Chapter 9: Aku disini

4.5K 590 32
                                    

Jisoo Point Of View

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo Point Of View

Aku berjalan ke parkiran sambil menggerutu kesal. Keluarga itu benar-benar sangat durhaka kepadaku, mereka malah menertawakanku setelah aku ceritakan semuanya. Mereka bilang 'Kenapa dia nggak memotong-motong kamu aja'.

Hey, kalau aku mati, mereka tak akan mempunyai keponakan yang cantik sepertiku lagi.

Di depan ku ada gelas aqua yang berdiri terbalik. Dengan geregetan aku menginjaknya.

Dor!

Aku mendengar suara lataan di belakangku. Aku berbalik, mendapati ibu-ibu yang sedang mengelus dadanya sambil mengucap istighfar.

"Yaallah. Neng! Kalo saya jantungan saya tuntut kamu ya!" Ibu-ibu itu marah padaku. Lah siapa suruh nggak nutup kuping pas aku nginjek. Dianya aja yang salah, iyakan dia yang salah?

"Bukan aku, bu."

"Terus siapa? Jelas-jelas saya ngeliatnya kamu kok." Ibu itu ngotot banget sih, aku jadi inget prof bantet itu. Siapa namanya? Ah, iya Park Jiimn.

"Kaki saya, bu. Nih, omelin aja bu. Emang ya dasar kamu kaki songong sama orang tua, minta maaf cepet."Ucapku sambil mengangkat kakiku dan mememarahinya.

Ibu-ibu itu menggelengkan kepalanya lalu menunjuk rumah sakit. "Itu ada rumah sakit, mending kamu cek otak kamu sana." Setelah mengatakan hal itu Ibu-Ibu itu langsung pergi sambil sesekali menengok kebelakang sampai ia tak sadar menabrak orang. Ibu-ibu itu bukannya minta maaf malah ngomelin orang yang di tabraknya.

The power of emak-emak.

Aku berbalik, pengen masuk kedalam mobil.

"Jisoo?" Aku nengok ke samping.

"Jennny?" Aku tersenyum manis kepadanya, tetapi di balas tatapan sinis. Aku mengabaikannya, pandanganku beralih ke seseorang di samping Jenny.

"Hai, Jisoo.. " Aku tersenyum menanggapi sapaan pria itu.

Namjoon, pria yang berstatus sebagai pacar Jenny. Kadang saat bertemu dengannya aku merasa gelisah, dia menatapku seorah-olah aku ingin menerkamku. Dan entah mengapa aku tak suka itu.

Jenny mencubit perut Namjoon sampai pria itu meringis kesakitan. Hah,rasakan itu pria buaya! Sudah punya pacar tetapi masih melirik perempuan lain.

"Gausah genit-genit sama cowo gue. Kegatelan banget sih lo!" Aku mengerutkan kening, entah sudah kebal atau terlalu biasa dengan omongan pedas yang Jenny katakan padaku. Gadis itu sangat-sangat tidak menyukaiku, aku tidak tahu salahku apa.

"Aku ngga genit sama sekali sama dia, Jen." Jenny tersenyum sinis.

"Halah, basi. Ayo, Mon." Sangkal Jenny. Mon, yang di maksud Jenny adalah Rapmon, hanya orang terdekatnya saja yang bisa memanggilnya seperti itu. Tentu saja aku pengecualian.

Sanity Mr. Kim [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang