Alleina berlari keluar tergesa-gesa dari dalam kelas setelah mendapat izin dari guru yang sedang bersangkutan—Intan.
Demi apapun Alleina sudah tidak bisa lagi menahannya. Ia harus buang air kecil sekarang juga, atau tidak hal yang tidak di inginkan akan terjadi, dan jika hal itu benar-benar terjadi mau di taruh dimana muka Alleina?
"Gila ini toilet kenapa berasa jauh amat ya?!"
Alleina hendak berlari lebih kencang tetapi ia tidak bisa. Kalau lari semakin kencang malah seakan-akan kantung kemihnya tidak bisa menanggungnya lagi dan akan keluar secara paksa sekarang juga.
Sumpah demi apapun, ini bahkan lebih menderita dibanding mengerjakan soal mematikan dari Intan!
Saking keasikan mengumpat, ia tidak sadar jika sudah tiba di depan toilet. Ketika ia hendak masuk ke dalam, ujung matanya menangkap sosok yang selalu dipikirkannya dimanapun, dan kapanpun.
"Alex?"
Dan secara spontan nama tersebut keluar dari bibirnya tanpa menunggu perintah dari otaknya.
Persetan dengan ia yang sedang menahan kencing, Alleina harus menemui Alex sekarang juga!
"Alex, tunggu!"
Alleina memutar tumit ke arah Alex yang tampaknya baru saja keluar dari toilet.
Mendadak Alleina lupa akan tujuan utamanya yang berlari dari kelas menuju toilet, padahal ia sedang menahan kencing sedari tadi.
Alleina mempercepat langkahnya ketika melihat Alex yang mulai menjauhinya.
Dan ketika Alex hendak berbelok di tikungan koridor, Alleina berhasil menangkap lengannya.
"Alex!"
Orang yang dipanggil hanya mendengus kasar, dan menghempaskan lengannya yang dipegang oleh Alleina.
"Apa?"
Alleina berusaha menetralkan nafasnya, "Lo kenapa ga bales chat gue?"
Yap, orang yang di tunggu-tunggu dari semalam adalah dia.
Sejak dimana pertama kali Alleina mengiriminya pesan, ia memang tidak berhenti untuk mendekati Alex, dengan cara terus mengiriminya pesan yang tidak di anggap penting sama sekali oleh Alex. Pesan-pesan dari Alleina sangat mengganggu dan bahkan membuatnya malas untuk membuka ponsel.
Alex memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, "Harus?"
"Harus! Gue nungguin lo semalaman tau gak sih?!"
Alex tersenyum miring dan menatap remeh gadis di hadapannya. "Emang lo siapa gue?"
Alleina merasa tertohok dengan pertanyaan yang lebih mirip pernyataan jika di dengar langsung dari intonasi Alex.
Well, menurut Alex, Alleina memang cantik. Banget malah. But sorry to say, perilakunya menjijikkan baginya. Sangat mengganggu.
Dari sini sudah kelihatan jelas, bukan? Jika Alleina memang memiliki perasaan pada Alex. Tapi ia menunjukkannya dengan cara yang salah, yang membuat Alex muak dengannya.
"G-gue gak mau tahu! Pokoknya lo harus bales chat gue nanti!" Alleina mengepalkan genggaman tangan di sisi kanan dan kiri tubuhnya dengan mata memerah karena menahan emosi menguasai dirinya saat ini. Ditambah dengan hatinya yang sakit akan perkataan Alex barusan.
"Lo budeg? Gue gak–"
"Yok, balik kelas."
Perkataan Alex terpotong oleh kehadiran seseorang yang tiba-tiba muncul di belakangnya.
Alleina mengerutkan alisnya tidak senang, karena pengganggu yang satu ini mengacaukan percakapannya dengan Alex. Dan lagipula dia tidak pernah melihat pria ini sebelumnya. Siapa dia?
"Oke." Alex segera melenggang pergi meninggalkan Alleina yang masih berdiri disana.
Seakan sadar Alex sudah pergi, Alleina dengan berani berteriak dari tempatnya, padahal jaraknya sudah lumayan jauh dengan Alex. Tanpa memikirkan guru-guru atau bahkan siswa lainnya yang akan mendengar teriakannya. Nekat memang.
"ALEX POKOKNYA NANTI BACA CHAT GUE! GUE TUNGGU, JANGAN LUPA!!"
Alleina menghela nafas dan melenggak pergi ketika sosok Alex dan temannya itu menghilang di tikungan.
Alleina hendak berjalan masuk menuju toilet khusus wanita, tapi ia urungkan niatnya.
Bodo, udah ga nafsu kencing gue.
Dengan kesal Alleina menendang tempat sampah yang berada di hadapannya sebagai pelampiasan hingga sampah yang berada di dalamnya berhamburan kemana-mana.
Jangan bertanya mengapa Alleina hanya berani menemui Alex ketika tidak ada orang yang melihat mereka—karena ia yakin 1000% gosip-gosip miring tentangnya akan langsung beredar. Bisa dibiland Alleina masih sedikit mengutamakan gengsinya. Mau ditaruh dimana mukanya jika anak-anak tahu ia mengejar cinta Alex?
Geez.
Vomment geng!❤️
Regards,
Inktheart.
[19.08]
KAMU SEDANG MEMBACA
N O V E L Ë
Teen FictionPernah terbayang tidak bagaimana rasanya hidup di balik lembar-lembaran buku novel? Jika tidak untuk kalian, maka iya untuk aku. Karena sekarang aku sedang terjebak di dalamnya. Hal yang tidak pernah aku bayangnan akan terjadi di dalam hidupku. Aku...