Chapter 17: Kookie, Kamu Nangis.

4.3K 531 66
                                    

"Jadi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi?"

"Apa?"

Jisoo mengerutkan keningnya tidak mengerti membuat J-hope berdecak kesal. Jadi, saat ini mereka sedang duduk berhadapan di sofa yang tidak terlalu besar ini tetapi tetap. yaman lah bila digunakan.

"Kamu nginep gak?"

"Enggak."

"Kenapa?"

"aku kan punya tanggung jawab Kak." Ucap Jisoo.

J-hope merengut, dirinya sedih. Kenapa harus sesingkat ini pertemuannya dengan Jisoo. Padahal ia merindukannya begitu lama tapi pas ketemu setengah hari aja ngga ada.

"Nginep si kamu." Bujuk J-hope.

"Aku nggabisa, Kak. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan di sana."

Iya, mengambil hak miliknya. Taehyung-nya.

J-hope hanya bisa menghela nafas pasrah. Bila sudah begini Jisoo tidak bisa di ganggu gugat. J-hope berpindah tempat duduk menjadi di samping Jisoo. Memeluk gadis itu erat seakan memberi tahu bahwa pria itu sangat meridukannya.

"Jangan lupain kami ya.." Lirih J-hope.

Jisoo membalas pelukan J-hope tak kalah erat, melingkarkan tangan kecilnya di balik punggung kokoh J-hope. "Nggak akan, Kak."

***

Sudah pukul 3 sore, Jisoo berpamitan kepada seluruh penghuni panti dengan sedikit tak rela. Rasanya ia ingin berlama-lama disana.

"Jaga diri kamu baik-baik Jisoo.." Sudah puluhan kali Bunda memberi wejangan itu, meskipun begitu Jisoo tak pernah bosan mendengarnya.

Bunda memeluk tubuh Jisoo erat.

"Iya..Bunda." Ucap Jisoo. Jisoo melepas pelukan Bunda kepalanya celingak celinguk mencari seseorang.

"Bunda.. Kak Jehap kemana?" Tanya Jisoo pelan.

Bunda tersenyum sedih. "J-hope di dalam, Nak. Katanya ga kuat ngeliat kamu pergi."

Bibir Jisoo melengkung ke bawah, matanya berkaca-kaca. "Bunda.. Bilang sama Kak Jehap aku sayang sama dia." Bunda tersenyum kecil, tangannya terulur mengelus pipi Jisoo.

"Pergilah, Nak. Jangan buat kami disini semakin gak rela sama kepergian kamu."

Jisoo mengangguk sedih, dengan berat ia memasuki mobil yang sudah di bukakan oleh Pak Yong Yo. Jisoo sempat menengok ke belakang, melihat anak-anak panti dan Bunda tengah melambaikan tangan. Dan yang paling membuatnya sedih adalah pria yang berdiri di ambang pintu dengan tatapan ketidakrelaan yang begitu kentara.

Sanity Mr. Kim [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang