PRESMA || CHAPTER 03

112K 9.6K 248
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️



Pagi ini Kiara sudah disibukan dengan dapur, dan kebiasaan Kiara adalah ia akan bernyanyi sambil menari untuk sesekali mengikuti alunan musik yang ia dengarkan.

Kiara merasa seperti mengurus bayi besar, dimana ia harus membuatkan makan setiap hari, menyiapkan pakaian, mengingatkan untuk makan, berbelanja stok makanan, belum lagi semua pekerjaan rumah Kiara yang mengurus.

Karna Devan tidak mempekerjakan pembantu, kata Devan jika Kiara masih bisa mengerjakannya mengapa harus menyuruh orang lain.

Jam masih menunjukan pukul lima pagi tapi Kiara sudah berada didapur untuk menyiapkan sarapan, karna Devan akan memandu kegiatan OSPEK hari ke dua.

Jika hari biasanya ia akan membuatkan sarapan pagi pukul tujuh, sekarang menjadi pukul enam. Untung saja wajah Devan tampan, jika buruk rupa lebih baik ia pergi dari rumah ini.

Persetan dengan amukan kedua orang tuanya.

Ya, Kiara tidak mau menjadi manusia yang naif, ia menyukai laki laki yang tampan. Syarat pertama yang Kiara lontarkan jika ditanya perihal tipe suami idamannya, tentu saja ia akan menjawab berparas tampan, syarat kedua sampai seterusnya barulah kaya, pintar, taat beragama, menggemaskan dan tentunya caranya tersenyum membuat Kiara merasa nyaman, juga Kiara merasa terlindungi saat didekatnya, dan semua persyaratan itu ada pada Devan.

Itulah alasan sejahat apa pun Devan, Kiara akan tetap suka.

Awalnya Devan pikir, Kiara adalah gadis yang tidak bisa apa apa karna takut kukunya akan rusak belum lagi kehidupannya sebagai seorang putri dikeluarga Pahlevie membuat Devan semakin dibuat tidak yakin, tapi semenjak tinggal satu rumah Devan benar benar merasa seperti memiliki seorang istri.

"Saya pergi," ucap Devan telah selesai sarapan sedangkan Kiara yang melihat itu langsung mencuci tangan dan melepas celmek kemudian berlari kearah Devan. 

"Bubu tunggu!" ucap Kiara yang membuat Devan menolehkan pandangannya, Kiara yang sudah berada tepat di hadapan Devan langsung mengambil tangan kanan Devan dan mencium punggung tangannya, sedangkan Devan sudah terbiasa dengan tingkah tingkah konyol Kiara, terkadang membuat jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.

"Makan siang bareng sama Kia ya?" tanya Kiara sambil mengelus pucuk kepala Devan singkat karna takut Devan akan marah.

"Ya," ucap Devan singkat tanpa senyum ataupun ekspresi lainnya.

Setelah merapihkan rumah Kiara pergi ke kamar mandi untuk bersiap siap pergi ke kampus.

***

Waktu menunjukan pukul setengah duabelas dan Kiara sudah berjalan di koridor kampus, disepanjang koridor pun banyak yang menyapa Kiara dan tentu saja setiap sapaan akan dibalas ramah oleh Kiara.

Sangking ramahnya membuat Kiara dijuluki dengan sebutan primadona Aseanic university, dan julukan itu bukan hanya terkenal di dalam kampus tetapi tak jarang kampus kampus lain juga mengetahui tentang hal itu.

PRESMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang