Kim bum, pria tadi tak memperdulikan jalanan yang licin karena hujan yang cukup deras sedang mengguyur jalanan kota seoul.
Dentingan halus jam tangan kim bum sudah menunjukan pukul 1 dini hari. Tak ada pikiran selain dengan cepat kim bum harus sampai disana. Kim bum mulai kalut, mobil yang ia kendarai sudah mencapai kecepatan batas maksimal.
Matanya mulai memerah menahan rasa yang cukup membuat tubuhnya bergetar.Sesampainya di tempat tujuan kim bum seperti orang gila, dengan tergesa-gesa dirinya berlari berteriak mencari seseorang di sana.
'Dimana hyungku katakan' ucap kim bum mencekeram keras pundak orang yang ada disana.
Mereka yang tau tentang keadaan dan apa yang dimaksud kim bum, langsung mengantarkannya ke suatu tempat.
Orang tadi menyuruh kim bum masuk kedalam ruang dan meninggalkannya sendirian.
................
~Kim Bum~Diriku kalut, aku tak tau apa yang harus aku lakukan. Kaki ini berjalan menuju arahnya, menuju tempat tidur serba putih. Perlahan namun pasti aku mulai melihat dirinya, air mataku yang tadi aku tahan sekuat kuatnya sekarang menetes begitu lancar dan banyaknya.
Aku gugup aku syok aku tak percaya orang itu baru beberapa jam lalu berpamitan kepadaku untuk beberapa hari liburan.
Lalu apa yang dia lakukan di sini
'Hey bodoh kenapa kau terbaring disini ha, mau apa kau, lelucon mu basi tak lucu. Ayo bangunlah dan ikut aku pulang sekarang'
Ucapku mendekatinya, melihatnya hatiku seperti dicabik cabik. Aku seperti merasakannya juga, merasakan sakit itu.
Perban sialan membalut 65% tubuhnya menyisahkan sedikit wajahnya dan beberapa organ lainnya.
'Bum' dia menatapku dengan pilu, suaranya sungguh seperti memotong denyut nadiku.
'Bum maaf kan aku'
'Bodoh kau berbicara apa, bukan saat nya minta maaf dan aku pun tak perlu maaf darimu hyung' hyungku mulai menggenggam tanganku erat, dengan sedikit terbata bata dirinya berbicara padaku
'Bum aku tak kuat, ini sangat sakit bum aku... aku sudah tak bisa menahannya lagi terlalu menyakitkan. Bum kumohon jaga dirinya, aku titip dirinya. Tolong bum jaga dia dengan sangat baik jangan pernah tinggalkan dirinya sendirian. Dan bum ada bingkisan untukmu dan dia di mobilku ambillah dan berikan padanya. Aku mohon bum kau yang aku andalkan' bodoh sekali bukan dirinya malah berbicara yang tidak tidak.
'Hyung cukup ayo pulang untuk apa kau disini' tangis ku mulai pecah aku tak sanggup menahannya lagi, saudaraku orang yang aku idolakan sekarang sedang sekarat karena kecelakaan pesawat beberapa jam lalu.
Dia tersenyum padaku, senyum simpul di wajahnya dan sedikit demi matanya mulai tertutup.
Aku kelabakan aku langsung berteriak, segerombolan dokter dan suster mulai memeriksanya. Sampai
Dokter itu mulai berjalan kearahku pelan menepuk pundakku dan
'Maaf tuan kakak anda tak tertolong, luka yang dideritanya cukup parah dan cukup membuat rusak bagian dalammya. Kami sudah bekerja keras namun ini yang terjadi. Tabahlah nak'
Aku berlari masuk ke dalam ruang serba putih tadi. Apa apa an ini perawat tadi menutup tubuh hyungku dengan kain putih.
Dengan kasar aku menarik kain putih tadi membuangnya jauh dari hyungku.
Aku memeluknya aku menenepuk nepuk pipinya. Tak ada gerakan, aku berteriak memanggil namanya, air mataku mulai menetes kembali saat aku mulai merasakan dingin ditubuhnya bibirnya juga mulai membiru.
'Tuan ini bukan saat nya menangis, nyonya kim so eun perlu di operasi sekarang. Ketubannya sudah pecah anaknya harus dikeluarkan sekarang. Mengingat nyonya so dalam keadaan lemah dan tak memungkinkan untuk melahirkan secara normal kami harus segera mengoprasinya tuan. Dan kami memerlukan ijin dari mu'
Tangisku mulai pecah kembali, tubuhku terjerembab diatas lantai rumah sakit. Apa ini kenapa harus bertubi tubi tuhan. Jangan seperti ini hyungku sudah meninggalkan aku jangan dirinya pula kau ambil.
...............
Dengan gerakan tangan cepat kim bum meraih kertas dari tangan si perawat untuk menandatangani nya. Dia tak mau untuk kedua kalinya kehilangan sosok yang dicintainya.
Dan diapun sudah berjanji kepada jae jong untuk menjaga so eun dengan benarOperasi itu sudah dimulai, kim bum dirinya tak pernah merasa tenang sejak sampai di rumah sakit ini. Bibirnya terus berkomat kamit menemami tubuhnya yang berjalan mondar mandir tanpa arah. Sedari tadi di pikiran kim bum hanya selamatkan dirinya dan bayinya.
Beberapa jam kemudian
Lampu ruang operasi tadi sudah padam, para perawat satu persatu sudah mulai keluar.
Dokter yang menangani so pun akhirnya keluar dan mendekati kim bum
'Ada sedikit cahaya Ilahi di sini tuan, kami ikut berduka atas hyungmu. Dan kami juga berbahagia atas kelahiran malaikat mungil nan sehat tanpa kekurangan sesuatu hal pun.
Dan ibu dari anak itu juga sehat walau ada luka luka sedikit memar karena kecelakan tadi. Namun itu semua tak parah, dia akan bangun beberapa jam lagi' darah yang tadi terasa berhenti sekarang mulai sedikit demi sedikit mengalir dengan benar, desahan nafas lega mengalun pelan di bibir kim bum
'Terimakasih dok, apa aku boleh melihatnya'
'Ohh iya silakan, ibunya akan segera di pindah di ruang rawat. Dan anaknya ada diruang bayi sementara menunggu keadaan ibunya membaik' ucap dokter itu seraya meninggalkan kim bum yang mulai menangis haru.
Entah air mata ke berapa yang ia teteskan untuk malam ini yang begitu panjang dan menyakitkan untuknya.
Namun ada sedikit rasa lega disana, ada 2 kebahagiaan yang memeluknya malam ini. Apalagi jika bukan tentang keselamatan kim so eun dan anak perempuan cantik nan manis yang baru saja menghirup lembutnya nafas dunia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Bumsso)
FanfictionAku tau takdirMu indah, cepat atau lambat Kau tetap mempersatukan kami.