“Dia sehat ‘kan? Disayang, ya? Gue otw ke sana.”
Mingyu menutup panggilannya. Mengedarkan pandangan ke arah kumpulan adik-adik juniornya yang sedang istirahat di bawah pohon rindang.
“Han! Kakak lo entar lagi nyampe. Katanya ‘Dia sehat ‘kan? Disayang, ya?’.”
Jeritan Mingyu barusan sontak mengundang suara sumbang dari teman-teman Jeonghan. “Ciee... yang disusulin.” Kata salah satu senior yang tak sengaja ikut mendengar teriakan Mingyu.
“Hitungan ke sepuluh baris di depan saya! Satu! Dua! Tiga!...”
Kegaduhan mulai menguar ketika koordinator lapangan yang bertugas mengawasi para junior mengeluarkan instruksi khasnya. Harus cepat, jika tidak maka para anggota baru harus siap untuk berolahraga ringan seperti push up.
oOo
“Kakak lo udah dari kemaren nyampe bahkan nginep, tapi gue ga liat tuh lo ngomong sama dia.” celetuk Seokmin sambil mencari kayu bakar di sekelilingnya.
“Entar deh. Kelar api unggun. Dianya juga di tenda mulu.”
Jeonghan sedikit risih sebenarnya karena kedatangan Seungcheol, kakaknya. Ia tidak ingin diistimewakan hanya karena dirinya juga pernah menjadi adik tingkat Seungcheol semasa SMA. Saatnya Jeonghan berkembang. Ia juga ingin berorganisasi tanpa dibedakan di masa kuliah ini.
“Kak? Udah tidur?”
Suasana sekitar sudah sepi. Hanya ada beberapa senioran yang berlalu lalang memeriksa area kemah dan juga sisa api unggun yang tinggal bara.
Mendengar suara itu, Seungcheol keluar dari tendanya. Duduk tepat di pintu masuk.
“Kenapa?”
Jeonghan yang masih berdiri, ikut mensejajarkan tingginya dengan Seungcheol. Duduk di hadapan pria itu tanpa alas apa pun.
“Cuma pengen ketemu sama bilang makasih. Dari kemaren kakak nyampe, aku belom ada nyamperin.”
“Makasih buat apa?”
“Gatau, pokoknya makasih aja.” Jeonghan mengangkat bahu, membuat orang di depannya tertawa kecil. “Aneh kamu gak pernah ilang.”
“Kakak merhatiin aku banget, ya? Sampe tau aku aneh.”
“Kamu ‘kan adik didik kakak. Ya kali gak kakak perhatiin.”
“Kamu kenapa senyumnya gitu?” lanjut Seungcheol bertanya. Sempat hening beberapa saat sebelum Jeonghan menarik kedua sudut bibirnya miris.
“Aku geer banget.” Ucap Jeonghan sedikit tertawa. “Seneng deh masih jadi adik didik kakak terus.” Imbuhnya lagi.
Jeonghan berdiri, berlalu kemudian setelah pamit. Meninggalkan puluhan tanya pada pikiran Seungcheol yang masih memandang punggung itu menjauh.
End.
Maafkan ke-gaje-an ku:"
Gatau ini apa. Yg jelas, part ini ga ada hubungannya sama part sebelum2nya:3
Happy satnite!💕
KAMU SEDANG MEMBACA
JEONGCHEOL'S STORIES
FanfictionKumpulan Oneshoot, drabble, & ficlet JeongCheol BxB area! The characters are belong to God and their selves. The story pure of my mind. Happy reading! Hope you like it^^ © Copyright December 2017 Cover from Fansite-nim via Twitter, edited on Canva.