18. End

523 41 22
                                    

"Tidak peduli ummaku setuju atau tidak, yg penting aku hanya ingin bersama Seulgi. Aku tidak akan membiarkan siapapun memisahkan kami lagi!" Ucap Jimin.

"Baiklah, terserah apa mau kalian. Aku tidak punya hak untuk menolak. Apalagi ajuhma tau bagaimana perjalanan cinta kalian selama ini."
"Umma turut bahagia untukmu, Seul hehe."

"Makasih, umma." Keduanya pun berpelukan.

Seulgi menatap Jimin dengan senangnya, akhirnya hubungan mereka berakhir dengan bahagia juga.

Jimin pun hendak mengecup bibir Seulgi, tapi Seulgi  langsung mendorongnya.

"Aw--kenapa, sayang?" Tanya Jimin juga.

"Ada ummaku disini, kamu ini ah!" Malu Seulgi.

Jimin pun tersenyum, begitu juga dengan ibu Kang.

"Kamu kira umma orang kolot, huh? Umma sudah biasa dengan anak jaman jigeum hehe."
"Lakukanlah sesuka kalian, umma sibuk dulu haha."

"Tuh kan, kamu ini beneran... aku jadi malu sama umma." Cubit Seulgi.

"Aw--appo!"
"Tunggu pembalasanku, yah!" Akhirnya keduanya malah main kejar kejaran.

Astaga, masa kecil suram kayaknya 😑

Jimin pun membawa Seulgi ke tempat dimana pertama kalinya mereka bertemu sejak berpisah selama 10 tahun lamanya.

Yaitu di pelabuhan Busan, dimana ibu Kang dulu berbohong kalau abu Seulgi ia taburkan di sini.

"Masih ingat tempat ini?" Tanya Jimin juga.

"Ya, tentu saja hehe." Seulgi menyanderkan kepalanya di bahu Jimin.

Keduanya sedang duduk di tepi perairan tsb.

"Ayo kita menikah, Seul?" Ajaknya kemudian.

Bukan itu saja, ia bahkan telah menyiapkan cincin yg ia belikan untuk Seulgi tempo hari dan menyelipkannya di jari manis gadis ini.

Seulgi terharu.

Cincin tsb sangat cantik terukir manis di jarinya.

"Ya, aku bersedia," jawab Seulgi tanpa perlu mikir panjang lagi.

Lagian siapa juga yg bakal menolak hehe.

Jimin pun kembali melumatnya, sampai ia puas barulah ia lepaskan.

Tapi, raut wajah Seulgi tidak terlihat begitu senang.

Seperti ada yg ingin ia sampaikan, tapi ia juga takut untuk menyampaikannya.

"Ada apa, sayang? Bukankah kita sudah berjanji untuk tidak menutupi apapun kepada satu sama lain?"

Seulgi menganggukkan kepalanya. "Ada satu hal yg ingin ku katakan, Jim."

"Hm, apa itu?"

"Sebenarnya.. aku pernah hamil anakmu."

"A apa??"

"Hm, kita pernah memiliki seorang anak. Tapi, aku keguguran sebelum aku sempat melahirkannya ke dunia ini hiks." Tangis gadis ini kemudian.

Jimin pun langsung memeluknya. "Kapan itu, Seul? Kenapa aku tidak tau--" sampai ia ingat kalau dulu ia pernah bertemu dengan Seulgi di rumah sakit.

Apakah saat itu--?

"Maafkan aku, Seul. Apakah karna aku makanya kamu--"

"Tidak! Ini salahku juga, Jim. Aku yg tidak bisa menjaganya dengan baik. Maafkan aku."

"Tidak, sayang! Ini salahku. Maafkan aku juga hiks." akhirnya Jimin malah ikutan nangis.

Bagaimana bisa ia sebodoh ini dan tidak pernah menyadarinya.

Jimin memang babo! 😢

Setelah menghapus airmata keduanya. "Ayo kita pulang, Seul! Dan buat anak yg banyak!" Ucapnya bersemangat.

"A apa??" Seulgi sedikit terkejut, tapi ia juga tidak bisa menolak pesona seorang Park Jimin.

Dan keduanya pun akhirnya pulang juga.

Pulang ke hotel tempat dimana Jimin menginap maksudnya hehe.

,

"Aaahhhh....pelanhhh...aahhhh..." desah Seulgi begitu lembut dan mengoda di telinga Jimin.

Jimin terus menghentakkan kepunyaannya ke dalam milik gadis ini, membuat Seulgi tidak berdaya selain melebarkan kedua kakinya.

"Masuki aku Jimss aahhhh....lebih cepat lagi...lebih dalam lagi aahhhh..."

Dan akhirnya benih benih cintanya pun masuk seluruhnya meluncur ke dalam rahim Seulgi.

Keduanya berciuman penuh hasrat membara.

"Aku mencintaimu, Kang Seulgi."

"Ya, aku juga mencintaimu, Park Jimin."

Dan melanjutkan ronde ke dua mereka hehe.

"Aaaahhhhh...."

Pokoknya hari ini aku milikmu seutuhnya, Jim.

Terima kasih telah mencintai gadis sepertiku

-Seulgi

The end

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The end

Terima kasih buat yg uda baca cerita ini sampai tamat. Ditunggu ff ku yg selanjutnya ya, annyeong!

Bitch [Seulmin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang