Enam Belas- Perjuangan Samudera dalam doa

946 43 11
                                    

Sekarang aku paham, kalau mau makhluknya maka dekati dulu penciptanya.
-Samudera gans n soleh-

___________________________________

Happy reading guys!

Kedua mata cowok itu mengerjap beberapa kali sebab sinar matahari dengan hebatnya menerobos kaca ruangan kamar yang sebentar lagi akan ditinggalkannya.

"Mamah mau bayar administrasi dulu ya, Sam. Kalo elu boring, jalan-jalan aja ke luar tapi jangan jauh-jauh entar ke sasar dan tak tau arah jalan pulang!" Pesan Lita setelah menarik tirai berjuntai panjang itu. Sebelum ia keluar ia harus berpesan pada anak sulungnya itu, keadaan Samudera memang sudah membaik. Tapi sebagai orang ibu, Lita harus mengkhawatirkan putranya itu.

"Kaya judul lagu," Ucap Samudera lemas. Bukan. Bukan lemas karena tubuhnya yang baru membaik. Ia lemas karena sang gebetan tidak menjenguknya sampai detik ini!

"AKU TERJATUH DAN TAK BISA BANGKIT LAGIIIII!" Dari pintu Daniel bersenandung ria. Nampaknya ia telah menguping percakapan antara ibu dan anak sulung.

Dari jarak sekitar 30 cm sepanjang penggaris si Bulan, Lita memandang sang suami dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Daniel yang sadar ditatap sang istri, menoleh ke arah Lita, "Mamah kenapa, liatin papah begitu? Terharu sama suara papah yang ngalahin suara limbad ya?! Hayo ngaku, suara papah emang bagus mah nggak usah dipuji nanti papah jadi kemaluan ah!" Ucap Daniel dengan malu-malu meong.

"SANGKING BAGUSNYA TUH SUSTER SAMPE KABUR PAH!" Sekian lama bungkem, Lita bersuara dan menunjuk ke arah pintu yang bergerak menutup.

Benar saja, terdengar suara gedebuk! di luar sana. Daniel segera mengintip dari celah pintu.

Nampak sang suster sedang terduduk gemulai di lantai sambil mengelus-ngelus lututnya. Di depannya terdapat sang satpam yang berpakaian serba hitam.

"Aduh, sus! Kaki suster nggak apa-apa?!" Sang satpam ingin membantu suster tersebut, tapi apa daya suster itu menolak dengan angkuhnya.

"Ih, aturan yang ditanya tuh kuping saya pak! Bukan kaki saya!" Elak sang suster itu. Sambil berupaya berdiri, walau akhirnya mencomot tangan sang satpam untuk ia berdiri.

"Emang kenapa atuh sama kuping suster?" Tanya Satpam dengan penasaran.

"MASIH DITANYA AJA, KUPING SAYA HAMPIR AJA PECAH TADI PAK, GARA-GARA DENGER SUARA SUPER ANCUR!"

Daniel segera berbalik dan memegangi dadanya bak pemain sinetron yang sedang ketakutan.

"Kenapa pah? Ada apa?" Tanya Samudera penasaran gara-gara liat raut wajah Daniel yang hendak nahan BAB!

Sesantai mungkin, Daniel menjawab, "Itu. Ada kucing terbang."

"Baru tau kucing terbang." Gumam Samudera menggerutu. Lita hanya menggeleng tidak mengerti lagi dengan sang suami.

"Udah ah, mamah mau kedepan dulu!" Baru di ambang pintu, Daniel mencegah dengan pertanyaannya.

"Mau kemana sih mah? Papah nggak diajak?" Wajah Daniel terlihat sangat melas.

"Ihhhh mau tau aja!" Lita berbalik sambil mengibaskan rambut panjangnya itu mirip sekali artis seperti iklan shampo yang ramnutnya kinclong sekali. Tapi siapa tahu ada makhluk kecil nan imut yang mendiami rambutnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Benua & SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang