cinta tak selalu bisa diungkapkan.
Seperti halnya Luka yang tak selalu berhasil dibahasakan.
.
.
.💕💕💕
Siang itu, Alan tampak bahagia mengetahui bahwa Dirinya telah diterima kerja disalah satu kantor BASARNAS Manado. Ia lalu mengabari istri tersayangnya, erum. Mendengar kabar suaminya telah memiliki pekerjaan baru, ia pun ikut senang.
"MasyaAllah bi, mahabaik Allah yah. Mengganti pekerjaan lamamu dengan pekerjaan yang lebih baik, dalam waktu seminggu saja."
"Alhamdulillah.." ucap Alan.
"Dan semoga, ga ada musuh dibalik selimut lagi ditempat barumu ini bi." Ucap erum
Alan tersenyum melihat erum bahagia. Ia merasa telah lama tak melihat erum tersenyum sejak kejadian diaceh itu. Apalagi ketika dia tau bahwa Azka yang dia kenal baik selama ini, ternyata menyimpan akal jahat untuk alan, suaminya.
"Oh iya, kita jalan-jalan yuk, ke mall mungkin. Kita kan udah lama ga ke mall bareng."
Erum antusias mendengar ajakan Alan, tanpa basa basi, merekapun bersiap untuk pergi.
Ketika mereka berdua telah berada didalam mobil, Alan tak sengaja melihat Ulya yang termenung didepan jendela kamarnya, ia tampak iba melihat Ulya seperti itu. Pesan-pesan Umminya kembali terngiang-ngiang ditelinganya.
"Ummi percaya, kamu bisa bersikap Adil, nak.."
Ia merasa tidak adil, jika hanya berusaha membuat erum tersenyum sementara tidak dengan Ulya.
"Bi, ayo jalan."
Ucap erum yang sejak tadi telah duduk disamping Alan.
Alan tersadar dari lamunan sesaatnya."Bei, sebentar yaa." Ucap Alan
Tanpa menunggu jawaban erum, Alan pun keluar dari mobil itu dan terlihat bergegas masuk kedalam rumah.
Erum sedikit terkejut melihat tingkah suaminya, tapi ia sama sekali tak berfikir macam-macam."Mungkin, ada yang ketinggalan kali yaa." Batin erum
Sementara itu, dari dalam rumah. Alan tampak mengetuk pintu kamar Ulya. disisi jendela, Ulya yang tengah melamun pun tersadar, dan beranjak membuka pintu.
Ketika ia membuka pintu tsb, ia melihat sosok Alan berdiri didepannya.
"Ikutlah denganku dan erum."
Ulya tersenyum mendengar ajakan Alan. Ia lalu menggunakan kos kakinya lalu keluar bersama Alan.
Erum melihat keduanya berjalan bersamaan ketika keluar rumah, keduanya juga masuk mobil berbarengan. Mengetahui hal itu, erum merasa sangat cemburu.
"Jadi, yang ketinggalan itu Ulya Bi?" Batin erum
Meski begitu, ia tak merasa marah pada Alan, sebab sudah konsekwensinya harus menerima pembagian itu.
Alan menatap erum yang duduk disampingnya, menatap Iba seolah meminta maaf, erum pun membalas tatapan suaminya dengan senyum yang membuat Alan merasa Lega.
"Aku mungkin cemburu Bi, tapi bukan berarti aku marah padamu. Aku mengerti kau begini karena berusaha memenuhi kewajibanmu, kau juga sedang berusaha berlaku adil pada Ulya.." batin erum
Ia lalu menghela nafas..
"Ya Allah, kau bersama ku kan? Kuatkan aku.." batinnya lagi sambil sesekali memandang kearah kaca mobil dimana disana ia bisa melihat pantulan Ulya, yang duduk di bangku tengah, perempuan itu tampak tersenyum tipis memandang keluar jendela.
![](https://img.wattpad.com/cover/138440274-288-k316770.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Berlesung Pipi 2 [END]
RomanceSejatinya cinta tak pernah bisa setia pada satu orang, ketika Alan telah memutuskan bahwa Erum lah yang akan menjadi Cinta Sejatinya, seorang perempuan bernama Ulya itu datang sebagai sebuah Bencana. Pun dengan Ulya, ditengah kesetiaannya pada Adity...