Someone Who Loves You

237 53 21
                                    

Nama : Christian
Uname WP : Empty9029
Tema : Rindu

Dirinya di sana. Seorang diri tanpa ada yang menemani. Dia terduduk di bangku taman yang sengaja ditempatkan untuk siapa saja yang ingin menikmati indahnya pemandangan bukit rumput yang terhampar luas. Pandangannya selalu terasa kosong. Tidak. Dia tidak melamun. Dia sadar dengan apa yang ia lakukan. Dia pun sadar akan tatapan khawatir yang diberikan semua orang terhadapnya. Tapi itu tak membuatnya pergi dari tempat itu. Tempat favoritnya menghabiskan waktu dengan seseorang terkasih. Dia ingin tetap di sana dengan pandangan yang seolah sedang mencari seseorang yang bersembunyi di balik bukit. Menunggu seseorang yang akan berlari padanya. Hatinya sudah menjadi milik orang itu. Orang yang selalu ia tunggui di bangku taman. Orang yang ia yakini akan kembali dari balik bukit itu.

"Christian, kau tak pegal berdiri di sana?" suaranya yang lembut mengalun di telingaku.

Aku pun menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan baru. "Kau sendiri? Tak bosan selalu duduk di sana, Elsa?"

Elsa, Gadis yang duduk di bangku taman itu, hanya menggeleng pelan dan sedikit menolehkan kepalanya sehingga ia bisa melihat sosokku yang berada tak jauh di belakangnya. "Aku sudah terbiasa, Christian. Itu bukan masalah bagiku."

Lalu, Elsa menatap bukit yang berada di di depannya lagi. "Ya, menunggu sudah menjadi kebiasaanku sekarang. Sekalipun ini akan berlangsung selamanya. Aku akan tetap menunggu. Menunggu Rangga kembali ke sisiku."

Rangga. Nama lelaki itu. Lelaki yang telah membawa hati Elsa selama ini. Yang telah membuat senyum ceria Elsa terbang dan tak kembali. Yang membuat wanita itu sekarang terduduk di sana tanpa ada kemungkinan yang pasti.

"Christian." Panggil Elsa kemudian.

"Hn?"

"Sampai kapan kau akan berada di situ?" tanyanya.

"Bukankah seharusnya itu adalah kalimatku? Sampai kapan kau akan terus menunggu di situ?"
Terdengar tawa kecil dari mulut Elsa. Tapi aku tahu itu adalah tawa yang berbeda dengan tawa yang dulu sering ku dengar saat Rangga masih ada.

"Christian." Panggilnya lagi.

"Hn?"

"Rangga… Dia akan kembali. Aku yakin."

"…"

"Dari balik bukit itu, dia akan berlari dan kembali pada kita… Kembali ke sisiku."

"…"

Aku terdiam. Aku tak mau mengatakan apa-apa tentang pria Tersebut. Aku tak mau mengatakan sesuatu yang bisa membuat harapannya semakin tinggi. Karena aku tak ingin membuat ia terpuruk terlalu dalam ketika menyadari yang sesungguhnya telah terjadi.

Kemudian Elsa berdiri dan menghampiriku. "Christian, ayo kita pulang. Langit sudah mengusirku." Ajaknya.

"Kau yakin?" Elsa mengangguk.

Kami pun pulang dari bukit itu dalam kesunyian yang menyelimuti kami. Elsa dan aku adalah pribadi yang suka ketenangan. Oleh karena itu, tak banyak percakapan yang terjadi jika kami bersama. Tapi kami menikmati kehadiran satu sama lain.

"Jangkriknya sedang bernyanyi." Tiba-tiba Elsa mengatakan sesuatu.

"Ah, kau benar." Aku pun menyadarinya. Sedari tadi pikiranku hanya terfokus pada Elsa dan Rangga sampai tak sadar bahwa suara jangkrik mengiringi langkah kami.

"Dulu aku tak sadar, karena suara nyaring milik Rangga-kun memonopoli pendengaranku. Dia tak henti-hentinya mengoceh sampai-sampai jangkrik pun malu untuk bernyanyi sekeras ini." Katanya sambil tersenyum.

Event Oneshoot 2nd AnniversaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang