Fight

725 51 0
                                    

"Je... Roje... Sssh shhh gue duduk tempat lo ya"

Eunha berbisik ke arah Rose. Takut jika Jiho kembali menghindarinya lagi. Perlahan, Rose melirik ke penghuni bangku disebelahnya yang masih sibuk dengan novel dan headset di telinganya. Setelahnya ia bertukar tempat duduk dengan Eunha.

Jam kosong Matematika yang ingin ia gunakan untuk memperbaiki hubungannya dengan Jiho yang mendiami Eunha setelah insiden bogeman.

"Jiho..."

Disodorkannya sekotak coklat verero hingga akhirnya Jiho melirik sebentar ke arah Eunha.

"Lepas ya headset nya. Bentaar aja."

"Apa? Mau ngebelain si albino?"

"Jiho... Dia itu baik tau."

Jiho melepas headset nya dan menutup novel Amba-nya. Tak lupa, tatapan tajam itu juga ia berikan pada Eunha.

"Lo tau gak sih, dia itu berandal. Dan lo tau? Apa niatnya berandal buat macarin lo tiba tiba kayak gitu?"

"Jiho... Kak Suga gak kayak gitu."

Eunha menunduk dalam, tak berani menatap Jiho lama lama. Meski ia tidak akan mendapat tamparan keras dari Jiho, tapi tetap saja. Kemarahan Jiho beribu kali lipat sangat menyeramkan.

"Kasih gue 3 alasan kenapa lo nganggep dia baik."

"Gini, kemarin dia sopan sama gue. Gak main nyosor aja tuh? Dan nyokap gue ketemu dia dan langsung diterima tuh."

"Terus"

"Dia tulus sama gue Jii..."

"Cringe. Please Jung Eunha, Boy isn't pure that all."

"Kalo gitu, kasih gue 3 alasan kenapa lo illfeel banget sama dia"

Belum Jiho sempat menjawab pertanyaan Eunha, beberapa siswa laki laki berlarian melintasi koridor kelasnya. Lebih tepatnya siswa kelas dua belas karena Eunha sempat melihat dasi yang mereka gunakan.

Sampai seseorang dengan kulit putih pucatnya dan seragamnya yang sudah tak karuan berdiri tepat di depan pintu kelasnya. Entah pria itu sadar atau tidak, kekasihnya menatapnya dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan.

"Woi Raharjo! SINI KEJAR GUA HAHA"

Kedua jari tengah ia berikan kepada sosok yang sudah Eunha yakini adalah guru ekonomi kelas 12. Setelahnya, laki laki itu kembali berlari menyusul temannya yang sudah menghilang ke gedung sebelah.

"Dan itu tiga alasan kenapa gue harus illfeel sama dia."

Jiho menyeret kursinya untuk duduk di bangku Yuju dan Lisa yang sedang tertidur. Meninggalkan Eunha yang masih terdiam mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

































"Mau es krim?"

"......."

"Gak mau? Ya udah."

Beda dari sebelumnya, Suga malah memakan kedua eskrim tersebut tanpa menunggu kekasihnya menjawab. Sebenarnya Suga bukan tidak peduli dengan perubahan sikap Eunha yang kembali mendiamkannya seperti ini.

Suga DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang