EPILOGUE

198 11 17
                                    

“Pak Sam ...yakin hanya mau diantar sampai disini saja??” 

Aku mengangguk ....

supir taksi yang mengantarku pun meminta diri seusai mendapat upahnya

....aku membuka kunci bungalow itu.....mencoba menghirup setiap nuansa aneh yang terpendar darinya .......

“cari pantai terpencil ....kau menangkap ikan dan aku makan sepuasnya ....”

Aku merogoh koperku dan mengeluarkan sebuah bingkai .....

wajahmu yang terbengong lucu .ku temukan di kameramu dan karang bertahun tahun yang lalu..........

aku tak pernah berhenti tersenyum melihat foto itu ...tak akan pernah .....

kemudian aku menaruh bingkai itu di balkon putih dengan pemandangan langsung ke lautan......

“laut ...ini awan.....awan ....ini laut ......kalian pasti akan jadi teman baik ...”ujarku memecah  kesunyian......

aku memandangi fotomu lagi .....ya ...semua memang tak mudah ....dan kita harus mengaku kalah .....

tapi  aku menyadari ...

kenapa kau sangat menyukai tempat ini ......

laut selalu memberi harapan .....

harapan kepada awan dan air yang berkejaran di sepanjang tepi langit ..

saling jangkau ....

mati matian mencoba saling meraih ....

walaupun akhirnya tidak tercapai tapi ...siapa peduli .....
keinginan........

mimpi untuk dapat saling menyatu...itulah yang membuat semuanya menjadi manis ....

lagipula cakrawala takkan pernah habis ....

begitu juga harapan .....

mungkin bukan tentang kita ...

tapi yang terpenting ...

harapan akan tinggal selamanya.....

Tamat

Hari Hari CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang