22 (End)

1.3K 111 61
                                    

Author Pov

Sinar mentari menembus masuk tirai kamar bernuansa merah muda itu. Sooyoung beranjak bangun, berusaha menemukan sosok sungjae. Terakhir kali, ia melihat sungjae duduk disisinya dan menyanyikannya lagu pengantar tidur. Kini, lelaki itu menghilang.

Ia berusaha menemukan lelaki itu, namun sayang, yang ia temukan hanya sepucuk pesan pada sticky notes berbentuk beruang miliknya diatas meja, bertuliskan :

''Aku berangkat sekolah dulu. Aku pastikan mereka dapat hukuman yang pantas untuk masalah ini.''

Buru-buru sooyoung melirik jam dinding, pukul 9 pagi. Ia melayangkan pandangannya pada tulisan tangan sungjae lagi. Ia terlambat menyadari bahwa, diatas mejanya sudah ada semangkuk besar Bibimbap, yang pastinya bukan masakan lelaki itu, yang bahkan tidak bisa membedakan batang bawang dan asparagus.

Ternyata makanan itu dibawa sungjae dari rumahnya. Ia meminta maidnya untuk membuatkan makanan untuk sooyoung.

Sooyoung menguap selebar mungkin, cukup untuk membuat kelima jarinya tersangkut masuk. Ia memakan Bibimbap tersebut dengan lahap.

Selain bau tubuhnya yang membuat ia gerah, perutnya juga sangat kelaparan. Kondisinya seperti berada pada posisi E indikator bensin, dan masih banyak rute yang harus ia lewati. Kesimpulannya, ia perlu mengisi energi lagi karena peristiwa kemarin.

Kemarin ?

Sooyoung berhenti mengunyah mengingat kata ''kemarin'', ia menghentikan gerakan kompulsif sendoknya.

Apa aku membuang harga diriku semalam ?

Apa aku memintanya untuk mempertahankanku ?

Apa aku sudah gila ?

Ia mengacak rambutnya frustasi. Ia sadar, bahwa ia memperunyam keadaan. Harusnya ia lebih sabar menahan diri untuk memendam perasaannya, bukan mengeluarkannya secara bebas.

''Aku hanya ingin kau punya rasa yang sama denganku. Aku egois.''lirihnya sembari menundukkan kepalanya diatas meja.

Jam dinding menunjukkan pukul tujuh malam, Sooyoung masih termenung di kamarnya. Ia gelisah, bingung harus bersikap apa ketika bertemu sungjae beberapa saat lagi.

Haruskah ia berpura-pura amnesia, tapi itu tidak masuk akal. Sungaje cukup cerdas untuk itu.

Ting..tong..

Bel rumahnya berbunyi.
Jantungnya melompat seiring dengan tangannya yang terangkat keatas. Habitat yang selalu ia lakukan.

Ia langsung meringkuk dalam selimutnya, berharap jika sungjae menemuinya, ia akan berpura-pura tidur. Setidaknya ia sedikit mahir untuk tetap diam, dibandingkan berpura-pura amnesia.

Namun, bel masih terus berbunyi. Jika itu sungjae, ia akan masuk tanpa menekan bel karena ia tahu kode rumah Tuan Park. Sooyoung lupa satu fakta itu.

Kemudian, ia segera berlari menuruni tangga dan ternyata bukan sungjae, melainkan Changsub dan ilhoon.

''Annyeoongggg..''Sapa changsub menunjukkan wajah badut yang dibuatnya dalam tiga detik.

Spontan, sooyoung tertawa.''Hahahaha. Apa yang kau lakukan?''

''Kau selalu saja memalukan.''kata Ilhoon kesal.

''Ayo masuk kedalam.''Sooyoung membuka pintunya lebih lebar agar mereka dapat masuk kedalam.

''Kau sudah sembuh ?''tanya changsub seraya membuang dirinya di sofa coklat berukuran big size dalam ruang keluarga tersebut.

''Tentu saja.''sahut sooyoung menunjukan senyuman yang hampir menyentuh telinganya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Player be My Lover (Sungjoy Couple)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang