21

770 84 22
                                    

Sungjae Pov

Sooyoung menangis sedih dalam pelukanku. Meskipun tak ingin, aku ingat benar raut wajahnya sore tadi, hatiku terlalu perih melihatnya. Aku tak menyangka jika sohyun dan para mantanku akan bertindak sebodoh itu.

*Flashback*

Tepat pukul 4 sore, jam sekolah berakhir. Biasanya kelas berakhir pukul 7 malam, namun dikarenakan ada beberapa urusan mendesak dari pihak sekolah, para siswa dipulangkan secara terpaksa. Itu adalah keberuntungan bagi siwa sepertiku.

Seperti biasanya, sebagai seorang pacar yang baik nan perhatian akan menjemput gadisku di kelas.

''Yeri-ah, dimana sooyoung ?''teriakku tepat dibelakang telinga gadis berambut coklat ini.

''Yakkkkkk..'' teriaknya, aku menutup kupingku rapat-rapat, jika tak ingin jadi tuli permanen. Namun gadis ini, menatapku seperti aku seorang penjahat kota gangnam.

''Wae..wae. wae ?''tanyaku bertubi-tubi.

''Yak.. kenapa kau masih disini ?''tanya yeri dengan nada heran.

Aku memasang wajah polos tak berdaya. ''Apa maksudmu ? Tentu saja aku masih disini. Dimana uri sooyoungie ?''

''Kau memberinya amplop merah, surprise event itu,,,ughh bukit belakang sekolah.. aahh..ehm''Dengan wajah bingung yeri melafalkan kata-kata yang tidak sempat aku tangkap dalam pendengaranku.

''Amplop merah ? Yak... bicara yang jelas !''

''Sooyoung sedang ke bukit belakang sekolah, karena ia mengira kau akan mengadakan surprise event disana !''teriak yeri histeris. Ia merasa bersalah. Ia sadar bahwa sooyoung terjebak.

Jantungku berhenti berdetak.

Aku bingung seperti habis dipukul palu. Memang benar, aku berencana untuk mengadakan surprise event untuknya. Tapi bukan hari ini !

Seperti pelari marathon, aku tertatih-tatih menyusul sooyoung ke bukit belakang sekolah. Ini sudah sore, tempat itu sangat sepi, dan ia sendiri bersama si amplop merah. Itu jauh lebih buruk dari apapun. Aku terantuk batu beberapa kali. Bahkan aku tak menghiraukan yeri yang berusaha mengimbangiku. Larinya kalah cepat denganku.

Sooyoung-ah,, kau dimana ??????

Pertama, aku benci seseorang merebut milikku. Dua, aku benci seseorang yang mengganggu milikku. Ketiga, aku benci pelaku keduanya.

Hatiku hancur dan nyaris jadi debu melihat sooyoung dibully didepan mataku.

Aku tidak mengerti, jika mereka bisa berlaku bodoh, maka aku lebih bodoh lagi. Artinya secara terpaksa aku mencabut akal sehatku dari tempatnya.

Bahu mungilnya bergetar hebat. Aku tahu perasaannya tidak baik-baik saja. Sejauh apa yang mereka lakukan? Satu yang pasti, ini diluar toleransiku. Salah, aku tak pernah toleransi sedikitpun dengan seseorang yang mengganggunya.

Setelah meminta yeri untuk membawa sooyoung pergi, aku mengepung mereka dengan tatapanku. Lapang pandangku cukup luas untuk melihat keberadaan mereka. Mereka sangat tahu jika aku sedang marah saat ini.

''Yaakk,, apa mau kalian ?''teriakku tanpa berusaha untuk meredam emosi.

''Kenapa kalian melakukan ini ?''Aku menendang ember yang ada didekatku.

Awwwwwww..

Mereka histeris, mereka berkumpul saling melindungi seperti menghadapi hewan buas.

''Apa kalian tidak mau berbicara sedikitpun ?''Mataku semakin tajam membunuh mereka.

''Itu karena aku menyukaimu yook sungjae !''lirih sohyun. Ia menundukkan kepalanya.

Player be My Lover (Sungjoy Couple)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang