Laman 9

1.4K 92 5
                                    

Malam harinya

~kim so eun~
Gemas rasanya saat melihatnya tidur, bagaimana bisa sedang menutup mata saja peri kecilku ini masih saja menggemaskan seperti ini.
Tanganku terus bergerak lembut menelusuri setiap jengkal wajahnya. Kulitnya putih bersih, bulu mata lentik, alis tebal, pipi yang tembam, bibir yang sangat indah untuk seukuran bayi. Banyak orang berkata jika ia besar nanti sangat pasti akan membuat banyak pria kecewa karna penolakannya.
Aku hanya tersenyum membayangkannya, jika ia besar nanti. Nanti? ada sedikit rasa keraguan dalam benakku. Bisakah aku mendidiknya dengan benar? Bisakah aku menemaninya selalu? Bisakah aku menjadi ibu sekaligus ayah baginya?. Ayah? Vigur seorang ayah?.
Aku juga seorang anak perempuan, aku tahu rasanya jauh dari seorang ayah. Apakah dia sanggup?

Aku mulai teringat ucapannya, bukan maksudku isi suratnya. 2 bulan lalu seminggu setelah kepergiannya dan saat aku sudah pulih benar dari luka lukaku. Aku mendapat sebuah bingkisan, ada nama jae jong oppa tertera di sana. Bingkisan manis berisikan gaun yang indah, lengkap dengan bunga mawar putih juga hils yang sama warnanya.
Disana juga ada sepucuk surat

To : kim so eun istriku
From : kim jae jong suamimu

Hallo so, apakabarmu baik disana? Sangat baik bukan, kau bahagia? Sangat bahagia bukan, kau hidup dengan benar? Sangat benar bukan.
Semua harus kau lakukan dengan benar so-ya. Mengingat sekarang kau tak sendiri, kau bersama dengan seorang malaikat kecil. Maka dari itu kau harus senantiasa baik.
So maafkan jika aku harus meninggalkanmu secepat ini, bahkan aku belum melihat bagaimana wajah malaikat kecilku. Sedih rasanya, namun bagaimana lagi? Ini urusan takdir apa boleh buat.
Terimakasih kau mau mendampingiku selama ini, menemani ku dalam susahnya hidupku. Saat sakit ini menggerogotiku kau selalu ada di sampingku, menemaniku, membantuku, memberikan banyak limpahan kasih untukku walau ku tahu tak ada cinta di sana namun aku sangat menyukainya.
So aku mencintaimu, sangat sangat mencintaimu. Hingga sebuah rasa egois menggerogoti hatiku, dengan teganya aku memisahkan kalian yang seharusnya bersama. Aku merampas takdirnya yang seharusnya bersama denganmu. Aku mencuri sesuatu yang berharga untuknya. Entah dari mana ego itu ada , namun aku telah melukai sepasang cinta suci disini aku seorang iblis yang jahat benar kan?.
Mulai saat nya tiba aku menutup mataku untuk selama lamanya kumohon so, berikan takdirnya kembali. Jemput takdirmu kembali so, bawa dia kedalan pelukanmu. Genggam dia menuju masa depan yang indah dan nyata. Jaga dirinya so, jangan buat ia rapuh.
Tolonglah bantu aku mengembalikan sebuah takdir yang pernah aku rampas begitu saja darinya. Aku beri waktu kau 3 bulan setelah meninggalnya diriku so. Aku tunggu momen penyatuan takdir yang seharusnya tak terpisah. Kumohon so kumohon.

Surat itu akhir akhir ini selalu mengganggu ketenangan pikiranku, entah sengaja ataupun tidak ada saja ingatan itu muncul. Namun, jika memang benar ialah takdirku masih maukah dirinya denganku? Yang dulu pernah meninggalkan bahkan sempat melupakannya begitu saja?. Aku sejahat itu dulu, apakah dirinya masih mencintaiku sampai sekarang? Maukah ia membantuku mewujudkan janjiku yang terakhir ini?. Egoiskah aku.
'Tok....tok....tok' lamunanku buyar seketika saat aku mendengar ketukan pintu dari luar kamarku.

...........

'Masuklah, tidak aku kunci' titah so pada orang yang mengetuk pintu tadi.
Suara decitan pelan pintu terbuka menampilkan sedikit demi sedikit seseorang disana.
'Nona'. Suara berat khas lelaki itu menemani langkahnya mendekati so eun yang masih di posisinya menggendong kim so yun dan menyenderkan tubuhnya di senderan tempat tidur.
'Aku kira bibi, ada apa bum' ada sedikit nada kaget disana setelah mengetahui yang datang  ternyata yang baru saja ia lamunkan. Kebetulan sekali bukan.
'Ibu menyuruhku menghantarkan ini untukmu' balas kimbum sambil meletakan nampan yang berisi air putih dan beberapa pil obat ke meja samping so eun.
'Oo iya aku sempat melupakannya, terimakasih bum. Duduklah apa kau mau berdiri seperti tentara terus seperti itu' yang diberi perintah hanya menurut membawa tubuhnya ke pinggiran tempat tidur dan mendudukan dirinya.
.........

~kim bum~

Kulihat dirinya sedikit kesusahan bergerak dalam posisinya sekarang yang masih menggendong so yun, yang mungkin sudah tidur sangat pulas
'Bolehkah aku saja yang menggendongnya?' Tawarku kepadanya sedikit pelan. Dia menatapku sejenak lalu dengan cepat namun sedikit pelan memberikan so yun padaku.
Aku tersenyum karenanya, saat tidurpun anak itu tetap menggemaskan. Wajahnya sangat kental akan kemiripan dengan ibunya sangat sama.

Tak ada rasa canggung ataupun gugup saat aku menggendongnya sekarang. Ya? Karena aku sudah sering menggendongnya. Saat so eun sedang mandi terkadang dititipkan kepadaku. Saat ingin memasak, menyiapkan keperluan mandi so yun, saat akan menyuapi so yun. Aahhh aku rasa aku sudah seperti ayahnya sendiri bukan.
Aku tersenyum saat memandangnya, tak ada kata bosan di sini. Melihatnya saja sudah sangat menghibur ku dari kepenatan.
'Bum kenapa kau terus tersenyum?' Suara halus itu sedikit menghentikan aktifitasku untuk memandangnya sejenak.
'Entahlah, sepertinya melihatnya saja sudah sangat menbantu untuk hanya tersenyum. Aku suka dia sangat menggemaskan' masih dengan menatap malaikat kecil ini aku dapat mendengar tawa ringan dari sebelahku, tepatnya dari bibir so eun di sampingku. Dengan cepat aku memandang ke arahnya.

Namun saat aku memandangnya, mata kami bertemu. Tatapan kami terkunci satu sama lainnya. Kami saling menatap dengan dalam, aku merasakan kembali saat hatiku mulai berdebar tak karuannya. Dengan cepat aku menundukan kepalaku. Sesuatu tiba tiba datang dalam pikiranku. Ku hirup udara sejenak lalu ku tidurkan so yun dalam boxnya dan aku mulai melihatnya kembali.
Dia tak bereaksi dia hanya diam, sampai ketika aku menyentuh tangannya ku gengam tangan itu dengan perlahan dan erat serta ku cium tangan itu lembut.
Pikiranku sedang sibuk merangkai kata dari mana aku memulai ini?

'So' dia mulai menatap diriku
'Aku menunggu ini selama bertahun tahun, aku menginginkan ini selama nafasku terhembus, aku sangat sangat membutuhkan dirimu. Aku tak sanggup lagi menahan ini, rasa ini bertambah walau aku mencoba menghilangkannya.
Percayalah ini bukan karena hyung, ini sungguh sungguh dari hati terdalam ku...' ku hirup dalam dan cepat
'So maukah kau menjadi takdirku? Maukah kau bersama hidup dalam suka dan duka? Maukah kau menemani langkahku? Maukah kau menjagaku ketika aku sakit? Maukah kau mendampingi sampai hayat menjemputku?. Maukah kau menikah denganku?' Haaahhh lega rasanya lega sangat lega, terimakasih tuhan. Namun tunggu masih ada yang mengganjal di hatiku, aku menunggu jawabannya.

...............

Wanita yang mendapat permintaan tulus dari seorang pria di hadapannya tak kuasa menahan haru di hatinya. Dengan perlahan air matanya menetes senyum indah terukir menemani setiap tetesan air mata tadi. Mata indahnya memandang dalam ke arah mata pria di depannya

'Demi tuhan dan demi apapun di dunia ini aku mau menjadi pasanganmu bum. Ku mau menjadi bagian dari langkah dan hidupmu. Ku mau dengan dan bersamamu'
Wajah yang tadi sedikit serius menunggu jawabpan dari sang gadis mulai melunak menampakan senyum khasnya.

Kim bum mulai memeluk so eun, memeluk erat wanita yang dicintainya. Menyalurkan semua rasa yang terpendam, mengeluarkan semua suka duka dan bahagia bersamaan. Menggambarkan setiap rasa yang tak bisa diutarakan dengan ucapan.
Mereka melepaskan pelukan hangat itu, kembali saling menatap mata yang sudah banyak mengalir air mata kebahagiaan. Kim bum perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah kim so eun, menutup matanya dan dengan pelan menempelkan bibirnya ke bibir ranum so eun. Berpagutan mesra dan hangat serasa tak ingin melepasnya.
..........

Mungkin di sana Tuhan juga ikut tersenyum melihat takdir yang sempat terpisah kembali bersatu dan bersama. Percayalah tulis takdirNya begitu indah untuk umatnya. Ia tak pernah ingkar pada umatnya, ia tak pernah memberikan kesulitan yang berarti. Namun ia memberikan suatu kebahagiaan yang sangat melimpah untuk semua umatnya.

---------------The End--------------

yup yup end juga gak kerasa nulis akhirnya selesai. Oo ya kalian mau SP atau ganti cerita aja.
Dan yang mau nyaranin sesuatu tema untuk di tulis atau sesuatu apa langsung aja ya ke ig aku. @asiska.p_
Jangan lupa saran dan kritiknya. Happy reading😘

Let Me Love You (Bumsso)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang