PRESMA || CHAPTER 11

93.3K 8.1K 222
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️



Sepulangnya dari kampus Kiara langsung mandi, tak lupa ia merawat wajahnya selama empat puluh menit untuk menggunakan sheet mask dan beberapa skincare lainnya, rasanya semua beban tugas kuliahnya menghilang dari otaknya.

Setelah mendengar berita tadi pagi, Kiara sepertinya harus menemui Devan untuk memberikan kejelasan bahwa ia tidak mau ikut kegiatan.

"Bubuu!!" ucap Kiara yang berlari ke arah pintu utama, terlihat Devan yang baru masuk ke dalam rumah dengan wajah lelah.

Rambutnya yang sudah berantakan, kemeja putih yang kancing dua diatasnya sudah hilang, bahkan almamaternya dibawa dengan tangan kanannya tidak lagi digunakan.

"Ini bukan hutan!" ucap Devan sambil menatap Kiara dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Dengan pakaian tidur unicorn berwarna soft pink, Kiara percis seperti anak SD yang menyambut ayahnya pulang.

"Kenapa bubu konfirmasi Kia ikut outbound sih?!" tanya Kiara sambil mehentak hentakan kedua kakinya.

"Bukan saya, tapi temen kamu," jawab Devan yang kemudian berjalan menuju kamar.

"BUBU KIA GAK MAU IKUT POKOKNYA!!" pekik Kiara dari tempat berdirinya sekarang.

"Jangan kekanak-kanakan Kiara!!" pekik Devan dengan nada geramnya.

Nama Kiara sudah tercantum tidak mungkin ia tidak ikut, jika ingin membatalkan harusnya tidak usah ikut sekalian dari awal.

"Bubukan ketua BEM, tinggal blacklist aja nama Kia, apa susahnya sih?!" ucap Kiara kemudian berjalan ke arah ruang keluarga dengan segelas susu coklatnya sedangkan Devan ia tetap berjalan ke kamar dan mengabaikan gadis itu.

Kiara menonton film hingga larut malam, Devan yakin gadis itu akan tidur di sofa.

Sekarang sudah pukul dua pagi, Devan berjalan keluar dari kamarnya untuk memindahkan Kiara ke ranjang.

Devan membawa Kiara ke dalam kamar, ia merebahkan tubuh Kiara dengan sangat hati hati. Setelah itu sebelum melanjutkan tidurnya ia mencium kening Kiara singkat lalu ikut merebahkan diri disampingnya. Terkadang, Devan pikir kedua orang tuanya cukup kejam, membuat anaknya tersiksa dengan satu gadis kecil pemberontak.

***

Pagi hari selalu menjadi awal untuk Kiara memulai beraktivitas, tapi pagi ini tumben sekali ia tidak melihat Devan.

Waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi tapi Devan mengapa sudah tidak berada dikamar, apa menjadi presiden mahasiswa sesibuk itu?

Kiara meminum susu coklatnya sambil menonton kartun, hingga ia tersadar akan satu hal.

Kiara langsung berlari ke kamarnya mengeluarkan koper yang berukuran kecil, dan segera memasukan baju, make up dan juga skincare miliknya.

PRESMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang