"Gue berhak tau atas alasan itu, karena itu menyangkut gue. Udah cukup puas denger jawaban gue?"
"Gue mau lo, gabung sama club mading."
Deg.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
Vella berusaha mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan bahwa pria di hadapannya ini adalah Malvin. Bukan orang lain. Karena pernyataan yang baru saja ia lontarkan cukup membuat jantung Vella tak berhenti berdegup kencang.
"Sorry, lo ngomong apa barusan?" tanya Vella dengan ekspresi bodoh nya.
"Dia bilang, dia pengen lo gabung di club mading Gravella." tiba-tiba seseorang menyahut dengan suara lantangnya. Dan terlihat jelas sosok tegap berkulit kuning langsat tengah bersandar di tembok koridor dengan memasang wajah sok gantengnya yang saat ini tengah tersenyum genit kepadanya.
"Bintang? Sejak kapan lo disitu?" tanya Vella polos.
"Sejak dua tahun yang lalu." jawabnya polos
"Sorry Bi, lo bisa bedain makna dari sebuah pertanyaan kan?" jawab Vella mulai kesal.
"Kayanya gue ganggu ya? Kalau gitu gue duluan, masih banyak urusan." ucap Malvin dan segera ia pergi meninggalkan Bintang dengan Vella.
Bukan lo yang ganggu Vin, tapi si ketos sok ganteng ini yang ganggu. Batin Vella.
"Mau apa sih lo sebenarnya? Gue ga ngerti ya Bi sama lo akhir-akhir ini. Suka tiba-tiba tau ga bikin shock. Gue mending nonton film setan dari pada liat muka lo!"
"Oh jadi secara ga langsung lo ngatain gue lebih serem ketimbang film setan?"
"Iyalah."
"Sialan lo Vella!" balas Bintang sembari menjitak kepala Vella.
Pletak!
"Tai lo ketos sok ganteng!"
"Lo yang tai!"
"Lo bau tai!"
"Ya lo bau!"
"Ah tai lo! Ga penting!" ucap Vella lalu sesegera mungkin ia meninggalkan makhluk ter 'tai' ini.
"Gue ga salah denger kan, kalau tadi si Malvin ngajakin gue gabung club mading? Sama dia?" gumam Vella pelan sembari terus berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya.
"Vellaaaaaaaaa!!!" teriakan melengking hingga semua orang tertuju pada dirinya. Vella mendelik sinis ke arah Nesha yang tengah berada 5 meter dari nya sembari berkacak pinggang.
"Lo kemana aja sih?! Dari tadi bel istirahat udah bunyi, lo betah banget di hukum kayanya ya? Kenapa lo? Abis ketemu Malvin?" ucapan Nesha kembali membuat jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.
"Diam artinya benar. Lo utang cerita sama gue. Sekarang, ayo jajan gue lapar." ajak Nesha seraya menarik tangan Vella.
"Aduh duh si tengil narik tangan gue gausah kek emak emak bawa anaknya gitu dah!" ujar Vella kesal.
"Lo emang kaya bocah sih Vel."
"Eh si tai sialan banget lo Nes!"
Dan terjadilah aksi kejar mengejar antara anjing dan kucing. Sampai-sampai mereka lupa bahwa saat ini adalah jam istirahat yang dimana kondisi koridor saat ini sangat ramai.
Bruk!
Tiba-tiba Vella tidak sengaja menubruk punggung seseorang dengan keras sehingga membuat sang empunya meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malvin's Heart
Fiksi Remaja"Vel, lo ga cape apa nungguin dia yang peka nya entah ke berapa abad lagi?" "Gue gatau Nes, kapan ya dia bisa peka dan sadar kalau gue sayang banget sama dia." Kata Gravella sembari memikirkan ucapan Nesha sahabatnya. Entah apa yang harus Vella lak...