4. Ciuman pertama

12.5K 314 0
                                    

Sepertinya akhir-akhir ini aku sering mengalami kejadian aneh, mulai dari salah sambung, cowok aneh datang ke rumah dan sekarang harus telat ke kampus dihari pertamaku masuk kuliah. Kalau begini ceritanya, aku nggak akan punya temen.

Pemikiran aneh pun bermunculan satu per satu di dalam kepalaku. Aku berusaha tetap berpikir positif dan segera berlari menuju ruang F7. Harapanku satu-satunya saat ini adalah.. Semoga dosennya belum datang.

Tetapi takdir berkata lain. Pintu ruangan sudah ditutup.
"Bagaimana kalau dosennya nggak ngijinin masuk? Aku pulang aja kali ya. Tapi ini hari pertama masuk kuliah. Aduhh" Aku semakin takut. Akhirnya aku memutuskan untuk mengetuk pintu.

"Tok tok tok" Aku mengetuk pintu ruangan F7 pelan.
"Masuk" Terdengar sahutan dari dalam.
"Thanks God" pikirku.
Aku pun membuka pintu ruangan dan segera masuk. Aku berjalan menuju arah belakang sambil menundukkan kepalaku. Kemudian aku duduk di sebelah seorang cowok berbadan besar. Dia memakai kacamata dan dia bau sekaliii.
"Ah sudahlah, lebih baik aku fokus aja" pikirku.

Aku pun memalingkan wajahku ke arah depan. Dan mungkin inilah akhir dari kehidupan kampus yang aku damba-dambakan selama ini. Kenapa cowok yang di rumah tadi ada di depan sana? Kenapa dia ada di sini? Kenapa dia ada di mana-mana? Mahasiswa? Satpam? Dosen? Nggak mungkin. Aku pasti salah.

Akupun mencoba bertanya pada cowok yang duduk disebelahku tadi.
"Permisi, cowok yang berdiri di depan sana itu siapa ya?" Tanyaku pelan.
"Dosen mata kuliah ini lah, masa tukang bersih" Jawabnya sambil menggaruk ketiaknya.

Ya Lord, dosa apa yang sudah kulakukan sehingga mengalami semua ini. Sudahlah, mungkin ini adalah yang terbaik -_-

Jam menunjuk pukul 10.00, perkuliahan pun berakhir.
"Baikah hari ini cukup sampai di sini. Selamat siang" Kata dosen itu sambil membereskan bukunya.
"Akhirnya selesai juga" pikirku.
Namun dosen tersebut melanjutkan.
"Satu lagi, yang bernama Merry Putri tolong ke ruangan saya" Katanya singkat.

"Hah? Merry Putri? Itu namaku kan? Ada masalah apa? Karna telat tadi? Ahh, kenapa harus aku?" Pikirku lagi.
Aku pun segera bergegas pergi ke ruangannya sambil membawa bukuku. Sesampainya di sana, aku masuk tanpa mengetuk pintu.

"Heh cowok idiot, kamu pikir kamu ini siapa seenaknya nyuruh-nyuruh. Aku ingatin ya, jangan pernah datang ke rumah ku lagi dan ganggu kehidupan ku lagi. Anggap aja kejadian malam itu dan tadi pagi nggak pernah terjadi" Kataku dengan mata melotot.

Seketika dia mendorong aku ke dinding ruangannya yang dingin dan menahan tangan kiriku dengan tangan kanannya yang besar. Buku yang ada ditanganku pun jatuh berantakan.

"Apa itu ucapan yang layak untuk orang yang udah nolongin kamu malam itu?" katanya sambil menatapku tajam.
"Hah? Nolongin kamu bilang? Kamu..."
Tiba-tiba dia mencium bibirku.

Aku tidak bisa bernafas, dadaku terasa sesak, tangannya sangat dingin, aku berusaha mendorongnya dengan tangan kananku, tapi tubuhku terlalu kecil jika dibandingkan dengan dia.
"Mmhhh.."
"Lepa..s...."
Dia melanjutkan ciumannya tanpa sedikitpun memberiku ruang untuk bergerak.
"Deg..deg..deg.."

Jantungku berdegup kencang. Aku hanya bisa diam dan merasakan suhu ruangan  yang tadinya dingin berubah menjadi begitu hangat.









Hallo kalian... Makasih udah mau baca sampe part 4 *ambil tisu* hiks
Kalo ceritanya ngebosanin dan gk jelas, lempar aja hpnya TT *rusak mba* -_- huuu
Hehehe yg pastinya makasihh ya kalian *terharu*
-tobe continue-

Dosen atau PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang