Hana's POV
"Aku sudah mengatakannya"
"Sekarang Merry sudah tau kalau aku menyukai Pak Vian"
"Aku harus menelepon Merry"
Batinku tak kunjung tenang, aku masih memikirkan kejadian saat aku mengatakan bahwa aku menyukai Vian pada Merry.Jangtungku berdegup kencang, aku pun mencari hapeku dan ingin segera menelepon Merry, tapi tidak ada jawaban.
"Apa Merry sedang sibuk" Pikirku.Aku mencoba meneleponnya lagi. Dan..
"Hallo..""Ini bukan suara Merry"
"Ini suara siapa"
"Vian?"
"Kenapa dia yang mengangkat teleponku?"
"Apa Vian sedang bersama Merry?"
"Atau Merry sengaja agar aku bisa bicara dengan Vian"
"Aku harus jujur""Hallo.." Jawabku pelan.
"Ini saya Vian, bisa kita bicara langsung di Cafe dekat kampus? Ada yang ingin ku katakan"
"Ba...baik" Kataku terbata-bata.Aku segera mengganti baju dan menjaga penampilanku agar terlihat sempurna di mata Vian. Aku sudah lama menantikan saat-saat dimana aku bisa bertemu langsung dengan dia.
"Merry memang terbaik" Batinku.Jam menunjukkan pukul 4 sore. Aku sudah menunggu sekitar setengah jam yang lalu. Mungkin karna rumahku yang sangat dekat dengan cafe kampus atau rumah Vian yang terlalu jauh. Ntahlah. Aku menunggunya di pintu masuk cafe, agar kami bisa masuk sama-sama.
Waktu yang kutunggu pun tiba, ku lihat dia turun dari mobilnya dengan memakai kaos putih lengan panjang dengan bawahan celana jeans. Jantungku mulai berdegup kencang, dia berjalan ke arahku. Aku tersenyum semanis mungkin, tapi aku tidak tau apakah itu terlihat baik atau malah aneh.
"Bisa kita bicara di dalam mobil saja?" Kata Vian.
"Ba...baik" Kataku kaku.
"Apa yang ku pikirkaannn, tenang, tenang... Mungkin dia hanya ingin menjaga privasi karna lokasinya di dekat kampus" Batinku.Awalnya suasananya sangat tegang dan Hening. Tapi akhirnya dia mulai berbicara. "Kamu Hana teman Merry kan?" Katanya sambil melihatku. Seperti biasa, terlihat wajahnya yang dingin.
"I..iya" Jawabku.
"Ku dengar ada yang ingin kamu katakan" Lanjutnya lagi.
"Bagaimana iniiii?" Batinku.
"Kenapa saat aku mengatakannya pada Merry semuanya lancar, tapi sekarang? Ya Tuhan tolong berikan aku keberanian""Hana.."
"I..iya, ada yang ingin ku katakan, tapi aku mohon dengarkan saja, kamu nggak perlu menjawab apapun""Saat aku lulus SMA aku ingin kuliah di luar negeri bersama papa di Jerman, tapi mama melarangku. Mama sama Papa udah lama berpisah sejak aku duduk di sekolah dasar. Sejak mereka pisah aku tinggal dengan Mama, tapi kupikir aku hanya tinggal sendiri. Dia ada di rumah sekali seminggu, dan itu sudah syukur banget. Mama suka berfoya-foya dan sering berganti-ganti pasangan. Sedangkan Papa, Papa memang sangat perhatian, tapi pekerjaannya pasti lebih diutamakan daripada aku. Sejak mereka berpisah kupikir aku adalah orang yang paling menyedihkan, hingga suatu hari aku melihat kamu. Akuu.."
"Aku menyukaimu"
Haii gays
Happy reading, ada yg pernah ngerasain apa yang dirasain Hana?
●_●
๏_๏
‹•.•›
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen atau Pacar
Romans(Bijaklah memilih bacaan anda!) "To..tolong jangan bunuh sa...saya" kataku terbata-bata. Orang tersebut hanya diam dan menggenggam pergelangan tanganku yang kecil. Aku sangat takut sampai tidak berani melihat kearah wajahnya. Aku hanya ingin tidur d...