Udara dingin semakin menggigit sampai ke tulang. Terdengar suara gemerisik daun yang masih bertahan di awal musim gugur bertarung dengan angin.
Sarah merapatkan selimut agar membungkus tubuhnya. Berharap selimut tebal dapat menghalau dingin. Perutnya mulai melilit dan berkeriut pelan.
"Duh... Udah sakit perut. Pake acara laper lagi."ia mengeluh dan bergelung membentuk lingkaran.
Gak ngaruh!! Jadi ia bangkit dan mengorek isi laci disebelahnya. Mencari tambahan kaus kaki. Setelah memakai kaus kaki tebal yang membuat kakinya terlihat seperti bengkak. Ia menuju lemari dan mengambil mantel panjangnya. Dan bau keju yang lezat menyapa hidungnya.
"Hmm.. Enak bangettt..." ia mengelus perutnya yang berkeriut dan menatapnya dengan iba.
"Duh... Perut sayang.. Kamu lapar ya.. Perlu makan?" ia teringat ia lupa makan malam karena setelah keluar dari ruang kerja majikannya. Ia segera menelfon adiknya dan bertukar kabar. Karena hatinya senang mendengar anak anak dan keluarga disana sehat dan Nora sudah berhenti merengek. Ia jadi lupa makan.
"Sebaiknya aku lihat. Siapa yang masak."
Ia mengintip dari celah pintu. Tampak sosok dengan kepala baru tumbuh rambut itu membelakanginya. Ia sedang menuang sesuatu yang berbau keju. Punggung itu tampak kokoh dengan piranti dapurnya.
"Jika lapar. Keluarlah. Kita makan. Kau suka keju kan?"
Sarah keluar dari kamarnya dengan wajah cemberut karena ketahuan. Pria ber-sweater hitam yang menonjolkan biseps nya sedang mencuci alat masaknya.
Sarah menunggu sambil menelan ludah. Membayangkan kelezatan McCheese Maccaroni dengan taburan peterseli itu masuk ke dalam mulutnya. Perutnya berkeriut lagi dan kyungsoo berbalik seraya membawa dua cangkir yang mengepul. Bau cappucino.
"Mau membantuku? Kita makan di halaman belakang."
"Ne! Aku ganti jaket dulu!"sarah segera ngacir ke dalam kamar. Diikuti senyum puas dengan sedikit rona merah di wajahnya.
"Memang benar. Makanan enak selalu bisa mencuri hati semua orang."
Mereka duduk di kursi beranda belakang. Yang disebut beranda ini menyerupai tempat tidur kayu dengan kelambu yang mengitarinya. Dialasi bantalan empuk dari busa terbaik.
Sarah duduk bersila dan menerima mangkok penuh makanan tadi dengan binar senang.
"Duduklah yang baik." komentarnya.
"Kamu terganggu?"
"Sedikit sih." jawabnya jujur.
"Oh... Aku merasa seikit lebih hangat jika seperti ini." kata Sarah sembari mengganti duduknya.
"Ah... Baiklah. Sepertinya aku perlu mencoba sekali." kyungsoo melipat kaki seperti sarah. Dan kaki Sarah pun kembali terlipat.
"Makanlah."
"Selamat makan!" sarah segera mengambil satu sendok penuh dan melahapnya.
"Enak~~" ia berseru senang. Melihat itu kyungsoo tertawa bahagia.
"Sepertinya usahaku tak sia-sia untuk membuatmu tersenyum"
"Aku bahagia hanya dengan ini. Terlihat murahan sih. Tapi masa bodoh lah." tukasnya lalu melahap makanannya sampai habis.
***
Suara jangkrik dan beberapa hewan malam yang berada di lubang pohon meramaikan malam sunyi mereka.
"Aku ingin punya perkebunanku sendiri. Mengolah makanan dari hasil kebun sendiri."cetusnya memecah kesunyian.
"Eoh itu beneran? Kukira settingan." celetuk Sarah takjub dengan suara mengecil di akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemaid (Re-Publish)
Non-Fiction"Ahhh.."desahan itu lolos dari mulutnya tanpa mampu di cegah. Otaknya mengatakan bahwa ini tidak benar. Namun, tubuhnya terlalu jujur. Ia tak dapat menolak foreplay dari Kyungsoo. Bahkan saat pria setengah mabuk ini 'menghukum' -nya karena telah mem...