Ketika aku membuka kedua mataku, aku melihat sesosok lelaki yang sedang menungguku tepat di samping tempat aku berbaring. Kulitnya terlihat pucat, aku tidak bisa melihat wajahnya karna dia menopangnya dengan kedua tangannya di tepi tempat tidurku.
"Merry, kamu baik-baik aja?" Aku mendengar suara seorang perempuan. Hana
"Ternyata hanya mimpi" Batinku.
"Ini di mana?" Tanyaku pada Hana.
"Tenang aja, ini di rumah sakit. Tadi waktu kecelakaan di lab, pak Vian langsung membawa kamu ke sini" Kata Hana menjelaskan.
"Tapi kamu bisa langsung pulang kok kalo udah mendingan" lanjutnya.Setelah lama berbincang dengan Hana, suster datang untuk mengecek luka bakar di kakiku. Karna lukanya tidak terlalu parah akupun segera pulang ditemani Hana.
"Hari ini sangat melelahkan, apa dia ada di rumah?" Pikirku.
"Aku belum masak dan membersihkan rumah sama sekali"
Sesampainya di ruang tengah, aku melihatnya tertidur di sofa. Rumah terlihat bersih dan makan malam sudah tersedia di atas meja makan.
"Apa dia sendiri yang melakukannya?" Pikirku.Akupun menuju kamar mengambil selimut untuknya. Aku melihatnya tertidur pulas dan wajahnya terlihat sangat kelelahan. Aku pun beranjak dari sofa tempat dia tertidur. Tiba-tiba dia menarik tanganku dan mendorongku hingga aku terlentang di sofa tempat dia tertidur tadi.
"Ini terlalu dekat" batinku.
Dia hanya diam seribu bahasa. Tak ada yang mengeluarkan suara. Hanya terdengar suara detak jantung yang semakin cepat. Tidak seperti biasanya. Dia hanya menatapku dengan tangannya menahan pergelangan tanganku di kursi."Apa hari ini kamu sengaja melakukannya?" Tanyanya tanpa sedetikpun mengalihkan pandangannya dari mataku. Aku tidak mengerti maksud ucapannya tadi.
"Pergi ke kampus dengan laki-laki sialan itu. Menumpahkan asam sulfat ke kakimu agar kamu diantar sama dia lagi. Iyaa??? Jawab!!!!" Teriaknya.Aku tidak mengerti, aku bahkan tidak mengenal lelaki itu. Aku juga kesakitan saat kakiku terkena zat itu. Untuk apa aku melakukannya jika aku merasa sakit. Sampai saat ini aku masih bisa merasakan bagaimana rasanya kakiku disiram dengan air di kamar mandinya tadi.
Tiba-tiba air mataku keluar. Tidak tahu apa sebabnya, tapi dadaku terasa sesak saat dia mengatakan itu.
"Maaf kalau aku udah buat kamu repot. Dan makasih udah ngobatin lukaku. Tapi itu semua bukan hal yang sengaja kulakukan" Kataku sambil melepaskan tanganku menuju kamar.
**
Jam menunjuk pukul 23.20 tapi aku masih belum bisa menutup mataku.
"Tok tok tok.."
Terdengar ketukan pintu dari luar kamar. Aku tidak menjawab,l.
"Lagian pintunya tidak dikunci" Pikirku.
"Hah nggak dikunci?"
"Apa semua baik-baik aja" Tanyanya sudah berdiri di dekat pintu kamarku.
"Maaf.." Lanjutnya.DEG
Dia pun segera keluar dari kamar tanpa menunggu jawabanku.
"Aku nggak bisa tidur" Kataku pelan. Tiba-tiba dia berhenti dan mendekat ke tempat tidur.
"Ya Tuhan, apa yang sudah kukatakan. Ini sama aja menggali kubur sendiri" Batinku sambil mengepal kedua tanganku di dalam selimut.
"Apa ucapanmu tadi sama dengan memintaku untuk menemanimu malam ini?" Tanyanya sambil tersenyum.Wajahku memerah, aku langsung menutup wajahku. Dia segera duduk di sampingku sambil mengelus rambutku yang terurai panjang. Selimut yang menutup wajahkupun ditariknya hingga aku dapat melihat wajahnya dengan jelas. Jantungku berdegup kencang. Wajahnya mendekat dan mulai melumat bibirku.
Kali ini berbeda, kali ini aku tidak berusaha untuk melepaskannya. Tangannya yang besar berada di leherku. Akupun mulai menyentuh punggungnya yang sudah berada di atasku. Aku merasa nafasku memendek. Sesak tak beraturan.
"Mmhhh.."
Dia menciumi leherku dan terkadang menggigitnya.
"Ahh... Hhh"
Kembali dia melumat bibirku sambil menarik rambutku pelan.
Jantungku berdegup sangat kencang. Sepertinya malam ini aku sudah mengucapkan hal yang mengerikan.Hayolohhhhh yang gk bisa tidur tapi gk ada yg nemanin wkwkkw XD
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen atau Pacar
Romance(Bijaklah memilih bacaan anda!) "To..tolong jangan bunuh sa...saya" kataku terbata-bata. Orang tersebut hanya diam dan menggenggam pergelangan tanganku yang kecil. Aku sangat takut sampai tidak berani melihat kearah wajahnya. Aku hanya ingin tidur d...