Dua- Insiden kantin.

1.5K 77 18
                                    

Tanpa di duga, Tanpa di tebak seorang laki-laki sudah berada dihadapan mereka.

"Benua! Gue mau daftar jadi wakil ketua osis!"

Benua yang sedang menikmati makanannya, mendongak terkejut ketika mendapati seorang laki-laki bertubuh pendek sedang tersenyum ke arahnya.

"Asep!" Pekik Mariana terkejut.

Ya, laki-laki itu bernama lengkap Asep Sulastro. Teman sekelas mereka. Termasuk dalam kategori siswa terbelakang dengan tingkat kecaperan yang berlebihan. Dengan kacamata tebalnya dan seragam yang terlihat sangat gombrong. Alias kebesaran.

Tanpa permisi, Asep langsung duduk dihadapan dua perempuan itu. Ia tak henti-hentinya tersenyum. Memamerkan behel giginya yang baru di belinya sejak seminggu yang lalu.

"Sep, lo serius mau daftar jadi waketos?" Tanya Mariana dengan wajah menyelidik.

"Iyalah! Lo kira wajah gue keliatan nggak serius?!" Sewot Asep.

Mariana berdecih. "Ngomongnya biasa aja donk. Ana kan cuma tanya!". Ia pun melanjutkan memakan baksonya yang tinggal setengah."Emang mukanya nggak pernah keliatan serius." Ucap Mariana pelan.

Syukur si Asep rada bukit. Alias budek dikit.

"Gimana, gue di terima nggak Benua?" Tanya Asep dengan wajah centil. Matanya ia kedipkan sebelah, namun nyatanya membuat cewek dihadapannya ingin memuntahkan isi perutnya.

"Maaf, waketosnya udah terpilih yaitu gue." Suara berat menganggetkan mereka bertiga dan mereka menoleh secara serempak ke pemilik suara itu.

Laki-laki bertubuh tinggi itu duduk di samping Benua yang terdiam membeku,

"Dan lo nggak perlu daftarin diri lagi. Karena Benua sendiri yang udah milih gue jadi waketosnya dan sekaligus pacarnya."

"Pacarr?!!"Teriak Asep dan Mariana dengan serentak.

Sedangkan Benua bukan lagi terkejut. Ia sangat shock  dengan kehadiran laki-laki yang tak dikenalnya. Bahkan sampai mengaku-ngaku bahwa ia adalah pacarnya.

Asep pun berdiri kecewa, "Yaelah udah keduluan deh gue. Semoga langgeng ya bro." Ia menepuk bahu laki-laki itu dan melenggang pergi.

Dan, apakah yang terjadi selanjutnya?

Benua menggebrak meja kantin dengan keras, sehingga semua penduduk kantin terkejut dan menoleh ke arah sumber suara.

"Maksud lo apa sih?!"

Benua lalu berdiri, menatap tajam cowok dihadapannya.

"Maksud gue? Gue mau lo jadi pacar gue! Nggak ada penolakan!" Jawab laki-laki itu tanpa beban.

"Lo gila hah?!" Decak Benua kesal.

"Iya, gue gila karena lo Benua! Gue tuh suka sama lo!" Teriak cowok itu penuh penekanan di setiap kata-katanya.

"Lo siapa sih, kenal aja nggak dan lo dengan seenaknya ngatur gue buat jadi pacar lo?!"

"Gue Samudera Abigail Valencio. Gue suka sama lo Benua! Dan lo calon pacar gue!" Jawabnya tanpa ada rasa malu sedikit pun.

Kali ini, Benua benar-benar sangat marah. Ia tak akan membiarkan seorang laki-laki dengan kurangajar mengklaim dirinya sebagai pacar. Memangnya, dirinya barang?

Benua tertawa, cenderung mengejek. "Terus, lo pikir gue bakal nerima lo dengan mudahnya. Lo nggak ngaca gitu sebelum mau ngomong ini ke gue?" Benua kembali tertawa. "Lo pikir, hidup ini kaya di dunia novel?! Seorang laki-laki mengklaim cewek yang tak dikenalnya sebagai pacarnya. Sekali lagi lo mikir pake otak lo! Punya otak kan lo!!"

Benua & SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang