🐾5. (HARI 1.B)

118 7 2
                                    


Happy reading!

🐾🐾🐾🐾


"setelah kepergian Riana noona, Jihoon-hyung membuang boneka itu ditempat sampah. Aku telah melarangnya tapi dia tetap membuangnya." Perkataan Jinyoung berhasil membuat aliran darah ditubuh Lucia memanas,wajahnya berubah gelap. Ingin sekali dirinya menendang Jihoon yang seenaknya membuang hadiah yang diberikan Riana,dirinya tak bisa membayangkan betapa sedihnya Riana jika tau akan hal ini. "noona,apa kau marah?aku minta maaf.." Jinyoung terlihat khawatir, "aku tak bermaksud untuk membuatmu marah," Lucia segera menggeleng dan tersenyum sedikit terpaksa. "tak apa,Jinyoungie temani aku mengambil kembali boneka itu.." Jinyoung mengangguk cepat.

"tempat sampah dipinggir jalan dekat departement itu." Jinyoung menujuk bangunan tinggi yang terletak sedikit jauh. "sebelumnya,apa kalian tidak ketahuan berjalan-jalan seperti ini??" tanya Lucia. Jinyoung menggeleng pelan,

"sebenarnya dibelakang kita ada bodyguard yang selalu mengawasi,hanya saja aku ingin mereka sedikit menjauh dari kita." Lucia berbalik kebelakang dan menemukan 2 laki-laki bertubuh gede berseragam santai dengan kacamata hitam mereka. Gila ncem film-film,hahha

Lucia tertawa pelan, "tapi sebaiknya kau sedikit menyamar,bagaimana dengan topi juga kacamata?" tawarku. Jinyoung berfikir sekilas lalu menggeleng. Dalam hati Lucia sedikit kesal,Jinyoung benar-benar membuatnya ingin kena masalah. "bagaimana kalo kita ketahuan?" Jinyoung tertawa geli,Lucia tiba-tiba saja terkejut karena dirinya dirangkul Jinyoung yang menariknya untuk berjalan. Mati aja gue.

"jadi noona asli jakarta?" pelafalan kata jakarta yang sanagt lucu,Lucia tertawa sekilas. Lucia menggeleng.

"aku tinggal dimedan." Jinyoung memiringkan kepalanya kekanan tanda bingung, "Medan itu hampir sama dengan jakarta,mereka ibukota provinsi diIndonesia." Jinyoung mengangguk sekilas. "jauh?" Lucia mengangguk sambil nyengir. "kalo jalan kaki seperti ini akan mengabiskan waktu sebulan.." Lucia sebenarnya kesal,karena Jinyoung tidak menyamar sedikit pun dan jalan mereka sangat lambat,orang-orang yang berlalu lalang berjalan kaki melihat Jinyoung dengan tatapan kagum. Lucia menarik tangan Jinyoung dan sedikit berlari ditengah panasnya terik matahari ini.

"HA!" Lucia mendesah lega. Boneka pinguin itu telah berada ditangannya,ia menatap Jinyoung senang,Jinyoung membalas dengan senyuman. "noona,aku tau kau bahagia,tapi tolong ini sagat panas!rasanya aku akan mati mengering seperti keripik." Lucia terbahak dan menepuk pelan bahu Jinyoung. "ayo kita minum minuman dingin dulu." Jinyoung berusaha menolak tapi Lucia menariknya dengan cepat.

"Buk,Es cendol sama durian nya ya,GPL ya buk." Siibuk penjual mengangguk dan mempersilahkan mereka masuk kedalam kedai kecilnya. Jinyoung melirik sekitarnya,begitu banyak orang yang datang padahal tempatnya sangat mini.

Lucia menyadari Jinyoung yang melihat para pelanggan yang asik saling mengobrol ria. Jinyoung berada didepannya. "Wae?" Jinyoung menggeleng.

"nih Es Cendol dan Duriannya,jangan lupa bayar ya lo gak boleh ngutang lagi!" ujar salah satu pekerja yang sangat kenal dengan Lucia. "sip bosque seloww gue lagi kaya nih," Lucia tersenyum membagakan diri. Sipekerja yang kenal dekat dengan Lucia mendengus sok. "heleh kincil!" ujarnya. "woy itu bahasa gue!!plagiatisme lu!" sipekerja perempuan itu mengibaskan tangannya keudara "bacot lu miper.wlek" Lucia sempat berdiri dan ingin menjitak kepala Poppy tapi perempuan itu segera berlari menjauhinya. "dasar lu kotoran anjing!"

"ups!" Lucia menutup mulutnya malu,orang-orang menatapnya risih dan tajam. Cengiran khas miliknya menghiasi situasi yang sempat sunyi.

"noona,apa yang kau lakukan!" suara bisikan itu berasal dari Jinyoung yang tak tahu apa-apa.

WANNAONE TRIP TO INDONESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang