Part 11

9 3 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Nayra menghela nafas lega. Ia sedang berada dikelas bersama tiga orang teman perempuan satu kelasnya.

"Hufftt.. Syukurlah tugas nya udah selesai" ucap Nayra pada tiga orang temannya.

"Iya Nay. Tinggal ngeprint doang. Oh ya flashdisk nya gue bawa aja,nanti gue print in sekalian" ucap Rani.

"Beneran nih gak keberatan?" tanya Nayra.

"Yaelah santai aja kali Nay. Kan dari tadi lo yang jawab soal nya. Sekarang giliran gue aja yang nge print" jawab Rani.

"Udahlah biarin aja si Rani aja yang ngeprint. Kan dia punya mesin print banyak dirumah" ucap Leovani.

"Dasar luhh" sahut Rani.

"Guys,udah yuk pulang! Udah sore nih" ucap Mitha melerai.

"Betul tuh. Cuaca mendung lagi" ucap Nayra.

Akhirnya mereka bertiga meninggalkan Nayra karena Nayra yang meminta agar ketiga teman nya pulang duluan.

Nayra menginjakkan kakinya diruang Karate. Tepat setelah Nayra baru sampai,manik mata hitam Nayra menatap Darrel yang baru saja selesai latihan dan sedang mengemasi barang barangnya.

"Hai Darrel" sapanya pada laki laki didepannya.

"Hm"

"Mm.. Darrel hari ini aku pulang bareng kamu ya?" ucap Nayra sambil menatap Darrel penuh harap.

"Gak bisa" jawab Darrel langsung. Nayra mendesah kecewa. Namun ia tidak kehilangan akal

"Please Darrel. Tadi supir aku telfon katanya waktu perjalanan kesini supir aku mengakali pecah ban" jelas Nayra.

Ya. Nayra tidak berbohong,barusan supir yang menjemput Nayra telfon kalau sedang mengalami pecah ban.

"Naik taksi" jawab Darrel datar.

"Darrel,sekarang udah sore. Mana ada supir taksi yang lewat sini?" keukeh Nayra. Sedangkan Darrel berdecak kesal.

"Ya udah" jawab Darrel pada akhirnya. Sedangkan Nayra tersenyum senang.

-  -  -

Pada saat di perjalanan,Nayra tak henti hentinya tersenyum bahagia. Hari ini pertama kali nya Darrel mau mengantarnya pulang.

Selama ia berpacaran dengan Darrel,baru kali ini lah ia diantar pulang oleh pacarnya.

Namun senyum Nayra perlahan memudar bersamaan tetesan air hujan yang tiba tiba turun.

Darrel segera menepikan motornya dan mencari tempat untuk berteduh.

"Darrel,kita kesana aja!" seru Nayra sambil menunjuk toko kecil yang tutup. Tanpa ba bi bu lagi mereka berdua segera berteduh disana.

Nayra menengadahkan tangannya keatas. Ia meresapi setiap tetes air hujan yang turun. Senyum nya mengembang.

"Gak usah main hujan kalo lo gak mau sakit" tiba tiba suara datar itu menghentikan aktivitas Nayra. Siapa lagi kalau bukan suara Darrel.

"Darrel,tahu gak kalo hujan itu bisa buat nutupin kesedihan kita? Coba deh kalo kita pas sedih atau pas nangis terus berbaur dengan hujan pasti air mata kita akan tersamar dengan turunnya air hujan. Oleh itu aku jadi suka hujan. Setidak nya hujan bisa menemani kita saat bersedih. Setidak nya hujan bisa menutupi air mata dan kesedihan kita" celoteh Nayra. Sedangkan Darrel diam mendengarkan ucapan Nayra.

Akhirnya mereka berdua sama sama saling diam. Nayra yang sibuk mengagumi air hujan dan Darrel yang sibuk dengan fikiran nya.

Lama kelamaan udara berubah menjadi sangat dingin. Nayra sampai menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. Bibirnya juga bergetar karena kedinginan.

Darrel menoleh kesamping dan melihat keadaan Nayra yang menggigil kedinginan.

"Gue udah bilang sama lo. Gak usah main hujan kalo gak mau sakit. Liat sekarang lo kedinginan" ucap Darrel dengan nada datar dan terlihat sedikit kesal.

Sedangkan Nayra tersenyum bahagia. Nayra berfikir mau sedatar apapun nada bicara Darrel padanya,namun tak bisa di pungkiri,barusan terdapat nada khawatir dari Darrel untuk Nayra.

Setelah berbicara seperti itu,Darrel segera melepas jaket yang dipakainya kemudian ia memakaikan nya pada Nayra.

Nayra menegang ditempat. Ia tak menyangka kalau Darrel akan berbuat seperti ini. Sedetik kemudian ia tersenyum.

"Makasih" ucap Nayra dengan senyum tulusnya.

"Darrel,kita cari penjual bakso yuk" ucap Nayra. Sedangkan Darrel menaikkan sebelah alisnya.

"Aku tau tempat penjual bakso enak disekitar sini. Tempat nya gak jauh kok. Itung-itung lumayan buat ngangetin badan" ucap Nayra tiba-tiba.

"Gak. Lo gak liat sekarang hujan?" tolak Darrel dengan nada dingin.

"Kita terobos hujannya. Lagi pula tempat nya gak jauh dari sini Darrel. Please Darrel" ucap Nayra memelas. Akhir nya Darrel mengalah.

-  -  -

Nayra Pov

Aku sedang melihat Darrel yang sedang memakan semangkok bakso di hadapannya dengan ekspresi datar nya.

Saat sedang mengagumi wajah nya dari samping,tiba tiba ia tersedak dengan kuah bakso didepannya. Sontak aku memberikan teh milik ku.

"Hati hati kalo makan Darrel" ucap ku padanya. Dia mendengus kearah ku.

"Lagian kenapa lo liatin gue dari tadi?" tanya nya sinis. Aku hanya tersenyum mendengar nya.

"Kamu ganteng" tiba tiba mulut ku berkata dengan tanpa merasa dosa. Sedangkan Darrel menaikkan sebelah alisnya.

Aku mengusap-usap keningku kikuk.

"Err.. Maksudku kamu ganteng karena kamu cowok" ucapku yang semakin tidak nyambung.

'Hey tentu saja tampan! Semua laki laki pasti tampan bukan?' batin ku berteriak kesal.

"Jelas kalo gue tampan. Gue cowok kalo gue cantik berarti cewek dong" ucap nya kemudian diakhiri kekehan.

Tunggu

Kekehan??

Darrel tertawa??

Aku memandang tak percaya ke arahnya.

Darrel yang merasa Nayra menatap nya dengan wajah melongo nya pun segera merubau raut wajahnya menjadi datar. Bahkan terkesan dingin.

"Kenapa?" tanya Darrel padaku. Iris mata coklat nya menusuk mataku.

"Eh? Gak papa" jawabku sambil tersenyum kikuk.

"Hujan nya udah berhenti. Gue anterin lo pulang sekarang" ucap Darrel kemudian bersiap berdiri.

Ia membayar pesanan kita tadi kemudian menyerahkan helm miliknya untuk ku.

-  -  -

Cinta Dan SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang