8. Hamil

617 68 17
                                    

"Tidak, Jim. Jangan pergi." Seulgi tau tidak seharusnya ia seegois ini.

Tapi, tetap saja ia tidak bisa membiarkannya pergi.

Ia takut, Jimin tidak akan kembali lagi.

Bukankah mereka telah berjanji untuk tidak mempedulikan apapun, lalu kenapa Jimin harus pergi?

"Jim...." Seulgi berusaha menahan tangannya, tapi sayangnya, Jimin malah melepaskan tangannya tsb.

"Maaf, Seul. Tapi, sepertinya aku harus pergi melihatnya. Bila tidak, aku tidak akan merasa tenang. Umma mengatakan, kalau Rose bisa seperti itu karna... aku."

Ternyata ketika melihat berita tsb, Jimin pun langsung menghubungi ibunya untuk menanyakan keadaan Rose.

Dan darisanalah ia tau, kalau Rose mencoba untuk bunuh diri. Ia menyayat tangannya dengan pecahan botol anggur.

Itulah kenapa Jimin nampak tidak tenang saat ini. Bila sampai Rose kenapa napa karna dirinya, ia pasti bakal merasa bersalah sekali.

"Maafkan aku, Seul. Tapi,  aku janji. Aku pasti bakal segera pulang. Aku bahkan tidak akan menemuinya! Aku hanya bakal melihatnya dari kejauhan saja, memastikan kalau ia baik baik saja."

Tidak mendengar jawaban dari Seulgi lagi, Jimin pun langsung mengambil jaketnya dan keluar begitu saja. Seulgi nampak mengikutinya.

Jim, jangan pergi! Jebal!!

Seulgi berusaha mengejarnya. Tapi, sayangnya Jimin sudah keburu naik ke dalam taxi.

Seulgi pun berusaha mengejar taxi itu, tapi yg ada ia malah jatuh di jalanan.

Ketika ia hendak bangkit berdiri, sebuah mobil tiba tiba melaju cepat ke arahnya. Seulgi tidak sempat mengelak dan akhirnya--

BRAKKKKK

,

Begitu sampai di rumah sakit, ternyata sudah ada beberapa pengawal ibunya yg langsung menahan Jimin.

Sepertinya Jimin kemakan omongan ibunya dan jatuh ke dalam perangkap ibunya sendiri. 

"Tuan muda." Hormat mereka.

Sial! Rutuk Jimin dalam hati.

Padahal ia hanya berniat untuk melihat keadaan Rose lalu pergi.

Bila seperti ini, bagaimana ia bisa kabur lagi?

Jimin pun dibawa ke ruang pasiennya Rose, saat itu Rose baru saja siuman.

Habis operasi kecil tadi.

"Rose, apakah kamu baik baik saja? Hiks... jangan membuat ummamu takut, nak." Sang ibu langsung memeluknya erat.

Tapi, yg Rose pedulikan bukanlah ibunya, melainkan kehadiran tunangannya yg sudah menghilang sejak 3 bulan yg lalu itu.

"Jimin oppa... hiks."

Jimin pun mendekatinya dan Rose langsung memeluknya.

"Kamu kemana saja? Apakah kamu tau aku sangat merindukanmu! Lain kali jangan pergi selama itu lagi, aku tidak bisa! Aku tidak bisa kehilangan dirimu hiks."

Jimin terdiam, ia tidak tau apa yg harus ia katakan sebaiknya. Bahkan sampai sekarang Rose masih percaya kalau ia menghilang untuk mencari inspirasi, padahal sebenarnya--

Aku bersalah padamu, Rose.

"Jadi, ceritakan! Sebenarnya apa yg terjadi, hah! Benerkah kamu... ingin bunuh diri? Kenapa, Rose!" Teriak ibunya juga karna khawatir.

Bitch [Seulmin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang