Bab.1

16 2 0
                                    

Hanifa, menerawang jauh keluar jendela di depan Cappuccino Cafe. Tanpa ia sadari pria tampan sedang memperhatikannya dalam diam. Dengan hati-hati, Hanifa menyeruput minuman favoritnya. Cappuccino panas.

Menyadari ada yang memperhatikan dirinya, Hanifa menoleh dan memberi senyuman tipis pada pria yang dari tadi memperhatikannya diam-diam.

Kemudian, Hanifa menyibukkan diri dengan menulis novel di laptop kesayangannya. Pria yang sedari memperhatikannya tersenyum simpul saat melihat Hanifa fokus pada laptopnya.

Dibalik khimar yang ia kenakan, Hanifa terkenal sangat tomboy dikeluarga besarnya. Hanifa sangat suka drivting dengan mobil Lamborghini-nya.

"Permisi, Buk ada yang mencari Ibu!" Ucap seorang pelayan  cafe wanita. Ya, pelayan itu memanggil Hanifa, ibu karena Hanifa adalah pemilik sah Cappuccino Cafe. Hanifa mulai belajar bisnis saat dirinya baru semester tiga dikuliahnya.

Hanifa mengerutkan kening.

"Siapa?" Tanya Hanifa.
"Pak  Azmi!" Jawab pelayan itu sambil tersenyum.
Hanifa tersenyum senang saat nama sahabatnya yang disebut. Ya, dia menyimpan rasa  dan menruh hati terhadap sahabat karibnya itu. Azmi Zainal.
"Baiklah, mm... tolong bawa laptop ini keruangan saya, ya!" Ucap Hanifa sambil menyodorkan laptopnya pada pelayan itu.
"Baik bu!" Ucap pelayan itu.

Hanifa menuruni satu per satu anak tangga Cafe, kemudian ia menghampiri Azmi. Kakak sekaligus sahabatnya dari SMP.

"Assalamu'alaikum!" Hanifa mengucap salam pada Azmi.
"Wa'alaikumsalam" Azmi menjawab salam Hanifa sambil tersenyum.

"Kakak ganggu kamu, ya?" Tanya Azmi sambil mempersilahkan Hanifa duduk.
" Iya nih, ganggu banget malah!" Jawab Hanifa manyun.
"Aduh, maaf ya!." Ucap Azmi tak enak hati.

Hening sejenak

Hanifa terkekeh."Ya Allah, kak. Kak Azmi sama sekali nggak ganggu aku,kok!" Ucap Hanifa sambil tersenyum manis yang memperlihatkan dua lesung pipitnya.

"Huh, kami ini!. Dari dulu nggak pernah berubah, selalu aja bisa buat kakak tertipu." Ucap Azmi.

Hanifa  hanya tersenyum" Maaf kak, Kakak nggak kerja?" Tanya Hanifa sambil menaikkan satu alis tebalnya.

"Kerja,kok. Tapi, lagi nggak ada agenda. Tadi, kakak ke apart kamu. Tau kamu ada di cafe, kakak kesini deh!" Jawab Azmi.

"Tau darimana?" Tanya Hanifa lagi.
"Felling!"Jawab Azmi singkat dengan mimik wajah membanggakan diri.
Hanifa memutar balik bola matanya.
"Kakak mau pesan apa?" Tanya Hanifa.
"Mm...,kamu taulah!" Jawab Azmi.
Hanifa tersenyum sambil memanggil seorang pelayan perempuan yang berdiri di kasir.

"Saya mau,  Milk Shakes Chocolate satu dan..., kakak mau makan?" Ujar Hanifa sambil menangkap bola mata Azmi yang coklat.

"Nggak usah, kakak udah makan tadi di kantor." Ujar Azmi sambil tersenyum.

"Itu aja, yang cepat ya!" Kata Hanifa.

Pelayan itu hanya mengangguk dan pergi menuju dapur cafe.

"By the way,ada apa nih kakak pengen ketemu Hanifa?" Tanya Hanifa penasaran.

"Mm...,nggak ada sih. Kakak hanya pengin ketemu kamu aja!" Jawab Azmi sambil tersenyum.

Hanifa hanya ber'oh'. Tetapi dalam hatinya sangat senang.

Selang beberapa menit,seorang pelayan mengantarkan pesanan Azmi.

"Sebenarnya,kakak ingin melepas rindu dengan kamu. Karena,sebentar lagikan kakak mau menikah.!"

Degg
Seperti ditimpuk batu besar diubun-ubunnya. Hanifa merasakan sakit yang luar biasa di hatinya.

Mencintaimu dalam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang