Past

1.5K 120 25
                                    

Setelah kepergian Kakashi, wanita berambut coklat sebahu itu hanya duduk terdiam memandang keluar jendela pantrynya.

Cemas dan khwatir selalu membayangi pikirannya saat ini. Sambil mengeratkan kedua kepalan tangannya dimeja, ia mulai menitikan kembali air matanya.

"Hikss...maafkan ibu Sakura..hikks maafkan ibu" lirihnya dengan suara serak yang begitu menyakitkan, nampaknya perempuan itu menahan rasa sakit didadanya terbukti dari cara ia mencengkrem erat baju bagian dadanya.

Ya..dia sangat merasa bersalah sekali atas apa yang terjadi pada putri kecilnya itu, kalau seandainya saja ia tidak datang pada Kakashi dan menitipkan putrinya itu, hal seperti ini pasti tidak akan terjadi.

Dia sangat takut apabila orang yang saat ini menahan putrinya itu adalah suruhan Hatake Sakumo yang merupakan ayah dari Hatake Kakashi dan juga adalah kakek dari putrinya itu.

Ia tau bahwa pria bernama Hatake Sakumo itu adalah pria yang sangat mementingkan perusahaannya diatas segalanya, ia yakin apabila pria itu mengetahui tentang Sakura maka putri kecilnya itu pastilah akan dalam bahaya.

.
.
Flashback On
.

Mata coklat itu menatap nanar pada dua garis merah yang terdapat disebatang kertas kaku, agaknya benda itu adalah alat tes kehamilan.

"Apa yang harus aku lakukan" gumamnya putus asa sambil menjambak frustasi rambut coklatnya.

"Aku harus memberitahu ayah bayi ini" ucapnya lirih dengan sambil mengelus pelan perut ratanya.
.

Dengan langkah yang sedikit terburu-buru Rin memasuki gedung yang sudah selama 6 bulan terakhir ini menjadi tempatnya bekerja.

Ia sangat bahagia dan juga bangga karena berhasil bergabung diperusahaan ini, karena perusahaan ini adalah perusahaan elektronik terbesar dijepang dan bahkan menduduki peringkat ke 3 dunia.

Awalnya ia sangat bersyukur sekali dapat diterima ditempat ini dan menjadi seorang sekertaris, akan tetapi karena sebuah insiden yang menimpanya beberapa bulan yang lalu membuat ia menyesali keputusannya bekerja di perusahaan ini.

Beberpa bulan yang lalu saat perusahaanya sedang mengadakan pesta akan keberhasilan perusahaan, ia yang seorang sekertaris ditugaskan untuk menemani sang CEO perusahaan ini. Memang bukan masalah baginya dan sudah menjadi tugasnya sebagai sekertaris untuk menemani Bos dalam acara seperti itu.

Akan tetapi pada puncak acara sang boss malah sudah teler akibat terlalu banyak minum alkohol dan tentu saja ia akan direpotkan dengan itu, dimana ia harus membopong pria tersebut ke Hotel terdekat karena Rin tidak tahu rumah dari bossnya itu dan hal yang paling tepat menurutnya adalah membawa pria itu ke hotel.

Keputusan itu lah yang membawa Rin pada nasib sialnya, saat ia mengantar  pria tersebut ke kamar yang sudah ia sewa, tiba-tiba saja pria itu menyerang Rin dan memperkosanya hingga berujung dengan tumbuhnya nyawa baru didalam diri Rin.

'Ting' suara pintu liff terbuka menyadarkan Rin akan lamunannya dan dengan segera bergegas keluar liff, dan mulai menempatkan dirinya di meja yang terdapat tepat didepan liff. Lantai tempat Rin bekerja adalah lantai 8 dimana tempat itu hanya memiliki satu ruangan saja, yaitu ruangan milik CEO perusahaan.

Ia mulai gelisah tak nyaman saat melihat jarum jam pada jam tangannya, pasalnya waktu ini sudah menunjukan pukul 10 siang yang artinya Bossnya akan segera tiba. Dan saat itu lah ia harus mengatakan tentang insiden pada malam itu dan juga tentang kehamilannya ini, walaupun ia tahu bahwa bosnya itu tidak akan mau bertanggung jawab tapi setidaknya ia harus tahu bahwa saat ini ia tengah mengandung anaknya, darah dagingnya.

My Daughter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang