Seokjin pov-
Hari ini aku terkena lembur di kantor, sehingga harus pulang malam. Tengkukku dan juga badanku sudah sakit dan terasa kaku sedari tadi duduk mengerjakan pekerjaan yang menggunung. Aku memijat tengkukku pelan sambil berjalan ke arah apartemenku. Saat sampai di mulut gedung, aku tidak melihat satupun sekuriti berjaga.
Aku merasa heran. Sedari awal aku kembali ke sini, perlakuan sekuriti-sekuriti itu jadi aneh. Apa memang sudah dari waktu yang lama?
Aku hanya bisa menghembuskan nafas panjang sambil berjalan ke depan lift.
Sudah pukul 9 malam, tentu gedung ini menjadi sunyi senyap, seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Aku menekan tombol lift dan menunggunya, tapi sedari tadi layar lift hanya menunjukkan angka 4 dan tidak juga turun.
Sekitar 5 menit berlalu dan aku mendengus kesal. Kupencet lagi tombol lift dan kutunggu lagi, tapi tak kunjung terbuka pintu lift nya. Aku hanya bisa pasrah dan berjalan ke arah tangga darurat. Lebih baik lewat sana. Pikirku. Tapi saat aku hendak membuka pintu tangga darurat, pintu lift tersebut terbuka.
Aku menoleh dan pintu tersebut tetap terbuka. Aku memutuskan untuk naik pakai lift dan aku berjalan ke arahnya. Namun saat hampir sampai, pintu lift tiba-tiba tertutup, membuatku menggerutu dan dengan keras aku tekan tombol lift lalu aku menyilakan tanganku di depan dada.
Kali ini, pintu lift terbuka namun ada seorang wanita yang berdiri di sana. menahan pintu lift supaya aku bisa masuk. Baik sekali.
Aku masuk ke dalamnya, dan aku merasa ada yang aneh. layar lift tidak menunjukkan dia kemanapun. tapi disini ada seorang wanita. Aneh.
aku melirik ke arah kaki wanita itu dan menemukan bahwa kakinya menapak. "Di lantai apa kau tinggal?" tanyanya.
Di sini instingku berkata bahwa aku tidak boleh mengatakan dimana aku tinggal, oleh karenanya aku berbohong dengan menyebut lantai 7.
Wanita itu menekan lantai 7 dan bersandar di sisi belakang lift lalu menundukkan kepalanya. "Kalau anda?" tanyaku.
"sama." jawabnya singkat tanpa memberikan tatapan sedikitpun ke arahku.
"Apa kau yang sedari tadi menahan pintu lift supaya aku bisa masuk?" tanyaku lagi. dia tidak menjawabnya. tiba-tiba pintu lift terbuka dan aku langsung melihat ke arah luar. Saat aku menapakkan kaki keluar dari lift wanita itu mengikutiku. Nampaknya dia benar-benar orang yang tinggal di sini. pikirku.
aku berjalan keujung lorong dan dia terus mengikutiku, hatiku mulai berdegup kencang.
701
.
.
.
702
.
.
.
703
.
.
.
704
.
.
.
705
dan pintu ruangan berhenti di angka 705, tapi tetap wanita itu mengikutiku. Dengan berani aku membalik badanku dan melihat wanita itu yang juga berhenti, terdapat jarak di antara kami, sekitar 3-4 langkah. "Nona, apa anda tengah mengikuti saya?" tanyaku.
wanita ini tidak bergeming dan tidak bersuara. dia tetap menunduk.
"Nona, jika anda hendak pergi ke kamar anda, pergilah."
saat itu, suhu ruangan tiba-tiba menurun. dingin mulai merambati tubuhku. Wanita itu tak kunjung pergi dan akhirnya dengan takut aku berjalan berbalik arah ke arah lift. Kali ini dia tidak mengikutiku. Sial. Aku sudah mulai ketakutan!
Taehyung berkata, nomor kamarnya adalah 701. aku segera berjalan ke sana dan menggedor pintu kamar Taehyung. Mataku tidak bisa lepas dari wanita itu yang masih bediri di ujung lorong, tetap di posisinya.
aku sudah tidak bisa konsentrasi, ketakutan menyelimuti seluruh sarafku. Lebih lebih yang membuat jantungku terasa berhenti berdetak untuk beberapa detik membuat tubuhku jadi lemas, saat seseorang menepuk pundakku dari belakang.
"Jin Hyung! Kau tidak apa apa?!" Ini suara Taehyung. "Tae! biarkan aku masuk! tolong!" pintaku.
"B-baik. tunggu." katanya terbata-bata, mungkin dia terkejuy juga melihatku demikian. saat pintu sudah terbuka, aku segera masuk ke dalam dan membuat Taehyung menyiritkan dahi. "Apa yang membuatmu begini, Hyung?" tanyanya.
"Masuklah! ada wanita aneh diujung sana!" kataku hendak menarik Taehyung masuk. Taehyung nampaknya penasaran dengan yang kukatakan, dia malah menoleh dan melihat ke arah kanannya, bocah ini!
"tidak ada apa apa hyung..." katanya. apa?
"apa maksudmu?! jelas jelas wanita itu disitu!"
"dimana?" tanyanya. aku memberanikan dirii untuk keliar dan menunjuk ujung lorong yang memang benar kata Taehyung, tidak ada siapapun di sana.
-----
Hai
Apa kalian pernah mengalami hal seperti yang dialami Jin di sini?
:)

KAMU SEDANG MEMBACA
(✅)Dare to read it alone?
HorreurAku melihat seorang wanita berdiri di sana, menengok kebawah, ke arahku. Tanpa mata dan kulit yang pucat. Hanya sebagian tubuhnya yang terlihat dari jendela di lorong salah satu lantai apartemen itu. - - - Highest rank in horror #280 ----- Dear my r...