7- lantunan cinta Ar-rahman

1.3K 43 5
                                    

Dibalik Perjumpaan sederhana,
Terdapat perpisahan kusam dan proses melupakan yang begitu, rumit dan melelahkan.

Sepuluh tahun kemudian..

"Ayo Bunda, ayo cepat, Bilal sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Nek Agam dan Nek Inoeng"

Rengek seorang bocah berusia 7 tahun, bocah yang diadopsi Alnaira dan algifari 5 tahun lalu, Karena beberapa tahun lalu, Al-Ghifari telah divonis dokter menderita penyakit Hiperplasia adrenal kongenital, yang artinya sulit bagi sepasang suami istri itu untuk memiliki keturunan. Oleh karena itu mereka pun akhirnya sepakat untuk mengadopsi seorang anak laki-laki yang kini mereka beri nama Bilal.

Bilal, bocah lelaki yang memiliki paras setengah Arab, berkulit putih bersih itu sangat dekat dengan Ilmi, ia sangat suka mendengar kisah-kisah yang diceritakan Ilmi padanya dan padanya dan beberapa saudaranya yang lain.

Sayangnya, satu tahun belakangan ini, ilmi tampak mencurahkan perhatiannya lebih banyak istri tercintanya yang sedang sakit, perempuan yang telah mengarungi kehidupan bersama Ilmi selama setengah Abad itu, telah menderita sebuah penyakit yang dimana harus membuat ingatan Yuhi memudar, ia tak hanya sekedar lupa bagaimana cara merangkai kata-kata dalam cerita yang ia tulis, tapi ia juga lupa pada orang-orang disekitarnya, ia lupa pada keluarganya, anak-anaknya, ia lupa pada suaminya, ia bahkan lupa siapa dirinya sendiri.

Dirumah sederhana itulah Ilmi menghabiskan Masa tuanya bersama yuhi yang bahkan menganggapnya sebagai orang asing. Dia benar-benar lupa siapa Ilmi, meski begitu Ilmi tak meninggalkannya, ia tetap setia menjaga dan merawat yuhi dirumah itu.

Beberapa tahun lalu, saat penyakit pelupa yuhi semakin memburuk, saat itu pula dokter memvonis yuhi dengan penyakit Alzheimer, perasaan Ilmi begitu hancur, ia tau bahwa penyakit itu bisa diobati tapi tidak bisa disembuhkan, yang artinya adalah suatu saat nanti istrinya akan melupakan semuah hal tentang hidupnya, Ilmi mengupayakan banyak hal untuk memperlambat proses penghapusan memory itu dari ingatan istri tercintanya, namun kini semuah benar-benar telah menjadi kenyataan.

Yuhi telah melupakannya, meski ingatan tentang cintanya masih terus bersemayam dalam ingatannya.

"Aku merindukan suamiku, namanya adalah Abiyu Ilmi, dia adalah cintaku. dimana dia?" Tanya yuhi berkali-kali pada Ilmi, orang yang ia cari justru ada didepan matanya, bersamanya setiap hari, tapi ia sama sekali tak mengenalinya, ia ingat kisah cintanya, ia ingat nama suami tercintanya, tapi ia lupa dengan wajah lelaki yang telah menikahinya selama 60tahun itu.

Yuhi kadang merasa bagai orang bodoh yang benar-benar tidak tau apapun. Meski begitu Ilmi tetap setia bersamanya, tak meninggalkan yuhi meski hanya sesaat.
Setiap hari Ilmi merawat yuhi dengan penuh ketulusan, cintanya tak memudar meski ia dianggap sebagai orang asing dirumah itu.

"Bi, kenapa sih Abi tetap disini menjaga ummi? Padahal kan ummi sudah tidak mengenal Abi lagi?" Tanya Algifari suatu hari

Ilmi lalu menepuk pundak menantunya itu dan tersenyum,

"Dia memang tidak lagi mengenal ku, tapi aku masih mengenalnya.." ucap Ilmi

"Nak, kau tau, cinta itu ada dihati, bukan diotak. Meski dia telah melupakan siapa diriku, tapi dia tidak pernah melupakan cinta yang pernah tumbuh diantara yuhi dan Ilmi."

"Tapi bi, suatu saat ummi akan melupakan cinta itu kan?" Tanya Malika

"Sudah Abi bilang, cinta itu dihati, meski memory menghapusnya diingatan, tapi tak akan mampu menghapusnya dihati."

Iya, cintanya terlampau besar terhadap perempuan yang ia nikahi 60tahun yang lalu itu. Perempuan yang telah melahirkan anak-anaknya, membesarkan, mendidik, bahkan perempuan itu pula yang telah mendedikasikan hidupnya mengabdi pada Ilmi selama ini.

Malaikat Berlesung Pipi 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang