PRESMA || CHAPTER 20

92.1K 7.5K 114
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️



Bubuuu

Tnggu sy d mbl

Oke bubu <3 !

Kiara tidak membawa mobil, semenjak tinggal bersama Kevin dan Mario. Ia selalu pulang bersama Devan, atau terkadang Nara dan Ocha.

Devan memilih untuk satu mobil dengan Kiara sebenarnya bukan karna ingin pendekatan dengan gadis itu, hanya saja garasi rumah baru mereka tidak cukup jika harus menampung empat mobil.

Devan dan Kiara berjalan di lobby perusahaan milik Mario, seluruh staf disana sudah paham siapa yang datang, mereka langsung berbaris dan menundukkan kepalanya seraya memberi penghormatan singkat pada keduanya.

Sebenarnya Kiara merasa aneh akan hal ini, apalagi Devan yang menunjukkan wajah datarnya membuat para gadis sesekali mencuri pandang, hal itu sukses menjadi bahan sorotan Kiara.

"Bubuu," sentak Kiara yang menghentikan langkah dan menarik tangan kiri Devan agar berhenti melangkah.

"Hm?" ucap Devan yang menaikan sebelah alisnya menghadap Kiara, sedangkan Kiara justru mengeluarkan masker wajah untuk menutupi wajah Devan.

"Jangan dilepas pokoknya!" ucap Kiara sambil berjinjit memasangkan masker berwarna hitam itu diwajah Devan.

***

"Buna what are you doing here?" tanya Arsen saat melihat Kiara membuka pintu ruangan milik Mario.

Kala itu Arsen yang sedang bermain diruangan Mario langsung berlari ke arah Kiara yang berdiri di depan pintu ruangan.

"Hai, a-yah," ucap Arsen yang melihat Devan berdiri dibelakang Kiara sambil melambaikan tangan ke arah Devan.

"What do you call me?" tanya Devan yang terkejut dengan sapaan dari Arsen, bahkan terdengar sangat aneh saat Arsen menyebutnya ayah.

"Papa said i should call you, a-yah?" ucap Arsen yang terlihat cukup kesulitan mengatakan kata ayah pada Devan.

Devan yang mendengar penjelasan singkat dari Arsen langsung menatap tajam ke arah Mario sedangkan yang di tatap justru mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Akhirnya, Devan berjalan ke arah Arsen lalu menggendong anak itu, Arsen yang merasa tubuhnya melayang hanya diam saja, lain halnya dengan Kiara.

"Ih bubu, sini Arsen biar Kia aja yang gendong," ucap Kiara yang melihat Devan menggendong Arsen hanya dengan tangan kanannya.

"Kamu pikir saya gak bisa gendong anak kecil?" tanya Devan yang berjalan ke arah pintu keluar.

"Ih pake tangan dua, nanti Arsen jatoh bubuu!" sentak Kiara yang dijawab oleh Arsen.

"Arsen, doesn't fall bunaa!" celetuk Arsen yang membuat Devan menarik ujung bibirnya.

PRESMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang