1- Pertarungan Hati

5K 83 7
                                    

"Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allâh mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya" [HR. at-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Mâjah no. 4031 (Ash-Shahîhah no. 146)]

Perempuan Asing itu datang tiba-tiba, lalu membuat ku menghancurkan Keluarga kecil ku dengan tanganku sendiri💔

Suasana pagi dikota Aceh itu tampak sejuk, langitnya terlihat begitu cerah, Mentari perlahan terbit dari tempatnya.

Dalam sebuah Kamar Hotel, terlihat seorang Gadis berhidung mancung sedang menyisir rambut panjangnya didepan sebuah kaca rias, ia tersenyum begitu Manis, sambil terus beradu pandang dengan Pantulan wajah seorang lelaki yang duduk ditepi ranjang tidur, tepat dibelakangnya.

"Yakin nih mau mandangin aku terus? Emang ga bakal telat kerjanya?" Ucap perempuan bernama Lengkap Derumi Lamia itu.

"Kecantikanku mengalihkan duniaku..", balas lelaki itu, lelaki yang tak lain adalah suaminya.

Erum, sapaan untuk perempuan manis berhidung Mancung, ia tampak tersipu malu mendengar gombalan suaminya.
Ia lalu membalikkan tubuhnya, berjalan dengan begitu anggun kearah lelaki yang baru beberapa bulan menjadi suaminya.

"Iyaa, istrimu ini memang cantik Bi, tapi, Emmhh, Kau tetap harus bekerja kan?"

Ucap erum dengan nada Manja. Alan, tampak gemash dibuatnya, ia lalu mengangguk pelan, sementara Erum tampak penuh cinta, mengecup telapak tangan kanan suaminya.

"Jaga diri kamu baik-baik yaa Bei." Ucap Alan ramah.

"Iya itu pasti, Biya kan udah janji, kalau besok aku akan diajak jalan-jalan keliling kota Aceh."

"Iya, doain ya. Semoga hari ini proyek diaceh kelar. Biar besok, kita bisa puas-puasin jalan-jalannya."

Erum tersenyum dengan sangat manis.

"Nak, Abi pergi dulu yah. Kamu yang anteng didalam, Anak baik kan ga suka ngerepotin orang, apalagi ngerepotin Umminya." Ucap alan sambil menyentuh perut erum

"Besok, Abi janji akan ajak kamu dan Ummi kamu, jalan-jalan keliling Aceh, sekaligus berkunjung kerumahnya nek Agam sama nek Inong." Ucap Alan lagi.

Ditengah percakapan manis antara Alan dan calon bayinya, terdengar suara dering ponsel yang berbunyi di saku celana lelaki bertubuh tinggi itu.

"Iya assalamu'alaikum ham.."

Sesaat terjadi pembicaraan dalam sambungan telfon itu. Setelah dirasa cukup, Alan pun mematikan ponselnya.

"Ilham sudah menunggu dilobi hotel, aku harus cepet." Ucap Alan pada erum

Perempuan tanpa Khimar itu terlihat mengangguk pelan.

"Oh ya, satu lagi, kalau ntar malam, aku pulang terlambat, kamu makan duluan aja ya ga usah nunggu aku, kemungkinan aku harus lembur dihari terakhir ngerjain proyek ini, tapi aku usahain kelarin semuanya sebelum magrib." Lanjut Alan

"Okeh Biya ku sayang.. semangat kerja dihari terakhir yaa" Ucap erum menyemangati

Alan mengecup kening erum dengan penuh cinta, mengucap Salam lalu pergi meninggalkan istri yang baru dinikahinya 5 bulan yang lalu.

"Nak, Abi mu sudah pergi kerja, bagaimana kalau kita juga pergi, jalan-jalan ditaman hotel misalnya, setuju nak?" Ucap erum sambil mengelus-elus perut yang tampak mulai membuncit itu.

"Yah baiklah, ummi akan mengambil Khimar dulu ya sayangku.." ucap erum lagi seolah menjawab pertanyaannya sendiri.

Erum lalu beranjak kesebuah Almari yang terletak disalah satu sudut kamar itu, tiba-tiba Gelang mutiara yang diberikan Alan tersangkut, lalu putus, bulir-bulir mutiaranya berhamburan dengan liar keseluruh lantai kamar itu.

Malaikat Berlesung Pipi 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang