakhri sebelum tidur telah berbunyi. Alarm itu menunjukkan pukul 3 malam.

Fakhri langsung bangun dari tempat tidur. Dan segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat yang sudah menjadi rutinitasnya. Karena waktu yang paling tepat untuk mendekatkan antara hamba dan sang MahaPencipta adalah waktu sepertiga malam.

Fakhri menghamparkan sejadahnya dan memulai sholatnya dengan khusyu'. Selain Fakhri yang melaksanakannya. Diseberang sana ada juga seorang perempuan yang melaksanakan sholat sepertiga malam seperti Fakhri, yang mana sholat sepertiga malam itu juga sudah menjadi rutinitasnya.

___________________
Assalamu'alaikum...


Maaf ya... alur ceritanya masih abstrak... 😁

Ini cerita pertama aku dan cuman mau coba-coba...

Terimakasih sudah yang mau membaca... 😊
stars and coment nya ya... 😊

Cinta Dalam HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang