Casseti

79 10 5
                                    

Nama : J. A. Nadila
Tema : Penyesalan
Wp : dosc3ro

Abang sedang mencari.

Cassandra-abang, telah tak tampak.

Apakah hilang?

Aku abangnya.

Aku Casseur.

Abang belum sanggup menghiraukan Cassandra-abang.

Bisakah kau memberi bantuan, sebentar saja mungkin?

Aku Casseur yang teledor.

Begitu tak sanggup mengingat jikalau mempunyai saudari berparas elok.

Entahlah. Abang memang selalu tak sanggup, jikalau untuk Cassandra-abang.

Abang harap Cassandra-abang memberi ampunan.

Jika pun enggan memberi, abang tak apa.

Abang tak pernah sadar...

Maaf...

Abang orang yang begitu dingin.

Mungkin Cassandra-abang...

Sudahlah. Abang kesulitan.

Cassandra-abang pernah berujar...

Aku seorang saudari dari Casseur. Aku pernah bilang, mungkin. Aku suka pada pria buta. Dia begitu buta.

Wahai Casseur-ku, kau tak perlu mengeluarkan tanda tanya. Aku tak mungkin bilang...

Siapa gerangan yang Cassandra-abang suka?

Aku membalas...

Wahai Casseur, itulah aku.

Dunia ku; dunia orang 'kerdil' yang tak berdosa; dunia 'gelap' berpadu.

Dunia ku adalah dunia yang tak akan sanggup dijarah oleh 'penguasa' kejam.

Dunia orang 'kerdil' adalah dunia orang tertindas dan terbelakang. Sejahtera pun tidak, apalagi makmur.

Dunia 'gelap' adalah tempatku berkembang. Tak ada yang namanya kebajikan di sana.

Dunia gelap sangatlah ajaib. Hukum dan hakim sudah punah di sana.

Begitupula dengan gadis.

Gadis?

Siapa itu?

Makhluk macam apakah itu? Bagaimana rupanya?

Aku tak kenal apa itu gadis.

Cassandra.

Ternyata seperti itulah gadis.

Seperti Cassandra.

Tubuhnya berlekuk. Dengan bibirnya yang merekah merah. Bermata biru nan mengkilat. Itulah Cassandra-ku.

Cassandra begitu indah, hingga aku terpaut padanya.

Aku sanggup mengingat, jikalau Cassandra punya seribu cara untuk mengembalikan keberadaan lesung pipiku.

Aku juga sanggup mengingat, di kala aku merasa jatuh, jemari lentiknya selalu berusaha mengikat jari-jemariku.

Aku masih sanggup mengingat, Cassandra-lah yang terkadang dengan mudah meletakkanku di dalam pelukannya di kala aku pulas.

Aku masih akan mengingat, Cassandra-lah yang dengan lembut menggoyangkan bahuku, di kala ada sinar surya.

Aku juga sanggup, bila mungkin Cassandra ingin aku mati, menemaninya di dalam tanah yang kemerahan.

Event Oneshoot 2nd AnniversaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang