4

1K 141 13
                                    

Berkas-berkas cahaya yang terang menelusup kedalam tirai jendelaku. Membuatku terbangun dari bunga tidur yang kuharapkan tidak cepat berlalu.

Ah, sudah pagi.

Seperti biasanya, wajah itu.
Wajah yang ingin kusangkal saat aku sedang memikirkannya, selalu saja menjadi yang pertama ada di dalam pikiranku, saat aku terbangun dari tidur.

Terbesit kenangan kemarin saat ia mentraktirku ice cream di kedai Bibi Namjoo. Ia terus menggenggam tanganku saat pulang. Katanya agar aku tidak diculik. Apapun alasannya aku menikmatinya.

Argh,, malu rasanya ketika kejadian itu terjadi. Aku juga tidak ingin memikirkannya, hanya otakku bekerja dengan keras tanpa aku sadari.

Semenjak aku menyadari perasaanku, aku telah membuat sebuah rutinitas baru yang tidak aku inginkan.

Yah, memikirkannya setelah bangun dari tidurku.

Butuh sepersekian detik bagiku, untuk menyadari kalu aku benar-benar sedang jatuh cinta. Dengan sigap aku segera bersiap dan pergi ke sekolah. Aku mengayuh sepedaku santai. Tanpa mengurangi konsentrasiku di jalanan, aku tersenyum mengingat kekonyolan yang pernah dilakukan Sungjae. Sempat terlintas dipikiranku, apakah dia juga memiliki perasaan yang sama ?
Aku berharap dia juga menyukaiku, meskipun tidak sebesar aku menyukainya. Sebuah pikiran yang sia-sia, saat aku tahu bahwa dia akan segera mengencani wanita lain lagi. Hatiku sepertinya akan kebal seperti batu. -,-

Seperti biasanya, kami ke sekolah bersama. Dimana dia? Kemarin malam aku memintanya menungguku di tempat pemberhentian bus ini, karena aku ingin tahu rasanya bertemu orang yang kita sukai di tempat seperti ini. Ah drama di kepalaku mulai berputar. Aku turun sejenak dari sepedaku, dan duduk di bangku tersebut. Apa dia bangun telat lagi ?
Aku terus menunggu.
10 menit................

15 menit...............

20 menit...............

Dimana dia? Tidak biasanya dia terlambat seperti ini. Tentu saja karena aku selalu menghampiri dia duluan di rumahnya.

''Sooyoung-ah.....................'' ah, itu dia. Yook Sungjae.

Sepertinya sedang terjadi sesuatu. Mengapa dia berlari-lari seperti itu? Dia berlari-lari kecil kearahku dengan sisa tenaganya, setelah itu dia langsung meletakan tangannya dipundakku seraya menunduk mengatur nafasnya.

DEG.DEG.DEG. Ah, jantungku berpacu dengan cepat berada sedekat ini dengannya.

''Kau belum menunggu lama kan?''

''Tentu saja, aku baru saja tiba.'' Dustaku.

''Syukurlah, kukira kau sudah lama menungguku. Sooyoung, ban sepedaku kempes, jadi hari ini aku numpang sepedamu saja yah.'' Katanya dengan ngos-ngosan.

Haaaa? Yang benar saja? Yeeeyyy.... Aku berteriak girang dalam hati.
Ah, romantisnya. ^_^

''Baiklah, ayo naik, aku yang akan memboncengmu.'' kataku seraya menginjak pedal.

''Hya, Paboooo.. seharusnya aku yang memboncengmu.'' katanya dengan wajah melotot.

''Ya sudah jika kau tidak ingin menumpang.''kataku seraya menjalankan sepedaku.

Dengan sigap dia menahannya. ''Baiklah, aku ikut.''katanya seraya duduk di belakang dan memeluk pinggangku.

Apa?

Ah kenapa refleksku akhir-akhir ini sangat lambat ?

''Hya, lepaskan tanganmu Yook Sungaje.''kataku dengan cemberut.

''Aku bisa jatuh Soyoungie jika tidak berpegangan seperti ini.''katanya tersenyum nakal.

Ah, bagaimana ini?

Menyeimbangkan konsentrasiku dengan detakan jantung yang tidak normal saat ini adalah dua hal yang tidak bisa aku lakukan. Keningku mulai berkeringat.

''Ah baiklah, sepertinya kau harus memboncengku. Lagipula semalaman aku kurang tidur.'' Dengan sigap ia segera memboncengku menuju sekolah.

''Kenapa ? Memikirkan aku yah?''candanya. Lagi. Tepat sasaran.

''Mana mungkin. Aku belajar tahu.''Dustaku mencari alasan. Aku mencubit pinggangnya.

''Hyaaaaaah,, sakit. Kau mau aku menjatuhkanmu ?''Ia meringis kemudian tertawa renyah. Tawanya, bahkan sangat menyenangkan. Sungjae-aaah, apa yang sudah kau lakukan padaku T.T

''Hyaaaaa.. hati-hati.''teriakku padanya saat ia dengan sengaja menggoyangkan keseimbangan setang sepeda itu. Aku nyaris saja jatuh dari sepeda.

''Hahahaah...hyaaaaaaaahhh.''Ia tertawa terbahak-bahak.

Tanganku bergerak ragu untuk berpegangan pada tasnya. Tiba- tiba tangannya langsung menangkap jemariku dan melingkarkannya pada pinggangnya. Sepertinya ia merasakan apa yang aku rasakan tadi. Aku mengepalkan tanganku bermaksud untuk melepaskan jemariku dari pinggangnya, namun tangan besar itu terlalu kuat menahan tanganku.

''Berpeganglah seperti ini jika kau tidak ingin jatuh. Kita tidak punya banyak waktu ke rumah sakit.''candanya seraya tersenyum simpul saat melirikku. Jinjaaaaaaaaa....

Aku hanya terdiam, seraya mengeratkan pelukanku padanya.

Ah, momen ini cukup membuat aku malu. Harum parfumnya menyeruak dalam indra penciumanku. Aku suka wangi ini. Harum yang membuatku terbiasa. Aku tersenyum simpul dibalik punggung besarnya itu.

Tanpa ia sadari, perlakuannya padaku meninggalkan kesan yang ambigu. Aku tak cukup pandai untuk mengartikan semua ini. Jangan buat aku salah paham yook sungjae. T.T




----------------------------------------------

Haloooo.. Halooooo 😂
Malam yang indah untuk update cerita disaat tugas-tugas menumpuk 😉
Sejauh ini konfliknya belum keliatan 😲 Jangan kezel dulu..... 😄

Disini aku berusaha untuk membuat karakter sungjae dan sooyoung itu seperti aslinya. Meskipun mungkin ada yang gak bakal masuk akal (tergantung point of view tiap orang ajah yah)..
Tapi, ya gitu deh..... Imajinasi aku tentang mereka itu yah tentang anak-anak sekolahan gini 😄

Pokokya Happy reading deh buat kalian. Makasih bgt buat kamu yg udah vote dan comment di cerita abal-abal aku ini. Setidaknya aku tahulah ceritaku disukai. Awal yang baik buat aku untuk update cerita baru aku. makasih banget. Para silent reader kalian bertobat deh...

Player be My Lover (Sungjoy Couple)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang