Salma masih asik dengan buku nya. Ia tidak menyadari kalau Bara duduk di tepi kasur nya.
Bara memang baru saja pulang dari kegiatan nya menjadi photografer. Tidak. Bara tidak bekerja menjadi tukang photografer,melainkan hanya hobby saja."Tadi pulang di anterin siapa?" Tanya Bara cepat
"Temen. Udah pulang lo?"
"Kayanya dia baik. Gue lebih suka lo deket sama dia ketimbang sama si biang kerok" tutur Bara melepas tali sepatunya
Salma menarik nafas jengah. Kenapa Bara menyebut Reza biang kerok? "Emang Fahri baik kali, dan lo gak bisa sebut kalo Reza itu biang kerok" jelas Salma kesal
Bara tak menjawab. Ia langsung keluar dari kamar Salma dengan meninting dua buah sepatunya dan masuk kedalam kamar. Sudah menjadi kebiasaan Bara,ia tidak akan menjawab pertanyaan kalau memang tidak penting. Menyebal kan bukan.
Salma menghentakan kaki nya kesal. Kembali fokus untuk membaca buku,karna besok adalah ulangan hari kedua dengan mata pelajaran yang amat Salma tidak sukai.
****
Reza membola-balik lembar buku yang sedang ia pegang. Ia tak ada niatan untuk membaca nya sama sekali. Hari ini mood nya sedang tidak baik,itu semua juga karna kejadian tadi siang di kantin. Tak habis pikir saja dengan Dika yang menyebut nya Preman pasar. Sebenarnya yang lebih pantas di sebut Preman pasar adalah Dika sendiri. Pasal nya ia yang memukul Reza terlebih dahulu tanpa sebab.
"Papa mau ngomong sama kamu" ucap Akbar yang sudah duduk di depan Reza
"Ngomong aja" kata Reza tak minat sama sekali menanggapi omongan Akbar
Akbar menarik nafas perlahan "papa pengen kamu kuliah di Fakultas Hukum" lanjut Akbar
Reza kaget dan langsung menaruh buku nya di atas meja "Gak. Reza mau kuliah di Faktultas teknik aja" kata Reza kesal "lagian Reza masih kelas 11,pah. Ngapain juga mikirin kuliah."
"Mau jadi apa kamu kuliah di Fakultas Tehnik? Papa gak suka" Ucap Akbar sedikit membentak "itu kenapa muka kamu babak belur? Berantem lagi? Atau tawuran?!"
"Mau jadi apa Reza nanti. Itu,bukan urusan papa. Papa urusin aja kerjaan papa"
"Kamu ini! Di perhatiin gak tau di perhatiin. Mau jadi anak Durhaka kamu,karna gak nurut sama omongan orang tua?!"
"Reza capek debat mulu sama papa. Lebih baik Reza keluar rumah terus nenangin diri" ucap Reza beranjak berdiri
Akbar mendengus kesal,melihat putra nya bersifat seperti ini " Yaudah. Kalo gitu kamu gak usah balik lagi kerumah. Kamu tinggal di luar aja."
"Papa ngusir Reza?''
"Iya papa ngusir kamu. Fasilitas kamu papa sita,tanpa terkucali--"
"Papa gak bisa sita motor Reza. Reza beli motor itu pake uang tabungan Reza sendiri dan gak sepeserpun Reza minta dari papa ataupun mama" jelas Reza menutup pintu kamar nya kasar.
Reza langsung membuka lemari pakaian nya dan memasukan beberapa baju nya kedalam Tas hitam milik nya. Perkataan Akbar tadi membuat nya yakin. Kalau dia sudah tak lagi di butuhkan di rumah ini, ia tak tahan dengan sikap Akbar yang selalu mengekang dan menuruti kehendaknya sendiri.
Reza sudah siap untuk pergi dari rumah. Sekarang jam menunjukan pukul delapan malam. Ia masih bingung kemana ia akan tidur malam ini. Mana mungkin ia menumpang di rumah Fahri. Ia sedang ada masalah dengan Fahri,jadi itu tidak mungkin.
Reza sempat mengirimkan pesan kepada Dimas.kalau ia akan menginap di rumah nya malam ini.
"Inget ya. Papa udah blokir Atm kamu,jadi kamu gak bisa main-main lagi sama papa" tutur Akbar saat Reza akan membukan pintu ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta (I Hate You I Love You)
Genç Kurgu(Part 23 di private. Silahkan follow terlebih dahulu jika ingin membaca) Aku menyesal telah membencimu,kini aku menanggung resiko untuk jatuh cinta dengan mu. Benar kata orang, jangan terlalu membenci seseorang nanti kau bisa jatuh cinta dengan nya...