Semua anak berhamburan keluar kelas setelah mendengar bel istirahat berbunyi. Tak di sangka dari arah pintu sudah ada Radit anak 11 ipa.3,dia seperti menuggu seseorang,dan yang jelas bukan menunggu reza dan dua sahabat nya. Karna sudah sebulan ini reza tidak pernah terlibat cek-cok dengan radit.
Radit pun berjalan mendekati bangku wulan,ia adalah tipikal murid yang tidak jauh berbeda dengan reza. Tampilan nya yang asal-asalan,lengan seragam yang di gulung dan tidak lupa bandana yang selalu menempel di kening nya yang otomatis membuat sebagian rambut nya membentuk jambul.
"Mau,ngapain lo?" Tanya dimas yang tidak suka melihat radit mendekati wulan
Radit sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan dimas,malah ia langsung menarik lengan wulan untuk keluar dari kelas dan itu sukses membuat murid yang ada di dalam kelas menatap nya bergantian.
"Gue,udah nungguin lu dari tadi. Ayok buruan,keburu rame" ucap radit melenggang keluar kelas sembari menggandeng tangan wulan
Sekali lagi,Dimas di buat panas oleh perlakuan radit barusan,ia ingin segera mendaratkan tangan nya ke wajah mulus radit.
***
Hampir 15 menit salma berada di dalam perpus,suasana perpus cukup sepi karna kebanyakan siswa sedang asik makan di kantin. Reza yang tidak sengaja melihat salma sedang asik membaca buku pun,langsung mengahmpiri salma dan duduk di samping nya. Ia meletakan dagu nya di meja perpustakaan,telunjuk nya memainkan bollpoint berwarna marun milik salma. Salma yang sadar akan kehadiran seseorang di samping nya pun langsung menoleh ke arah reza.
"Ngapain,sih?!" Tanya salma
"Bingung" jawan reza singkat,ia masih asik memainkan bollpoint salma "lo,gak capek baca buku terus,sal?" Tutur reza "gue aja capek ngeliatin lu mulu"
"Yaudah,gak usah liatin gue. Cari objek lain aja yang bisa lu pandangin terus" ucap salma menutup buku nya "intinya,lu mau ngapain kesini?" Tanya salma mengintrupsi
"Mau minta saran" reza mengubah posisi nya,ia kembali duduk dengan posisi tegak "menurut lo,kalo gue tembak diny sekarang,gimana?" Tanya reza intens
Salma kini menaruh buku nya asal dan menatap manik reza dalam "kenapa,buru-buru?" Tanya salma balik "serius lo mau nembak,diny secepet ini?"
"Kok,lu kaya gak suka gitu sih,sal"
"Enggak,biasa aja!"
Salma mendengus kesal,ia bingung harus bagaimana. Satu sisi otak nya mendorong untuk menyetujui kalimat reza tapi hati nya berbanding terbalik.entah mengapa,hati nya tidak suka kalau reza menyatakan perasaan nya pada diny.
Cinta itu bisa jadi benci
Dan,benci juga bisa jadi cinta
Jadi,benci sama cinta itu beda tipis
Hati-hati aja.Seketika,salma teringat ucapan sity,saat dia mengucapkan kalimat,bahwasanya, ia benar-benar membenci reza dan tidak akan pernah memaafkan kesalahannya waktu itu. Tapi sekarang,ia malah terjebak ucapan nya sendiri.
***
Di ujung koridor sudah ada Dika yang sedang menunggu diny. Ia sedikit memainkan rambut dengan jemari nya. Tidak lama kemudian diny pun menghampiri dika dengan membawakan satu kotak susu pisang kesukaan dika.
"Tumben bawain susu pisang" tanya dika "tau dari mana,kalo gue suka banget sama susu pisang?"
"Ada deh"
Dika hanya tersenyum mendengar jawaban diny,ia mencubit pipi merah diny dan sang empunya pun hanya meringis kesakitan,tak lama diny membalas mencubit perut reza.
Tiba-tiba,dika sedikit membungkukan badan nya di depan diny dan sontak membuat siswa yang sedang berlalu lalang di area koridor berkerumun mendekati dika dan diny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta (I Hate You I Love You)
Teen Fiction(Part 23 di private. Silahkan follow terlebih dahulu jika ingin membaca) Aku menyesal telah membencimu,kini aku menanggung resiko untuk jatuh cinta dengan mu. Benar kata orang, jangan terlalu membenci seseorang nanti kau bisa jatuh cinta dengan nya...