8.1 - Who?

40 4 0
                                    

Seorang pria dengan perawakan tinggi berdiri di ujung pintu sambil mendengus melihat tiga orang lelaki yang notabenya masih berstatus murid tetapi malah berkeliaran di club miliknya.

Bagaimana jika mereka di skors oleh guru karena bolos? Atau sekolah memanggil orang tua mereka? Atau yang paling parah di keluarkan dari sekolah?

Astaga, mereka yang bersekolah tapi dia yang pusing memikirkan. Tersangkanya saja santai saja, lihat apa yang sedang mereka lakukan sekarang.

"Asik, followers gue bertambah 5 hari ini, lumayan."

Siapa lagi yang narsis tentang sosial media kalau bukan Abim?

"Bro, wine ga ada?"

Siapa lagi yang paling sering minta wine kalau bukan Alex?

"Anjing nih orang gue susah-susah attack dia yang nge-kill!"

Siapa lagi yang suka main game kalau bukan Lucas?

Dan yang punya tempat hanya mendesah lelah, mereka lagi, mereka lagi.

"Ngapain si tai kesini siang bolong, sekolah yang bener, main bolos aja."

"Weeess, tumben bijak bang. Lagian bosen ah sekolah mulu. Lagian biar club lo ga sepi jugakan itung-itung." Jawab Abim yang masih sibuk memainkan instagramnya.

"Iya pasti sepi la anjir club gue buka jam 8 malam ini baru jam 1 siang!"

"Bang, ga ada wine?"

"GA ADA!"

"Sans lah bang Aldi, ngegas amat sama adek." Kekeh Alex kemudian setelah melihat Aldi yang terus megendus, menghela nafas, marah-marah, seperti gadis yang datang bulan.

Aldi Pradipta, pemilik salah satu club malam terbesar di Jakarta, Club River Ibiza. Club yang paling banyak di datangi oleh pelajar hingga mahasiswa, bahkan bos-bos besar. Club ini juga paling sering di jadikan tempat berkumpul oleh Alex, Abim, Lucas, dan Denni.

Bukan hanya mereka. Alleina dan kawan-kawan juga. Tapi tidak sering lantaran Alleina kerap bertemu Loyren yang merupakan adik sepupu dari Aldi Pradipta.

Coba perhatikan, mereka menyandang nama belakang yang sama, Pradipta.

"Ngapain bolos lo pada? Belajar, udah mau uas."

"Sok bijak lo mentang-mentang udah lulus." Cibir Alex.

Seperti biasa, sasaran bolos mereka hanya club milik Aldi. Selain sepi karena masih siang, fasilitas dan pelayanan disini yang terbaik menurut mereka.

Yang mereka lakukan hanya bercerita tentang gadis-gadis cantik. Biasanya yang paling sering sih si abim. Atau membahas game.

Apa saja yang bisa dilakukan, bahkan tidur-tiduran.

Seperti sekarang, mereka sedang membahas tentang Denni yang sok rajin, katanya, hingga menolak mereka untuk bolos bersama.

"Ah, palingan ada sesuatu tuh, tumbenan amat itu anak." Cerocos Abim.

"Ya emang kek lo! Bolos, setidaknya dia hadir di sekolah." Sindir Alex sambil melempar abu-abu kecil yang entah darimana bisa ia dapatkan.

"Pencintraan gobs."

"Lo-"
Ting

Sebuah notifikasi tiba-tiba muncul di layar ponsel Alex yang di letakkannya di atas meja, memotong percakapan keduanya. Suara pesan tersebut mengundang tatapan mata dari Abim yang duduk di depannya, berbeda dengan Lucas yang tidak perduli.

Alex segera melihat siapa yang mengiriminya pesan, dan mendengus kecil ketika melihat pelakunya.

Ngapain si nih cewek?

"Eh Alex, itu bukannya Alleina?"

"Eh Alex, itu bukannya Alleina?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inktheart
[29.05.17]
21.17

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

N O V E L ËTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang