Chapter 16: Dia masih ingat

4.3K 527 33
                                    

6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6.58 PM

Di ruang makan yang luas terlihat banyak pelayan yang hilir mudik mengantar makanan dan menyiapkan berbagai keperluan Tuan-nya. Pria itu, Kim Taehyung duduk dengan tenang di kursi sudut meja makan. Tapi, siapa sangka bahwa di dalam hatinya pria itu begitu gelisah.

Pasalnya, 2 menit lagi sudah jam makan malam tetapi gadisnya belum memperlihatkan batang hidungnya setelah kejadian tadi siang.

Sungguh ia lepas kendali, panggilan itu mengingatkan kedua wanita yang disayanginya.

Berlebihan memang tetapi baginya panggilan itu adalah panggilan sakral dan hanya dua wanita itu yang boleh memanggilnya dengan sebutan V.

"Panggilkan Jisoo untuk makan malam."

Salah satu pelayan di sana menunduk sebelum melakukan perintah tuannya.

Taehyung menautkan kedua jarinya di atas meja. Pikirannya melayang entah kemana. Entah pria itu sadar atau tidak bahwa kehausan akan membunuh seseorang telah berkurang seiring berjalannnya waktu.

Kalian tahu semua ini karena siapa? Tentu saja karena gadis yang saat ini ia tunggu untuk makan malam. Tapi, bukan Taehyung namannya kalau percaya dengan asumsi itu. Pria itu selalu menyangkalnya dengan berfikir mungkin membunuh tergantung dalam mood-nya.

"Tuan.."

Taehyung menoleh, mendapati pelayan tadi yang sedang menunduk. Kepalanya celingak-celinguk mencari seseorang. "Dimana Jisoo?"

"Nona sedang tidur Tuan, saya tidak berani untuk membangunkannya."

Taehyung menghela nafas kasar, tangannya bergerak mengacak rambutnya setelah menggunakannya untuk menyuruh pelayan itu pergi.

Kursi bergerak mundur kala pemiliknya memilih bangkit dan meninggalkan ruangan makan. Kakinya menyusuri beberapa ruangan dan menaiki tangga, disanalah kamar gadisnya berada. Tanpa mengetuk, pintu terbuka lebar.

Dengan langkah ringan tanpa suara, Taehyung mendekati ranjang dan duduk di sisi ranjang.

Jisoo meringkuk seperti janin dengan wajah tertutup rambut. Dengan penuh perasaan Taehyung menyingkirkan beberapa helaian rambut ke belakang telinganya.

Seketika dadanya seperti tertikam samurai saat menangkap bekas air mata yang sudah mengering di pipi gadis itu. Taehyung menggerakan telunjuknya menyeka bekas air mata itu.

"Kamu nangis." Ucapnya lirih. Kadang, ia berfikir Jisoo bukanlah siapa-siapanya tetapi kenapa harus sesakit ini melihatnya menangis?

"Maaf." Lirihnya.

Sesak, itu satu kata yang ia rasakan saat ini.

Ada perasaan aneh yang selalu ia sangkal selama ini. Hatinya selalu membuat tameng untuk menjaga hal yang seharusnya hanya untuk milik satu orang. Entah mengapa, tameng itu telah hancur lebur bersama kepingan-kepingan yang selama ini ia pertahankan.

Sanity Mr. Kim [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang