Part 4 "Someone That You Love"

370 56 2
                                    

   Pukul 21.00 PM masih menjadi malam sore bagi kota Gangnam.

Bagaimana tidak? Aktivitas masih dilakukan seperti biasa dan masih banyak kendaraan berlalu-lalang di jalanan kota Gangnam.

  Dua namja tampan menduduki sofa hitam berbahan kulit dengan tatapan kosong ke luar jendela.

   "Hyung, kau tak pulang?" tanya Chanyeol, namja yang memulai pembicaraan.

  Seokjin, namja kedua dengan paras cantik dan bibir tebal dan sedikit iringan senyum kecil.

"Kau mengusirku?".

Chanyeol menggeleng berkali-kali, "Kau gila? Aku ingin kau lebih lama disini! Tapi, bagaimana dia?" ujarnya dengan nada tak beraturan.

  Seokjin mendesah singkat.

"Hah, aku akan menginap sepertinya..." ucapnya dengan sedikit menggumam.

   Chanyeol kegirangan namun berusaha menyembunyikannya. "Eerhmm. Bukankah nanti dia akan lebih mengamuk?" tanya Chanyeol.

"Tidak, ia begitu mencintaiku sehingga lupa caranya mengamuk yang benar." jawab Seokjin dengan senyuman manisnya.

   Chanyeol tertawa singkat, "Kau licik hyung. Selalu tahu bagaimana membuat seseorang marah tanpa membencimu".

Seokjin hanya melirik ke arah Chanyeol dan mengangkat kedua bahu lebarnya.

  Hening, suara desiran angin terdengar jelas meski tak diluar. Hawa dingin masuk melalui celah jendela, lampu-lampu malam Gangnam bersinar bagai matahari kecil di depan apartemen Chanyeol.

   "Hyung.... apa kau benar-benar mencintainya?" tanya Chanyeol memecah keheningan.

Seokjin terkesiap, dan tersedak saat meminum tehnya.

"Tentu saja!" jawab Seokjin tanpa ragu seraya meletakkan teh panasnya.

  "Aku tak pernah mencintai seseorang, hyung. Serasa tak ada waktu memikirkan semua itu." ujar Chanyeol sambil memain-mainkan kuku jarinya.

Seokjin menatap Chanyeol dengan berbinar dan kedipan berkali-kali.

  "Apa benar? Apa kau tidak cinta ibumu, Yeol-ah?" tanya Seokjin.

Chanyeol mengangkat alisnya, "Untuk apa aku mencintai seseorang yang ternyata tidak mencintaiku?" gumamnya agak keras.

  "Apa kau bisa tahu isi hati seseorang? Mereka bisa menutupinya, bukan? Semua manusia misterius. Kau tak akan pernah tahu apa yang disembunyikannya" ujar Seokjin.

   "Karena itu aku tak pernah merasa kesal jika dia marah padaku, karena jika ia tak marah, tandanya ia tak sayang padaku. Kuyakin, ia sekarang menyesali semuanya. Temuilah ibumu sebelum terlambat, Yeol-ah".

   "Bagaimana dengan Kim Tae?" tanya Chanyeol tak memandang mata Seokjin.

"Ha? Hm? T-Tae? E-entahlah... Masih sangat sulit untuk mengajaknya bicara" jawab Seokjin salting. Chanyeol terdiam, suasana hening dimulai lagi.

Itulah yang kurasakan, Jin hyung.

*

*

*

   Irene POV

Kim Taehyung gila. Bisa-bisanya ia memarahi asisten barunya? Kuharap dia sabar.

   Ada kasus apa lagi ini? Pembobolan rumah?

Hmmm.... menarik sekali. Namun tetap saja tidak terlalu menantang. Aku lebih suka kasus pembunuhan.

Kim Taehyung, setelah kupandang-pandang, kau tampak sangat lelah. Mata sayumu terlihat jelas, dan apa-apaan rambutmu itu? Selalu membuatku khawatir.

  Tapi syukurlah ia memiliki asisten baru, entah rasa sesak apa dalam dadaku ini, aku tak boleh membiarkannya.

Nyatanya, aku tak bisa selalu berada di sisi Taehyung, kan? Aku juga berperan dalam divisi keamanan, aku tak bisa terus menerus memperhatikannya.

   Semoga asisten barunya dapat selalu menemaninya.

Irene POV End

Siang itu, Irene kembali ke Gangnam untuk tugasnya, ia agak lega atas kehadiran asisten baru Taehyung yang bisa membantu temannya itu.

  "Bae Irene!" panggil seorang cewek dengan nada lucu diiringi eyesmile sipitnya.

"Ah, Seulgi" Irene melengak dan tersenyum tipis.

  "Irene, kau sudah menjenguk Taehyung hari ini?" tanya Seulgi.

"Menjenguk? Lebih tepatnya mengunjungi karena tugas" jawab Irene dingin.

"Lagipula, sekarang ia sudah dihadirkan asisten baru" tambahnya dengan menyangga dagunya menggunakan tangan kirinya.

  Seulgi terkikik, "Kau tidak cemburu?".

"Gila, ya? Untuk apa aku cemburu?" tegas Irene dengan menaikkan alisnya.

"Kukira kau menyukainya" Seulgi semakin menggoda Irene.

  "Apaan? Tae sudah kuanggap adikku sendiri, tau!" tungkas Irene dengan wajah tegas.

   Seulgi tertawa sejenak, "Haha, kau lucu ya, Rene! Bukannya kau menyukai Tae? Kalian kan udah kenal 2 tahun. Pastinya salah satu dari kalian ada perasaan dong!".

   Irene menggeleng cepat, "Ngelantur lu! Kan udah aku bilang, Tae udah aku anggap kek adikku sendiri".

Seulgi hanya tertawa ringan.

"Beneran kau nggak suka siapa-siapa?" tanyanya.

   Irene menggeleng agak ragu, "Entah. Mungkin aku terlalu disibukkan oleh tugas, sehingga aku tidak bisa mencintai seseorang".

"Kau akan menemukannya kok! Aku yakin Ireneku pasti akan menemuka siapa yang kau cintai." ujar Seulgi tersenyum dan melihat ke arah Irene. Irene pun membalasnya dengan senyuman juga.

-

-

  
Makasih buat yang udah ngeluangin waktu buat baca Ff ue 😭😭😭😭

Jangan lupa sekalian vote setelah membaca ya guys!!
Semoga selalu diberi kesehatan 😆😆😆

FINGERPRINTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang