5 - Nü

74 5 0
                                        

Dua kata untuk mengawali pagi Alleina.

Bete parah.

Penyebab pertama, Orang yang ia kirimi pesan tidak kunjung membalasnya, padahal ia rela hanya tidur 3 jam—itupun karena ketiduran, untuk menunggu balasan darinya!

Yap, seperti yang kalian tebak. Alex Diofano adalah orangnya.

Penyebab kedua, alat catokannya yang ia beli minggu lalu rusak.

Moodnya benar-benar hancur pagi ini!

Menyebalkan! Padahal harga catokan itu tidak murah.

Dan akhirnya berakhir nongkrong di cafe depan sekolah. Memesan sepiring spaghetti, tidak lupa dengan sprite, salah satu minuman favoritnya. Oh ya, satu lagi. Es krim cranberries yang menyempurnakan hidangannya.

Astaga, hanya makanan yang bisa membuatnya senang.

"Ada yang mau lo pesan lagi ga?" Chelsea yang sedari tadi berbicara pada pelayan menoleh ke Alleina.

"Ga."

"Oke. Kami pesan ini saja." Chelsea menutup buku menunya dan memberikannya ke pelayan yang tengah mencatat pesanan mereka.

Alleina yang sedang memainkan ponselnya merasa ada sepasang mata yang memerhatikannya, lantas mendongak.

Dan benar saja, Chelsea sedang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.

"Apa?"

"Lo seriusan gamau masuk kelas dulu?"

"Gak, males. Nanti aja."

Chelsea menghela nafas dan menumpu dagu di atas kedua tangannya. Ia sudah hafal benar kelakuan sahabatnya yang satu ini.

Jika sudah badmood pasti malas masuk sekolah. Masuk sih, tapi telat.

"Iya deh."

"Eh si Jacelyn ga dateng?"

"Enggak, lagi di panggil Bu Diana."

"Lah kenapa?"

"Gatau tuh dia entar juga palingan cerita."

Alleina kembali memainkan ponselnya, menscroll Instagram, membalas pesan-pesan yang masuk yang sekenanya penting, atau nonton video di youtube.

Dan Chelsea hanya menatapnya bosan. Tidak tahu harus melakukan apa. Dia bukan tipe orang yang into banget ke ponsel kalau lagi bareng teman, ga kayak si Alleina. Ditambah Alleina yang tidak sedang berada dalam suasana hati yang baik pasti malas bersuara. Chelsea termasuk tipe orang penganut 'Friends are more important.'

Untung saja pelayan datang memecah kebosanan mereka—atau mungkin hanya dia sendiri.

Ah andai saja Alleina sedang tidak badmood, pasti mereka bakalan bergosip-gosip ria bareng kayak biasanya, dan Menceritakan hal-hal tidak penting yang mengundang tawa. Seperti Valerie yang meminum minyak goreng yang diberi Jordan karena dikiranya teh bunga. Astaga, kalian harus benar-benar melihat ekspresi Valerie waktu itu! Seandainya chelsea sempat merekamnya pasti akan menjadi trending hightlights di sekolahnya.

Sebenarnya tidak begitu lucu sih, tapi entah kenapa itu bisa membuat Alleina, Chelsea, dan Jacelyn terbahak hingga sakit perut, bahkan orang-orang memandang mereka aneh tidak lupa Valeria yang menatap sinis mereka terutama Jordan. Well, mereka bertiga tipe manusia receh. Ngomong-ngomong bagaimana ya nasib Jordan setelah itu?

N O V E L ËTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang