Part 2 "About Problem"

542 60 4
                                    

Chanyeol POV

  Hahh.... Sebentar lagi kasus ini selesai. Debatku akan selesai. Hanya tinggal beberapa lagi, Yeol... Kuatlah...

   "Annyeonghaseyo Sunbaenim!" sapaku sambil membungkukkan diri ke Jimin, seorang pengacara namun lebih senior daripada aku.

"Apaan kau formal sekali, Yeol?" balasnya sambil tertawa.

    "Mian, min-ah... Kupikir kali ini kita jadi rival" bisikku mendekatkan diri dan menepuk pundak Jimin diiringi senyum tipis milikku. Jimin membalas senyumanku juga, diiringi eyesmile sipitnya yang mempesona.

   "Kau tahu Yeol, kita teman bukan?" bisiknya. Aku mengangguk ringan. Memang kami teman, namun aku sudah tak bisa mempercayainya 100% lagi, karena ia pernah berkhianat. Namun tetap saja aku memiliki strategi.

Chanyeol POV End

*

*

*

   Ruang kejaksaan yang penuh bau kotor para narapidana, dan penuh dengan kata-kata makian, tipuan dan bentakan yang telah menjadi keseharian Chanyeol untuk menghadapinya.

   Kali ini, ia berhadapan dengan narapidana bernama Bang Kai yang tertuduh melakukan penggelapan ekonomi di sebuah pabrik kecap terkenal di Korea Selatan. Beberapa bukti telah terkuak nyata dan hukuman telah dijatuhkan. Namun tetap saja, sosok Jimin tak mudah dikalahkan.

   "Debat terakhir, Yeol... Sabarlah. Jimin sialan itu! Sudah kuduga ia akan begini!" ucap Chanyeol dalam hati dengan tatapan tajam ke arah Jimin. Jimin hanya menaik-naikkan sebelah alisnya seperti pandangan menantang yang semakin membuat Chanyeol membara.

    "Jadi, berapa tahun hukuman yang harus bapak Bang Kai terima, pak Hakim?" tanya Chanyeol.

"Jika ku menyesuaikan dengan hukuman saudara jaksa, maka hal itu akan melanggar HAM saudara Bang Kai. Maka dengan dikeluarkannya hukum ini, sebagai hukuman atas perbuatan saudara Bang Kai atas terjeratnya anda terhadap penggelapan ekonomi dan telah melanggar 3 pasal penting di dalam Negara ini, maka anda akan dijatuhi hukuman penjara 5 tahun," jelas pak Hakim tak lupa dengan ketokan palu 3x.

TOK, TOK, TOK

   Chanyeol tersenyum lega, sedangkan Jimin tetap dengan senyumnya yang menjengkelkan. Namun, tetap saja Chanyeol yang menang.

*

*

*

  "Selamat, Yeol. Kau menang" puji Jimin menepuk pundak Chanyeol.

"Hah, sudah kuduga kau akan mengkhianatiku,
min-ah," balas Chanyeol dengan tawa tak ikhlas.

  "Tenang saja, ucapkan selamat tinggal dengan hal itu karena tak lama aku juga akan keluar dari semua hal ini." ujar Jimin meninggalkan Chanyeol dan menuju ke mobil hitamnya.

   Chanyeol terkejut dengan mata bulatnya yang membelalak dan telinga yang sedikit dinaikkan.

"Oi min-ah! Apa masalahmu sampai keluar dari pengacara?" tanya Chanyeol menggedor-gedor pintu mobil Jimin.

  Jimin pun membuka jendelanya perlahan, "Karena aku bosan berbohong, Yeol-ah." jawabnya singkat diiringi sedikit hela nafas.

Chanyeol tercengang dan bingung akan sikap Jimin tiba-tiba.

   "Apa masalah anak itu, sih?" gumamnya memandangi mobil Jimin yang mulai menjauh.

*

*

*

Jimin POV

  Yeol-ah, selesai sudah semua ini. Aku tak perlu berbohong lagi, dan..... kurasa aku perlu beberapa masalah agar dapat mengkhianatimu lagi.

  "Jimin-ssi, mulai besok kau sudah tak menjadi pengacara lagi. Harap lapor kepada tuan Suho" ujar Taeyang, supir pribadiku sekaligus pengacara seniorku.

   "Ne, sunbae" jawabku.

Besok akan menjadi hari yang panjang. Entah pekerjaan curang apa lagi yang akan aku dapat.

Jimin POV End

*

*

*

    Di sebuah apartemen di distrik Gangnam, namja bertubuh tinggi itu menghempaskan koper hitamnya ke atas kasur.

Nafas berat yang dihela berkali-kali, keringat yang tak henti-hentinya mengalir dari pelipisnya, dan mata yang tertutup dengan sedikit gerakan bola mata.

    "Arghh!!!" teriak Chanyeol mengeluarkan amarah dan beban. Memandangi jam dengan detak tak beraturan, memicu trauma Chanyeol saat itu.

"Argghhh!!! Bukankah baterainya sudah habis?!" bentaknya dengan nada tinggi.

   "Aku yang memperbaikinya, Yeol-ah," ujar sosok namja berkulit putih, paras cantik dan bibir merah muda yang mengembang imut.

"H-hyung?" Chanyeol nampak linglung.

"Istirahatlah, mau sampai kapan kau akan merusak jam yang kuberi? Setidaknya biarkan traumamu perlahan hilang" ujar namja itu seraya memberi Chanyeol selimut putih sehalus sutera.

   "Aissh.. Kim Seokjin. Sampai kapan juga aku harus terpaksa menuruti keinginanmu yang seperti ibuku?" tanya Chanyeol dengan nada yang agak dilembutkan.

Seokjin tertawa ringan, "Sudah kubilang panggil dengan nyaman. Kau tampak tak nyaman dengan nama asliku, Yeol-ah,".

   Chanyeol mendesah singkat dengan senyum tipis terukir manis dibalik bibirnya, "Bagaimana istrimu?" tanya Chanyeol mengalihkan pembicaraan.

"Dia sekarang marah padaku, namun tetap saja aku menyayanginya." jawab Seokjin mengelus pelan punggung Chanyeol.

   "Hyung, kenapa kau tiba-tiba ada disini? Kau tahu passwordku?" Chanyeol mulai bangkit.

"Sudah kubilang, karena istriku marah padaku, ia ingin sendiri katanya. Bodoh, kurasa sebentar lagi ia akan mengomel. Imutnya..." ujar Seokjin dengan sedikit gumaman di akhir kalimat.

  "Tentu aku tahu, Yeol. Kau tak pernah menggantinya selama 3 bulan ini," tambahnya dengan senyum manis yang mengembang sempurna.

   Chanyeol meringis, "Tak ada waktu, hyung,".

"Jika kau ada masalah keluarga, datanglah kemari hyung. Aku kesepian." tambahnya dengan nada rendah dan desahan.

  Seokjin mengangguk, "Ku membuatkanmu beberapa kimchi dan kimbap. Makanlah, hanya itu yang ada di kulkas. Aku tak membawa uang, dia menyita dompetku." ujar Seokjin dengan tawa sederhana.

   "Hahaha, ia tak berubah, hyung. Masih seperti anak gadis pada umumnya, setidaknya ia cantik dan doyan makan kan hyung?".

Seokjin mengangguk dengan bibir sedikit dinaikkan, "Karena itulah aku mencintainya."

   Chanyeol pun menurunkan kedua kakinya dan memakai slipper putih yang sudah disiapkan Seokjin. Ia pun berjalan gontai menuju dapur dengan mata sayu.

   "Bagaimana Kim Tae?" tanya Seokjin tiba-tiba.

"Masih dengan panggilan itu? Kurasa Tae akan menolakmu lagi." jawab Chanyeol sambil memakan kimbapnya.

Seokjin menggeleng, "Aku merasa bersalah, namun ku tahu Kim Tae tak akan pernah membenciku." ucap Seokjin dengan ketukan tangan memecah keheningan.

   "Kau jahat, hyung. Tapi, semua demi kebaikan Tae bukan?" kata Chanyeol melanjutkan memakan  kimbapnya. 

Seokjin mengangguk-angguk dengan mata tertutup.

"Aku menyayanginya, jadi inilah yang terbaik" ujarnya.

-

-

Abang Ceye udah berperan nih guys... Gimana cocok gak jadi jaksa? 😁😁😁

Ceye mah jadi apa aja pantes buat ue~~ 😄😄😆

Jangan lupa votenya ya guys!!😆😆😆

Makasih yang udah nyempetin baca Ff ue~~ Semoga selalu diberi kesehatan ye~😆😆😆

Story selanjutnya bakal ngebahas kasus nih, guys. Stay tune yakkk!! 😆😆😆

FINGERPRINTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang