Rindu

170 12 0
                                    

Sejak 3 hari yang lalu, ia memutuskan meninggalkanku, aku sendiri, aku kacau, semua berantakan. Untuk kuliah pun semua motivasi dari teman dekatku, aku bisa tertawa lepas, tertawa seolah tiada masalah di depan temanku, tapi tidak ketika aku sendiri. Aku kehilangan hidupku dulu, "apa ini yang namanya patah hati ?" batinku dalam hati. Tiada selera makan, tiada selera interaksi, hanya terus-terusan melihat notifkasi handphone masih berharap dia untuk menghubungiku lagi. "Kau terlihat bodoh", yah semua orang membisikku seperti itu, aku pun sadar dengan diriku sendiri, begitu rendahnya aku yang terus beruraian air mata sementara dia tertawa lepas disana. Kata orang, pasca patah hati butuh kestabilan terlebih dahulu untuk menata kembali puing-puing yang tersisa, sehingga butuh waktu untuk sendiri, untuk meratapi diri, yang gak boleh terlena dengan keadaan. Benar, kata itu benar adanya, hanya saja aku yang masih terlalu kalut, sehingga terus-terusan berlalu. Hari kian berganti, waktu kian berjalan, sementara kamu kian jauh. 

Tanpa kusadari sejak diputuskan malam itu, aku tidak pernah melihat feed di instagramku lagi. Aku hanya sibuk merenung, berpikir, dan intropeksi diri mengapa ini bisa terjadi secepat ini. Aku coba menyibukkan diriku dengan sekedar melihat feed media sosial yang ku punya

"Fotomu masih rapi di feed instagramku, kamu terlihat lucu di sini, senyummu aku suka, sayang kamu udah jauh" sebutku ketika melihat feed pribadiku, yang sama sekali belum ku hapus foto-foto kebersamaan antara aku dan dia. Aku scroll down, hingga di feed paling awal ketika kita jadian pertama kali, banyak foto disitu, foto bunga, foto coklat, foto setiap event sekolah, foto kemenanganku, dan banyak lagi bersamanya. 

Masih terus aku pandangi wajahnya di feed pribadiku, tanpa terasa air mata kian menetes perlahan "aku rindu... aku rindu kamu disini" lirihku. Sementara aku gak pernah tau bagaimana kamu disana, apa sedang tertawa dengan lepas setelah meninggalkanku atau.... sebaliknya. "ah aku rasa tidak mungkin". Seseorang yang begitu aku cinta, dan aku perjuangkan setiap harinya tega mengkhianati cintaku dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal.

"Lihat dirimu Al, kamu begitu cantik untuk hanya mengharapkan kembalinya saja, biarlah dia pergi dan kamu bisa mencari yang lebih baik dari dia" motivasiku sendiri, sambil terus menatap feed instagramku, yang sesekali membuka aplikasi kamera memperlihatkan kamera depan yang langsung menunjukkan wajahku, dan aku terus menatapi wajahku sendiri melihat bengkaknya kedua mataku yang mungkin pasca mengalami tangisan yang sering aku lakukan.

Entah mengapa cinta ini membuatku sakit, sakit, dan begitu sakit. Cinta yang dulu sama-sama kita bangun, berharap sampai akhir hayat kini sirna sudah, cinta aku hilang....



Teruntuk Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang