26 Maret 2016.
Tepat 2 Tahun setelah hari pembunuhan siswi SMA.
Jungkook pov-
Aku bangun pagi-pagi benar. Bahkan sebelum jam wekerku berbunyi. Hebat bukan. Sebenarnya aku dilanda insomnia berat akhir-akhir ini. Pekerjaan kuliahku menumpuk disusul dengan tugas akhirku sebagai mahasiswa. Orang tuaku berkata padaku agar aku bisa menjaga kesehatan selama mengerjakan tugas-tugas tersebut tapi bagaimana bisa jika tugas-tugas itu terus menyita perhatianku?
"Sudah tanggal 26 rupanya." kataku lirih melihat tanggal di layar telepon genggamku.
Aku tinggal sendirian di apartemen yang cukup bagus dipinggir jalanan raya. Ya ini karena orang tuaku masih membiayaku. Mereka berkata, selulus aku kuliah aku harus mencukupi kebutuhan hidupku sendiri. Tapi bukan karena kejam, itu juga adalah hal yang aku inginkan. Aku hanya tidak ingin membebani mereka lagi karena biaya hidupku cukup membuat mereka harus banting tulang bekerja.
Yah hanya seminggu lagi, Jeon Jungkook. Kau pasti bisa.
Hari ini sebenarnya hari libur, aku akan menyempatkan diri untuk pergi mencari apartemen murah untuk tinggal di sana. Tapi kurasa aku tidak perlu mencarinya, karena aku sudah membidiknya dari awal. Apartemen ini berada di sebrang kafe langgananku milik Hoseok Hyung, kakak kelasku di kelas seni tari.
Teleponku berdering kencang tiba-tiba membuatku terkejut. "Aih sial." gerutuku. Aku meraihnya di meja sebelah tempat tidur lalu mengangkat telepon masuk.
"Halo, iya Hyung?"
"Hai bocah! Hari ini jadi lihat-lihat?"
"Iya jadi, Hyung. Kau temani kan?" Aku menggosok mata kananku yang sebenarnya lelah, meronta ingin diistirahatkan tapi aku terlalu banyak pikiran, jadi tidak bisa.
"Boleh! Sekalian nanti mengunjungi Hosok Hyung kan!"
"Baiklah Hyung. Eh Jimin Hyung! Aku boleh pinjam tugas akhirmu? Aku harus menyusun satu hal lagi!" pintaku.
"Dasar. Baiklah baiklah. nanti akan kubawakan." kata Jimin hyung. Akhirnya kami memutus sambunga telepon kami dan aku bisa bernafas lega sekarang.
Matahari kian menampakkan sinarnya dan jam menunjukkan pukul 8 pagi. Dengan malasnya, aku berjalan keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambut basahku dengan handuk. Aku menggantung handuk itu di leherku dan aku berjalan ke dapur, kubuka pintu kulkas di depanku lalu aku menarik keluar salad yang kubuat kemaarin malam, dan baru kumakan beberapa sendok, terima kasih pada tugas-tugasku.
Aku duduk di kursi bar dapur dan melahap salad itu hingga habis tak tersisa.
tepat satu jam kemudian aku keluar dari apartemenku dan melihat Jimin Hyung sudah ada di sebrang jalan melambai padaku. Kubalas lambaiannya lalu aku menyebrangi jalan saat lampu hijau untuk pejalan kaki menyala. "Hyung tumben dirimu tidak terlambat datang." kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✅)Dare to read it alone?
TerrorAku melihat seorang wanita berdiri di sana, menengok kebawah, ke arahku. Tanpa mata dan kulit yang pucat. Hanya sebagian tubuhnya yang terlihat dari jendela di lorong salah satu lantai apartemen itu. - - - Highest rank in horror #280 ----- Dear my r...