05.

39 4 0
                                    

Pagi ini Ayasha merasa ada yang hilang pada diri nya. Pikiran nya terbang entah kemana. Ia hanya memikirkan bagaimana ia harus bersikap kepada Adlan. Menyulitkan memang.

"Nanti aku pulang bareng mama ya?" tatapan dengan suara lirih terlihat Ayasha memang sedang tidak mood. "Kenapa gitu Yas? Biasa nya kamu ngumpul dulu sama temen temen kamu?".

"Aku ga mood , mom".

"Ga mood kenapa sih sayang? Lagi berantem a?" pertanyaan yang dilontarkan mama nya membuat Ayasha sedikit melirik mama nya itu.

"Engga kok ma. Ayas emang lagi ga mood  aja" tangan Ayasha mengambil tangan mama nya untuk berpamitan.
"Hati hati sayang".

***
"Ayas kepikiran Ad-" belum sempat Kirana melanjutkan perkataan nya, Ayasha menutup mulut Kirana dan sedikit melotot dan mulai berbicara. "Anggap aja gue ga punya perasaan sama dia Na. Gue risi sama perasaan itu".

"Kenapa risi? Kenapa ga coba nyatain perasaan Ayas aja ke dia nya? Ayas kan baik. Kali aja kan dia suka sama lo?".

"Kasih pertanyaan nya satu satu Na" cibir Irani yang baru saja akan duduk disamping Ayasha. "Lo ga bisa Na maksain perasaan orang".

"Duh Ran. Gue ga maksa. Gue cuma ga mau dia jatuh cinta sendiri".

"Engga secepat itu lo mutusin keputusan lo Na. Lo bisa cari tau dulu siapa yang saat ini lagi deket sama Adlan" ketiga nya terdiam Kirana hanya mengangguk karena tertegun dengan perkataan Irani. "Heran ya sama temen gue ini. Kenapa suka sama si es coba" celetuk Kirana dengan terkikih.

"Eh iya kata Fahri pas kita ga ikut pelajaran Bu Terri dia ngasih tugas kelompok woi" kata kata itu jelas membuat Kirana menengok pada tempat duduk yang terdapat Ayasha dan si Irani yang ikut terkejut. "Yang bener lo?".

"Kapan gue pernah bohong sama lo tentang si Bu Terri".

"Duh. Tuh guru ga ada abis nya ngasih tugas deh. Mau ga mau lo ketemu Adlan lagi Yas." perkataan itu jelas membuat Ayasha mematung dan mencerna perkataan Irani dengan baik baik.

"Hei 3 receh gimana tugas kelompok nya?" suara datar yang membuat ketiga nya terkejut ternyata datang dari, Adlan.

"Menurut lo?" alis Kirana menaik seperti gunung, haha. "Tumben banget seorang Adlan Halmahera Mulia nanyain tugas?! Hah" sebal Kirana dengan mendengus menatap Adlan yang masih menaikkan alis nya pula.

"Bacot lo. Eh Ayas. Gimana tugas nya? Gue ga yakin sama dua orang ini" telunjuk Adlan menunjuk Kirana dan Irani yang membuat mereka berdua melotot menatap Adlan.

"Gu-Gue. Eng-ga tau" perkataan Ayasha terbata bata membuat Adlan mematung sesaat untuk mencerna perkataan Ayasha dengan baik. " Ngomong aja belum bener. Gue Adlan. Tumben banget lo kikuk begini ngomong sama gue".

"Ya ga papa. Gu-gue ikut aja" Ayasha sedikit menunduk tidak ingin menatap Adlan.

"Yaudah kerumah gue nanti. Oke" ketiga nya hanya mengangguk menyetujui.

Ayasha segera membuka handphone nya dan mulai menulis pesan kepada Anita, Mama nya.

Mama Sayang

Ayasha: "Ma. Aku nanti ga jadi pulang bareng. Aku mau kerja kelompok di rumah Adlan. Sorry".

Mama: "Iya sayang ga papa. Nanti mama bareng sama mama nya Kirana dan Irani kok".

Ayasha: "Thank you, mom".

***

"Bu? Sera ga mau nulis tuh bu" telunjuk Ayasha mengarah ke Sera sambil terkekeh.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang