Bagian 5

1 0 0
                                    

Jumat sore Terra menelepon mamanya, namun setelah empat kali percobaan tidak diangkat, Terra memutuskan untuk meminta bantuan Rendra untuk menelepon mamanya. Terra hanya menitipkan pesan, jika mamanya tidak ingin berbicara dengannya, Terra hanya akan meminta izin untuk mengirimkan beberapa barang yang dulu merupakan pemberian mama dan papanya. Selain itu juga beberapa barang lain yang dirasa tidak perlu disumbangkan atau dijual.

Sekitar dua puluh menit kemudian Rendra menelepon Terra untuk memberikan update dari mamanya. "Ra, mamamu tidak menolak maupun meng-iya-kan. Beliau hanya menyampaikan seperti ini 'terserah apa yang mau dilakukan Terra, saya akan membiarkannya sampai dia puas', kurang lebih seperti itu." Ucap Rendra menirukan kalimat yang diucapkan mama Terra. Terra hanya tersenyum kecut mendengar update dari Rendra, sama seperti yang sudah diperkirakan.

Lalu pada Sabtu pagi, Terra sudah bersiap dengan tenaga ekspedisi untuk memindahkan barang-barangnya. Awalnya Terra sempat ragu apakah dia akan ikut mengantarkan barang tersebut atau tidak. Namun setelah mendapat pencerahan dari Rendra melalui telepon, akhirnya Terra ikut mengantarkan barang menuju rumah orang tuanya.

Setibanya di rumah mama dan papanya, Terra memencet bel rumah. Mamanya sendiri yang membukakan pintu dan berlalu kedalam begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Terra menghela nafas, tidak memiliki pilihan lain. Lalu dia memberi aba-aba kepada tim ekspedisi untuk menurunkan barang-barang tersebut dan menaruhnya di gudang yang berada di samping rumah. Barang tersebut tidak banyak, tapi cukup lebar dan besar, seperti kasur, lemari dengan desain unik yang dipilih oleh papanya saat Terra lulus kuliah dulu, dan sofa beludru berwarna coklat muda seperti selera mamanya.

Barang-barang elektronik sebagian dijual oleh Terra, sebagian lainnya disumbangkan kepada panti asuhan. Lalu barang-barang lain yang bersifat dokumen dan yang memiliki kenangan tersendiri dibawa Terra ke rumah orang tuanya dan disimpannya di kamarnya semasa kecilnya dulu.

Menjelang siang, perpindahan barang telah selesai. Papa Terra tidak nampak dimanapun, mungkin saja di ruang kerja, atau mungkin juga belum pulang dari bersepeda. Papa Terra masih rutin bersepeda pagi, terutama saat weekend, yang dilakukannya bersama beberapa temannya. Mama Terra tidak ada ketertarikan untuk sekedar menyapa, duduk, atau bahkan membuka percakapan dengan Terra.

Setelah melihat situasinya yang tidak memungkinkan untuk berada di rumah tersebut lebih lama, Terra memutuskan untuk kembali. Ketika dilihatnya kembali mamanya yang membaca majalah di ruang tengah, Terra mengucapkan salam, "Ma, barang-barang telah selesai kami pindahkan. Terra ikhlas barang tersebut akan diapakan oleh Mama dan Papa. Tapi yang pasti, Terra sendiri tidak rela menjual atau menyumbangkannya karena itu semua pemberian Mama dan Papa yang memiliki cerita tersendiri bagi Terra." Mamanya masih tak bersuara, terlihat menikmati bacaannya. "Terima kasih Mama masih menerima kehadiran Terra hingga saat ini. Suatu saat nanti, Terra akan segera kembali dengan jiwa yang telah penuh, menjadi Terra yang lebih baik lagi. Sampaikan salam Terra untuk Papa. Terra pamit." Tutup Terra sembari menundukkan kepalanya.

Mamanya tidak menanggapi sama sekali dan tetap lekat dengan apa yang sedang dibacanya. Terra lalu keluar, dan setelah mengucapkan terima kasih, Terra meminta kepada tim ekspedisi untuk mempir di sebuah tempat makan tidak jauh dari kompleks rumah orang tuanya. Terra ingin mentraktir tim ekspedisi tersebut untuk makan siang. Namun karena tidak memungkinkan jika dilakukan di rumah orang tuanya maupun di apartemennya, maka Terra melakukannya di tempat makan.

Namun sesaat sebelum Terra menutup pintu mobilnya, mamanya berteriak di ambang pintu, "Jaga kesehatan!", dan sebelum sempat Terra keluar dari mobil, mamanya berlalu kedalam lagi. Terra tidak dapat melihat wajah mamanya dan Terra tidak pernah tahu jika saat itu mamanya meneteskan air mata. Terra hanya bergumam lirih, "Terima kasih, Ma."

SentieroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang