Superhero University chapter 7

1K 33 10
                                    

Makasih buat temen2 dan yang udah ngedukung aku.. thanks a lot

___________________________________

"perjalananku dimulai dari sini." Batinku sambil keluar dari ruangan kol. Supardjo dan berjalan menuju ke masa depanku yang sebenarnya.

Keesokan harinya.

Aku terbangun dari tempat tidurku sekitar jam 4 pagi karena aku tidur terlalu cepat tadi malam.

Aku berganti baju kaos dan training, lalu keluar menuju jogging track yang terletak di lapangan samping asramaku.

Tak diduga, aku bertemu Putri di sana.

"hai, Putri. Kau bangun cepat sekali pagi ini." Sapaku.

"wow, hai Robert. Kau juga bangun pagi sekali. Jadi, kau memutuskan untuk tinggal?" Sapa Putri.

"aku tidur terlalu cepat tadi malam dan yah, aku memutuskan untuk tinggal." Kataku.

Aku dan Putri jogging sekitar 1 jam lalu istirahat di bangku sekitar jogging track.

"Capek sekali. Aku belum terbiasa hidup ala militer menjengkelkan ini." Keluhku sambil terengah engah.

"Ini baru permulaan, Robert. Tapi jangan khawatir, selama di sampingmu ada seseorang yang selalu mendukungmu, percayalah padaku. Kau tidak akan merasa capek atau kesal." Kata Putri menyemangatiku.

"dan kau tahu apa yang menyemangatiku selama aku berada di sini? Kau, Denny, Dono, dan... Kelvin. Terima kasih." Kataku lembut kepada Putri.

"kapanpun." Balas Putri.

Lalu kami berdiam diri sambil menyaksikan matahari terbit di ufuk timur.

Lalu, aku dan Putri berjalan kembali ke asrama untuk melanjutkan kegiatan kami.

"sampai jumpa saat makan siang, Putri." Kataku.

"tak bisa menunggu. dah." Kata Putri sambil melambaikan tangannya padaku dan aku membalasnya.

Aku berjalan menuju tempat latihanku dengan pelatih Zainul biasa berlangsung.

"lima set, sekarang!" Perintah pelatih Zainul.

Setelah aku melalukan lima set latihan, aku dipanggil pelatih Zainul dan diajak menuju gudang senjata.

"di USA nanti, kau akan melakukan tes fisik, mental, dan senjata. Sekarang aku akan mengajarkanmu tentang senjata. Di gudang ini, tersedia berbagai senjata yang bisa kau pilih sebagai senjata utamamu. Dan untuk diperhatikan, tidak boleh memakai senjata api." Jelas pelatih Zainul padaku.

Tidak tahu mengapa, tetapi pikiranku tertuju pada pedang yang berwarna perak, dan ramping yang sepertinya cocok untukku.

Lalu aku mengambilnya. Pedang itu pas di tanganku dan sangat ringan.

"aku mengambil ini." Sahutku.

"baiklah, ayo kembali ke ruang latihan." Ajak pelatih Zainul.

"untuk memakai pedang, kau butuh menguatkan otot lenganmu. Push up 500 kali sekarang." Perintah pelatih.

Setelah 500 push up yang melelahkan, pelatih Zainul mengajariku cara mengayunkan pedang dengan baik dan benar. Setelah itu, pelatih Zainul menyuruhku untuk mengayunkan pedang sebanyak 500 kali.

"apa? 500 kali? Aku mengayunkannya sebanyak 10 kali saja sudah susah, apalagi 500 kali? Aku butuh istirahat." Gerutuku.

"setelah 500 kali kau boleh istirahat." Kata pelatih Zainul.

Setelah 500 kali mengayunkan pedang, aku segera berlari keluar dari ruang latihan dan segera menuju ruang makan.

"hei, Robert! mengapa kau...." Teriak pelatih Zainul. Karena aku berlari, itulah kata2 terakhir yang kudengar sebelum aku menjauh dari ruang latihan.

"mungkin pelatih marah padaku." Batinku sambil berlari menuju ke ruang makan.

Aku sampai di sana bertepatan dengan waktu makan siang. dan, sudah ada Putri, Denny, Doni, dan Kelvin duduk di ruang makan. Setelah aku mengambil makanan, aku menuju tempat duduk mereka, dan makan bersama mereka.

"jadi, bagaimana persiapanmu untuk ke U.S?" Tanya Denny.

"em, ya seperti biasa. Pendidikan yang kejam yang diterapkan oleh pelatih Zainul mulai membuatku beradaptasi dengan lingkungan seperti ini." Jawabku dengan lemas.

"semangat! aku yakin kau akan senang berada di lingkungan seperti ini." Kata Putri menyemangatiku.

"terima kasih." Jawabku sambil tersenyum menatap matanya yang indah.

Seketika itu juga, Kelvin berdiri dari tempat duduknya.

"aku sudah selesai." Kata Kelvin sambil pergi meninggalkan kita.

"hei, Kelvin! mengapa kau pergi?" Tanya Denny sambil pergi dan mengejar Kelvin.

"ehm, aku rasa aku juga sudah selesai. sampai jumpa lagi, Putri, Robert." Kata Dono sambil pergi dan meninggalkan kami berdua.

Superhero universityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang