Superhero University Chapter 8

917 24 14
                                    

Thanks to teman temanku yg bakal pisah di kelas selanjutnya ): i'll miss you my friends. thanks to rifda, ayu, ara, nadhifa, dilla, putri, alya, monic, oke.
____________________________________

"ehm, aku rasa aku juga sudah selesai. sampai jumpa lagi, Putri, Robert." Kata Dono sambil pergi dan meninggalkan kami berdua.

Putri berdiri dari tempat duduk dan berkata padaku

"em, sampai jumpa lagi Rob." Kata Putri sambil berlari meninggalkanku dan mengejar Kelvin.

"hebat, sekarang aku telah menghancurkan semuanya." Batinku.

Aku pergi meninggalkan ruang makan menuju tempat latihanku.

Setelah berlatih aku menuju ke kamar dan melewatkan makan malam karena Kelvin pasti masih marah denganku dan akupun tidak tahu alasannya. Mungkin.

"Ini semua pasti karena Putri. Kenapa aku membiarkannya memegang tanganku?" Sesalku dalam hati.

"Dan bodohnya lagi kenapa aku membiarkan hal yang tadi pagi itu terjadi?" Sesalku sambil membodoh bodohi diriku sendiri.

Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu kamarku, sebenarnya bukan mengetuk, lebih cenderung mendobrak.

Aku segera membukakan pintu kamarku dan aku kaget ketika melihat Kelvin di depan pintu kamarku dan melayangkan tinju ke arahku.

Aku terhuyung huyung menabrak tempat tidurku dan terjatuh. Lalu aku berusaha menyeimbangkan diriku dan berdiri.

Kelvin melayangkan tinjunya lagi. Tetapi berkat latihanku, aku secara refleks menahan tinjunya.

"Wow, tunggu dulu Kelvin. Apa yang kau lakukan? Apa salahku?" Tanyaku sambil menahan bertubi tubi tinjunya. Aku mencoba bersabar dan tidak melayangkan tinju balasan karena aku tahu dia melakukan ini karena sebuah alasan.

"Dasar kau tidak tahu diri!" Teriak Kelvin kepadaku.

Aku kewalahan menahan serangannya sampai akhirnya dia berhasil meninju bagian perutku dan aku kehilangan keseimbangan sehingga terjatuh.

Kelvin meninju hampir seluruh tubuhku sampai akhirnya dia berkata

"jangan dekati Putri dan teman temanku." Kata Kelvin sambil meninggalkanku.

Keesokan harinya aku tercengang melihat tubuhku sudah tidak sakit dan tidak ada bekas luka memar lagi. Lalu aku memutuskan bahwa mungkin apa yang dikatakan pelatih Zainul dan kolonel Supardjo betul.

Aku beranjak pergi dari kamar menuju ruang latihan karena ini adalah latihan terakhirku sebelum aku pergi ke US besok.

"Robert! Kamu akan pergi ke US besok dan kamu masih belum tahu bagaimana cara bertarung dengan pedang? Kalau kamu tidak niat, tidak usah pergi ke US! Pergi dari sini dan jalani kehidupan menyedihkanmu itu!" Bentak pelatih Zainul kepadaku.

Aku tidak menanggapi pernyataan pelatih dan diam saja.

"sekarang, ambil pedangmu dan lakukan latihan seperti kemarin!" Perintah pelatih Zainul.

Setelah melakukan latihan mengayun pedang seperti kemarin, aku disuruh melawan pelatih Zainul menggunakan senjata yang sama.

Hanya dalam waktu satu menit, aku sudah terjatuh.

Aku mencoba bangkit dan mulai melawan. Tapi sama saja, aku capek dan tetap jatuh.

"dasar. Ayo sini!" Teriak Pelatih Zainul.

Aku segera berlari menuju tempat pelatih Zainul berdiri.

"kau harus memegang pedang itu seperti ini dan mengayunkannya seperti ini. Dalam keadaan bertahan, posisikan pedangmu seperti ini." Jelas pelatih Zainul kepadaku.

Akhirnya selama hampir 5 jam yang sangat sangat melelahkan, aku mulai bisa menguasai pedangku.

"perkembangan yang bagus, kau bisa istirahat. Aku tidak ingin kau dalam kondisi cacat besok. Persiapkan dirimu. Kumpul jam 5 pagi di sini." Kata pelatih Zainul kepadaku.

Aku meninggalkan ruang latihan dan pergi menuju kamarku.

"aku harus memberitahu Putri atau tidak ya?" Tanyaku kepada diriku sendiri.

Aku memutuskan untuk tidak melibatkan mereka dalam kehidupanku lagi. Aku takut dicap sebagai perebut teman orang.

Keesokan harinya, setelah persiapan yang cukup matang akhirnya aku mengucapkan salam perpisahan pada pelatih Zainul dan kolonel Supardjo.

"Pelatih, terima kasih telah sabar melatihku dan menasehatiku meskipun yah, itu sakit." Kataku kepada Pelatih Zainul.

"Jika kau tidak seceking dan sekerempeng ini, mungkin latihannya akan lebih mudah. Yah, dan semoga beruntung di sana." Balas Pelatih Zainul.

"Semoga beruntung nak, dan ingat, berdoa kepada Tuhan." Kata Kolonel Supardjo.

"Always, sir ." Balasku kepada kolonel Supardjo.

Akhirnya aku menaiki pesawat dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan di US nanti.

____________________________________

thanks for reading! kritik dan saran ditunggu!!!

Superhero universityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang